Widget HTML #1

Mulai dari Diri Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Mulai dari Diri Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam pribadinya.

CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang Guru di dalam lingkungan sekolahnya masing-masing

Pada kesempatan ini, pembelajaran akan dimulai dengan membuat diagram trapesium usia dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai diri Bapak/Ibu. Agar mendapatkan manfaat yang maksimal dari kegiatan ini, hal yang perlu diperhatikan ketika menjawab pertanyaan nanti adalah kejujuran Bapak/Ibu dalam memberikan jawaban. Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Apa yang menjadi pertanyaan hanyalah upaya untuk membantu menggali pengalaman serta nilai diri Bapak/Ibu sendiri. Silakan jawab semua jangan sampai terlewat. Ambil waktu khusus agar dapat mengerjakannya dengan tenang. Selamat Mengerjakan!

Kegiatan 1. Trapesium usia 

Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi Ifa Hanifah Misbach, M.A., Psikolog (Ketua Tim Pengembang Jabar Masagi) dan Alm. Prof. Dr. H. Sutardjo A. Wiramihardja, Psikolog (Guru Besar Emeritus Fakultas Psikologi Unpad) beberapa tahun yang lalu.

Di sini Bapak/Ibu akan membuat Diagram Trapesium Usia-nya sendiri dengan mengikuti instruksi berikut:

  1. Buatlah garis miring naik ke atas (sisi kiri), tuliskan usia saat Bapak/Ibu menyelesaikan masa sekolah pada ujung garis tersebut.
  2. Lanjutkan dengan membuat garis mendatar (tengah), yang menunjukkan usia kerja. Pada salah satu titik di garis tersebut, tuliskan angka yang menunjukkan usia saat ini.
  3. Buatlah garis miring menurun (sisi kanan) untuk menandakan masa pensiun.
  4. Ingatlah dua peristiwa penting pada masa sekolah; satu peristiwa bernuansa positif dan satu lagi yang negatif yang terkait relasi Bapak/Ibu dengan guru pada rentang usia PAUD sampai sekolah menengah (4-17 tahun).
  5. Pada bagian garis miring naik ke atas (sisi kiri), tulis angka yang menunjukkan pada usia berapa kedua peristiwa tersebut terjadi (misalnya: umur 7 dan 12 tahun).
  6. Hitunglah selisih dari usia Bapak/Ibu sekarang dan usia pada saat kedua peristiwa tersebut terjadi.

[sumber: Modul pendidikan karakter Jabar Masagi]

 Tugas 1. Refleksi

Jika Bapak/Ibu sudah membuat diagram trapesium usia ini, jawablah pertanyaan berikut:

  1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
  2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
  3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)
  4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
  5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
  6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?

 Tugas 2Nilai dan peran guru penggerak menurut saya

  1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
  2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah 


  1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?

Peristiwa positif, Saat saya SMA kelas satu, saya untuk pertama kalinya bergabung dengan organisasi teater. Di sana saya melatih mental dan nyaris berubah total dari sosok yang sebelumnya pendiam, malu dan kurang percaya diri menjadi lebih berani, dan PD.

Di samping itu, saya juga menjadi sosok pembuat ekstrakulikuler tersebut, karena di saat perkumpulan, ternyata hanya saya saja yang baru bergabung. Sontak saja, untuk menggaet anggota, saya diminta oleh pembina sekaligus pelatih teater untuk menampilkan karya monolog dan dipentaskan di depan teman-teman se-SMA. Untuk pertama kalinya saya tampil di muka umum waktu itu, namun syukurnya penampilan monolog dengan judul Ozy M. Top berhasil dan sukses. Saya ingat, saya sempat dipeluk oleh pembina teater sehingga saya merasa terharu.

Adapun Peristiwa negatif terjadi ketika saya kelas satu SMP. Beberapa kali saya di-bully teman dengan mengatakan saya memiliki gigi kelinci. Terus terang saya kurang nyaman dengan perlakuan tersebut, tambah lagi teman-teman merundung secara berkelompok dan saya tidak memiliki pendukung yang berarti.

  1. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?

Adapun yang terlibat dalam peristiwa positif yang saya alami ialah pelatih sekaligus pembina teater. Beliau sangat berjasa karena telah membangkitkan mental saya dari yang sebelumnya mudah takut, menjadi sosok yang lebih percaya diri dan berani mencoba. Adapun terhadap peristiwa negatif, yang terlibat ialah teman-teman SMP saya di kelas 1.

  1. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)

Roda Emosi Plutchik

Terkait dengan peristiwa positif yang saya alami, saya merasa tertarik, lebih agresif, dan juga lebih optimis dalam menghadapi hari demi hari. Peristiwa positif tersebut seakan menyadarkan saya bahwa dalam hidup kita harus terus maju dan tidak perlu memikirkan hal-hal yang kurang penting. Namun terhadap peristiwa negatif yang saya alami, terkadang saya merasa takut dan cemas ketika seseorang mulai ingin melakukan perundungan, entah itu secar verbal maupun fisik.

  1. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?

Hal ini karena momen yang terjadi di masa sekolah tidak hanya sekadar pengalaman yang datang lalu pergi, melainkan juga pengalaman yang memiliki kesan baik itu kesan positif maupun negatif. Kesan positif akan memacu saya supaya lebih bisa mengalirkan nilai-nilai positif dan fokus terhadap nilai tersebut, sedangkan hal negatif yang saya alami adalah pelajaran sekaligus pengalaman yang tidak perlu terlalu saya khawatirkan.

  1. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?

Sebagai guru, pelajaran yang saya dapatkan dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi ialah; sebagai seorang guru saya mesti hati-hati dalam memilih diksi dalam pengajaran. Di samping itu, saya juga perlu lebih peka dalam membaca emosi siswa, karena siapa tahu ada siswa yang sering dirundung, maka sebelum ia mengalami gangguan secara psikis bisa saya beri dorongan dan motivasi supaya siswa tersebut tidak lebih down lagi.

  1. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?

Adapun nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang guru yaitu; guru merupakan sosok penunjuk arah bagi murid dalam belajar. Penunjuk arah ini memiliki makna bahwa guru punya peran penting dalam proses pembelajaran siswa, dan kemantapan peran guru sedikit banyaknya akan berdampak kepada proses dan perjuangan siswa dalam penggapaian cita-citanya.

Tugas 2. Nilai dan peran guru penggerak menurut saya

Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?

Pertama, saya merupakan sosok yang cukup berempati, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, kebutuhan, dan perspektif murid, rekan guru, dan anggota komunitas sekolah. Selain itu, saya pula memiliki nilai kepedulian terhadap Kesejahteraan Murid. Selain belajar, saya juga fokus pada kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial murid, dan berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka.

Lebih lanjut, saya juga berkomitmen terhadap Pengembangan Diri, yaitu kesediaan untuk terus belajar dan berkembang sebagai pendidik dan pemimpin sekolah.

Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?

Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru dan komunitas sekolah ialah sebagai teladan. Saya yakin dan percaya bahwa setiap perkataan itu tidak selalu berpengaruh besar terhadap perubahan tingkah laku murid. Saya merasa dengan adanya teladan alias contoh, maka nilai apapun yang ingin kita ajarkan kepada siswa akan segera ia contoh.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Mulai dari Diri Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak"