Ragam Perubahan Praktik di Ruang Kelas/Satuan Pendidikan yang Telah Dilakukan (Refleksi Tindak Lanjut PMM)
Hai Sobat Guru Penyemangat, Berdasarkan inspirasi yang Anda dapatkan, apa perubahan praktik Anda di ruang kelas/satuan pendidikan yang telah Anda lakukan?
Pertanyaan di atas akan muncul ketika Sobat mengisi ragam inspirasi baru sebagai buah dari upaya tindak lanjut saat mengisi pengelolaan kinerja di laman Platform Merdeka Mengajar.
Yang namanya perubahan bukanlah sesuatu yang selalu harus wah, owh, atau pun terlampau keren, melainkan dipraktikkan dan diterapkan di kelas maupun di sekolah.
Dengan demikian, hal tersebut lebih kepada aksi nyata dan diterapkan secara sungguh-sungguh demi mengharapkan perubahan terhadap karakter murid menjadi sesuatu yang lebih baik.
Nah berikut ada ragam perubahan praktik di ruang kelas/satuan pendidikan yang telah dilakukan berdasarkan inspirasi baru dari upaya tindak lanjut PMM.
Detailnya, mari disimak ya:
Berdasarkan inspirasi yang Anda dapatkan, apa perubahan praktik Anda di ruang kelas/satuan pendidikan yang telah Anda lakukan?
1. Menerapkan kegiatan refleksi di awal pembelajaran dengan media emoticon kepada siswa
Salah satu perubahan praktik pembelajaran yang bisa dilakukan di ruang kelas sebagai inspirasi baru dari upaya tindak lanjut ialah melakukan kegiatan refleksi di awal pembelajaran untuk memastikan suasana belajar, kondisi sosial emosional siswa dalam keadaan baik dan siap untuk belajar.
Hal ini dilakukan dengan cara misalnya siswa memilih gambar emoji tersenyum, sedih, bangga, semangat, atau bahkan emoji murung.
Setelah siswa memilih, guru bisa meminta mereka untuk bercerita secara singkat mengenai apa alasan yang melatarbelakangi perasaan tersebut.
Intinya, jikalau sejak awal siswa sudah berani berbicara dengan percaya diri, maka pembelajaran inti akan lebih mudah dan lebih seru untuk dilaksanakan.
2. Melakukan asesmen diagnostik
Salah satu praktik baru yang bisa diterapkan berdasarkan upaya tindak lanjut yang sudah dilakukan ialah melakukan diagnosa awal, atau yang lebih akrab dikenal dengan asesmen diagnostik.
Asesmen diagnostik merupakan serangkaian kegiatan penilaian awal untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan peserta didik sebelum kegiatan KBM dimulai.
Dengan adanya data kelemahan murid, maka guru bisa menjadikan data tersebut sebagai pijakan untuk memperbaiki cara mengajar, metode ajar, serta variasi bahan ajar.
Asesmen diagnostik ada yang kognitif dan non-kognitif.
Asesmen diagnostik kognitif dilakukan untuk mengindetifikasi capaian kompetensi siswa. Dari data identifikasi tersebut bisa dirumuskan seperti apa kompetensi rata-rata siswa, barulah kemudian bisa disesuaikan pembelajarannya seperti apa.
Sedangkan asesmen diagnostik non-kognitif dilakukan untuk mendapatkan data mengenai aktivitas belajar siswa di luar sekolah, kondisi psikologis siswa, latar belakang siswa, gaya belajar, karakter, minat, serta kebutuhan belajar mereka dari berbagai aspek.
3. Mulai menerapkan berbagai ice breaking untuk mencairkan suasana belajar
Belajar terus-menerus, fokus terus-menerus, latihan terus-menerus, bahkan mencatat terus-menerus adalah hal yang membosankan bagi murid. Jangankan murid, kita saja sebagai guru juga demikian, kan?
Maka dari itu, implementasi ice breaking di ruang kelas adalah salah satu inspirasi baru yang bisa dipetik sebagai buah dari upaya tindak lanjut PMM.
Murid di dalam kelas fokusnya paling sekitar 5-15 menit. Jadi guru perlu mencairkan suasana dengan game-game edukatif, game latihan fokus, game tebak-tebakan, dan sebagainya.
Dengan adanya ice breaking, pembelajaran akan lebih seru, murid lebih aktif, dan tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
O ya, menurut GuruPenyemangat, yang paling penting ialah; pembelajarannya menjadi lebih berkesan dan menyenangkan.
4. Mulai menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
Seiring dengan mulai diterapkannya kurikulum merdeka, pembelajaran berdiferensiasi seakan selalu menjadi topik segar yang terus diangkat di berbagai pelatihan, webinar, maupun lokarkarya.
Dengan demikian, tidak ada salahnya untuk mulai menerapkan praktik pembelajaran berdiferensiasi sembari mengembangkan kompetensi guru yang dituntut adaptif dengan perubahan zaman.
5. Rutin menjalin kolaborasi dan diskusi hangat dengan rekan sejawat maupun kepala sekolah tentang prospek belajar murid
Terkadang beda gurunya, beda pula cara murid dalam menyikapi dan menanggapi pembelajaran. Ada murid yang lebih cenderung terbuka bila belajar dengan guru A, tapi malah tertutup ketika berkisah dengan guru B.
Ada pula murid yang prestasinya tiba-tiba menurun, serta adanya penurunan karakter yang tidak biasanya.
Sebagai guru, tambah lagi guru muda, kita perlu kiranya menjalin kolaborasi dengan rekan sejawat, berdiskusi, sharing, serta meminta masukan kepala sekolah.
Dengan melakukan hal tersebut diharapkan suasana belajar di satuan pendidikan lebih cair, dan kebutuhan murid akan semakin tercukupkan.
6. Belajar untuk melakukan refleksi diri secara rutin
Salah satu hal yang mungkin sering terlupakan oleh guru ialah melakukan refleksi diri. Refleksi pembelajaran barangkali sudah cukup sering, bahkan tidak pernah absen dilakukan. Tapi, bagaimana dengan refleksi diri?
Barangkali cukup jarang, ya.
Maka dari itu, salah satu perubahan praktik pendidikan yang telah dilakukan berdasarkan inspirasi dari hasil tindak lanjut adalah melakukan refleksi diri.
Kegiatan refleksi diri adalah sesuatu yang ringan namun penuh dengan perenungan. Hal ini akan menjadikan kita lebih terbuka terhadap diri sendiri karena kita akan mencatat sesuatu yang menjadi kelebihan kita dan juga kekurangan kita.
Apa yang diharapkan dari hasil refleksi diri? Harapannya tiada lain dan tiada bukan ialah untuk peningkatan kompetensi diri sebagai seorang guru profesional.
***
Agaknya demikian dulu sajian GuruPenyemangat.com tentang ragam praktik baik pendidikan yang bisa diterapkan di sekolah maupun ruang kelas sebagai implementasi dari inspirasi yang didapat dari hasil tindak lanjut saat mengisi PMM.
Semoga bermanfaat ya
Salam.
Lanjut Baca:
Posting Komentar untuk "Ragam Perubahan Praktik di Ruang Kelas/Satuan Pendidikan yang Telah Dilakukan (Refleksi Tindak Lanjut PMM)"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)