Download LK Resume Modul Akidah Akhlak KB 2 Materi Sumber Akhlak dan Implementasinya
Hai Sobat PPG PAI yang berbahagia, berikut GuruPenyemangat.com sajikan contoh lembar kerja yang berisikan resume tugas pada bagian modul Akidah Akhlak KB 2 materi Sumber Akhlak dan Implementasinya.
LK 1 berikut bisa Sobat jadikan referensi untuk memenuhi tugas pendalaman materi PPG PAI baik prajabatan maupun dalam jabatan.
Download LK Resume Modul Akidah Akhlak KB 2 Materi Sumber Akhlak dan Implementasinya. Designed by GuruPenyemangat.com |
PENDALAMAN MATERI
(Lembar Kerja Resume Modul)
NAMA MAHASISWA :
KELAS :
LPTK :
DOSEN PENGAMPU :
A.
Judul Modul : AKIDAH AKHLAK
B. Kegiatan Belajar : SUMBER
AKHLAK DAN IMPLEMENTASINYA (KB 2)
C.
Refleksi
NO |
BUTIR REFLEKSI |
RESPON/JAWABAN |
1 |
Konsep (Beberapa
istilah dan definisi) di KB |
AKHLAK AL-KARIMAH Menurut bahasa kata Akhlak dalam bahasa Arab
merupakan jama’ dari ( خلق) khuluqun yang berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku, sopan santun atau tabiat. Kata tersebut
mengandung segi persesuaian dengan perkataan (خلق) khalqun berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan
(خالق) khalik yang berarti pencipta, demikian
pula مخلوق makhluqun yang berarti yang diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul
sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khalik dengan
makhluk Karimah
berasal dari akar kata yang serupa dengan Karomah, dari bahasa arab كرم berarti kemuliaan,
keluhuran, dan anugerah. Pengertian karimah menurut kamus besar bahasa
Indonesia memiliki arti baik, dan terpuji. Dengan demikian pengertian Akhlak
al-Karimah adalah “Kemuliaan dan kebaikan yang dilakukan secara sadar karena
dorongan jiwa yang sudah terbiasa tanpa harus dipertimbangkan”. Akhlak al-Karimah
ini juga biasa dikenal dengan Akhlak Mahmudah. DALIL
AKHLAK AL-KARIMAH Quwwah
al-Ilmi (Potensi Berpikir) Quwwah
al-Ilmi adalah kekuatan yang berasal dari akal. Dengan akal inilah manusia
dapat dengan mudah membedakan mana yang jujur dan mana yang bohong dalam
berbicara, mana yang benar dan mana yang salah dalam mengambil keputusan,
mana yang baik dan mana yang buruk dalam bertindak. Al-Maraghi
menjelaskan bahwa yang dimaksud hikmah adalah ilmu yang bermanfaat, yakni
ilmu yang dapat mempengaruhi jiwa pemiliknya dan membimbing kehendaknya untuk
mendorong melakukan tindakan-tindakan yang dapat membawa manfaat dan
kebahagiaan dunia akhirat. QUWWAH
AL-GHADHAB (POTENSI MARAH) Quwwah
al-Ghadhab merupakan dorongan manusia untuk menolak yang tidak disenangi dan
mendapatkan kenikmatan yang bersifat abstrak dan batin. Dimana ia bisa
menghasilkan sifat utama yang dapat menjadi sumber akhlak yang mulia serta
menumbuhkan kebaikan-kebaikan yakni sifat saja’ah (keberanian). TURUNAN
QUWWAH AL-GHADHAB Ø
Al-Karam
(kebaikan budi), yaitu berani mengambil sikap moderat untuk mengambil atau
menerima keputusan penting dalam berbagai masalah yang menyangkut
kemaslahatan besar dan urusan-urusan mulia. Ø
An-Najdah
(membantu, menolong), yaitu berani dalam membantu atau menolong siapapun,
apalagi menolong hal yang benar, baginya merupakan jihad. Bukan penekad juga
bukan penakut, apabila sudah 45 menyakini sebuah kebenaran maka harus berani
maju, meskipun harus mempertaruhkan jiwa demi kemuliaan abadi. Ø
Kibr an-Nafs
(berjiwa besar), bukan sombong juga bukan rendah diri (mider). Ia berani
menjadikan dirinya sebagai ahli dalam hal kemuliaan dengan penuh kerendahan
hati dan menghindari perdebatan pada urusan-urusan yang sedikit manfaatnya. Ia sangat menghormati ulama. Ø
Al-Ihtimal
(ketahanan dalam bekerja), berani bertanggung jawab menahan diri dalam
menjalankan tugas, meski dirasa sangat berat. Ø Al-Hilm (santun), ia dapat menahan emosi yang biasanya
meledak-ledak, tidak terpancing dalam keadaan apapun dan marah. Sikapnya
tetap santun dalam menghadapi semua orang, ia sudah dapat lepas dari sikap
buruk dalam menghadapi orang lain atas gejolak jiwa, suka dan tidak suka. Ø
Al-Wiqar
(tenang), menahan diri dari berbicara secara berlebihan, kesia-siaan, banyak menunjuk dan bergerak dalam perkara yang tidak
membutuhkan gerakan. Mengurangi amarah, tidak banyak bertanya, menahan diri
dari menjawab yang tidak perlu, menjaga diri dari ketergesaan dalam beramal,
dan bersegera dalam seluruh perkara kebaikan. QUWWAH ASY-SYAHWAH
(POTENSI SYAHWAT) Ø
Al-Quwwah
asy-Syahwah yaitu kekuatan yang ada dalam diri manusia yang mendorong
perbuatan-perbuatan untuk memperoleh kenikmatan-kenikmatan yang bersifat
zhahir, yang diinspirasi oleh panca indranya seperti: mencari makanan dan
minuman, mencintai lawan jenis dan lain-lainnya. Dengan kekuatan ini manusia
menjadi lebih bergairah dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan. Quwwah
asy-Syahwah yang baik disebut al-iffah. QUWWAH
AL-‘ADALAH Menurut
al-Ghazali, terbentuknya akhlak yang mulia pada diri seseorang diperlukan
lagi satu kekuatan, yaitu Al-Quwwah al-‘Adalah, sebuah kekuatan penyeimbang
dari ketiga kekuatan jiwa sebelumnya. IMAN SEBAGAI
PONDASI AMAL SALEH DAN IMPLEMENTASINYA Ø Menurut bahasa “Amal Saleh”, berarti perbutan yang baik,
bermanfaat, selamat, atau cocok. Sedang menurut istilah terdapat beberapa
definisi. Menurut Zamahsyari’ amal saleh diartikan sebagai semua perbuatan
yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw. Amal saleh juga
disefinisikan sebagi perbuatan baik yang dilakukan seseorang karena Allah
Swt. dengan tujuan untuk mendapatkan rahmat dan rida-Nya, baik menjalankan
perintah maupun menjalankan perintah maupun menjauhi larangan-Nya. sesuai
dengan aturan-aturan ajaran Islam. Ø
Dilihat dari
hubungan antara manusia sebagai makhluk dan Allah Swt. sebagai Khalik, maka
amal saleh dapat didefinisikan dengan semua perbuatan yang dilakukan hamba
kepada Allah Swt. sebagai bentuk pengabdiannya yang didasari dengan iman.
Didasari dengan iman artinya disyaratkan dengan keyakinan dan pengetahuan
yang benar. SABAR DALAM
BERAMAL SALEH Ø Sabar itu merupakan kemampuan
menahan atau mengatur diri, untuk dapat tetap taat terhadap aturan-aturan
yang benar berdasarkan syariat dalam menjalankan perintah Allah Swt., menjauhi
larangan-Nya dan menerima cobaan, pada waktu tertentu mulai dari awal sampai
selesai. SYUKUR ATAS
NIKMAT ALLAH Ø
Syukur itu
menjadi landasan tauhid seseorang ketika diberikan fasilitas yang enak dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang hamba di dunia ini. Dengan kata lain
dalam beramal ketika fasilitasnya terbatas maka harus sabar, sementara kalau
fasilitasnya cukup apalagi berlimpah maka harus bersyukur. Dalam perspektif
amal saleh keduanya (sabar dan syukur) kedudukannya sama menjadi cara atau ukuran
bagi orang yang beriman apakah tindakannya akan menjadi amal ibadah atau
bukan. RIDA ATAS
KETETAPAN ALLAH Ø Menurut bahasa kata الرضا) rida) berasal dari
bahasa Arab yang berarti senang, suka, rela. Ia merupakan lawan dari kata السخط) al-sukht) yang
berarti kemarahan, kemurkaan, rasa tidak suka. Orang yang الرضا) rida) berarti orang
yang sanggup melepaskan ketidaksenangan dari dalam hati, sehingga yang
tinggal di dalam hatinya hanyalah kesenangan. Ø
Rida itu
merupakan kondisi kejiwaan atau sikap mental yang senantiasa menerima dengan
lapang dada atas segala keputusan Allah Swt. yang terkait dengan diri seorang
hamba, baik berupa karunia yang baik berupa nikmat maupun yang buruk berupa
bala’. Ia akan senantiasa merasa senang dalam setiap situasi yang
meliputinya. Sikap seperti inilah yang dapat menjadikan amal seorang hamba
dapat diterima di sisi Allah Swt. dan merupakan akhlak yang mulia kepada
Penciptanya. TAWAKKAL Ø Menurut bahasa kata tawakkal diambil dari Bahasa Arab tawakkul
dari kata akar (wakala) yang berarti lemah. Adapun tawakkul berarti
menyerahkan atau mewakilkan. Seperti seseorang mewakilkan urusan kepada orang
lain atau menggantikannya. Artinya, dia menyerahkan suatu perkara atau
urusannya dan dia menaruh kepercayaan kepada orang itu mengenai urusan tadi. Ø Secara istilah tawakal telah didefinisikan oleh ulama, antara
lain Imam al-Ghazali. Beliau menyebutkan dalam kitab Ihya’
Ulumuddin pada bab at-Tauhid wa at-Tawakkal, bahwa tawakal itu adalah hakikat
tauhid yang merupakan dasar dari keimanan, dan seluruh bagian dari keimanan
tidak akan terbentuk melainkan dengan ilmu, keadaan, dan perbuatan. Begitu
Pula dengan sikap tawakal, ia terdiri dari suatu ilmu yang merupakan dasar,
dan perbuatan yang merupakan buah (hasil), serta keadaan yang merupakan
maksud dari tawakal. Tawakal adalah menyerahkan diri kepada Allah tatkala
menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam kesulitan di luar
batas kemampuan manusia. Ø
Tawakal bukan
berarti tinggal diam, tanpa kerja dan usaha, bukan menyerahkan semata-mata
kepada keadaan dan nasib dengan tegak berpangku tangan duduk memekuk lutut,
menanti apa-apa yang akan terjadi. Memohon pertolongan dan Bertawakal
tidaklah berarti meninggalkan upaya, bertawakal mengharuskan seseorang
meyakini bahwa Allah yang mewujudkan segala sesuatu, sebagaimana ia harus
menjadikan kehendak dan tindakannya sejalan dengan kehendak dan ketentuan
Allah Swt. Seorang muslim dituntut untuk berusaha tetapi di saat yang sama ia
dituntut pula berserah diri kepada Allah Swt., ia dituntut melaksanakan
kewajibannya, kemudian menanti hasilnya sebagaimana kehendak dan ketentuan
Allah. |
2 |
Daftar materi pada KB yang sulit dipahami |
·
Dengan adanya
dorongan manusia dari dalam dirinya untuk mendapatkan kenikmatan yang
bersifat abstrak dan batin berupa kemuliaan atau kekuasaan, manusia bisa
Tahawwur (nekad) yakni berani melakukan tindakan yang bukan pada tempatnya. ·
Quwwah al-Ghadhab
yang diturunkan dalam bentuk saja’ah akan membentuk jiwa seseorang menjadi
berani dan kuat, tentu ini akan membuatnya tidak lemah dan tidak mudah
bersedih. ·
Seorang
dikatakan sebagai orang yang ‘affih apabila yang mampu menahan diri dari
perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah Swt. Dengan demikian seorang yang
'afif adalah orang yang bersabar yakni taat mutlak kepada Allah Swt. baik
dalam menjalankan perintah-perintah-Nya, maupun meninggalkan lawangan-Nya
walaupun jiwanya (syahwatnya) sangat menginginkan untuk melanggarnya. |
3 |
Daftar materi yang sering
mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran |
·
Menganggap amal saleh hanya sebatas
ibadah seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Salah satu
miskonsepsi yang sering terjadi terutama dalam pembelajaran dan kehidupan
sehari-hari pada umumnya ialah anggapan bahwa amal saleh itu adalah
ibadah-ibadah yang tampak secara zhahir dan rutinitas pada umumnya seperti
sholat, zakat, puasa, dan haji. Padahal sejatinya amalan seperti melaksanakan
amanah, jujur, serta menepati janji. Setiap kebaikan akan bernilai pahala dan
dikategorikan amal saleh. ·
Tawakal tidak diiringi dengan ikhtiar Miskonsepsi lainnya yang terkadang muncul
dalam pembelajaran yaitu anggapan bahwa cukup berdoa saja yang sering dan
rajin serta mengabaikan ikhtiar. Padahal sejatinya ikhtiar didahulukan,
sedangkan tawakal adalah keberlanjutan dari ikhtiar sebagai bentuk kepasrahan
kepada Allah terhadap apa-apa yang sudah diusahakan manusia sesuai dengan
kesanggupannya. |
Download LK Resume Modul Akidah Akhlak KB 2 (Sumber Akhlak dan Implementasinya) Format .doc (Word)
Berikut disajikan link unduhan tugas pendalaman materi dengan format .doc. Silakan klik tombol download lalu tunggu beberapa saat:
***
Semodga bermanfaat
Salam
Posting Komentar untuk "Download LK Resume Modul Akidah Akhlak KB 2 Materi Sumber Akhlak dan Implementasinya"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)