Contoh Sambutan Santunan Anak Yatim di Bulan Muharram Singkat dan Penuh Makna
Contoh Sambutan Santunan Anak Yatim di Bulan Muharram. Dok. GuruPenyemangat.com |
Hai Sobat Guru Penyemangat, apakah Sobat bersama rekan-rekan sudah menyiapkan acara santuan anak yatim di bulan Muharram?
Ya, Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah adalah momentum yang amat baik bagi kita untuk menebar kebaikan. Selain berpuasa sunnah, kebaikan lain yang tidak boleh kita tinggalkan ialah berbagi terhadap sesama.
Berbagi atau menyantuni anak yatim adalah bukti bahwa kita sebagai seorang muslim punya nilai-nilai solidaritas serta peduli terhadap sesama.
Dalam Hadis Riwayat Imam Thabrani, Rasulullah SAW bersabda:
"Bila engkau ingin hati menjadi lembut dan damai serta keinginan (yang baik) tercapai, maka sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan yang seperti engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang, lembut, serta keinginanmu (yang baik) akan tercapai."
Untuk meraih keutamaan di bulan Muharram sekaligus memberatkan timbangan amal kebaikan untuk kehidupan akhirat nanti, maka ada baiknya kita menggelar kegiatan santunan anak yatim.
Berikut disajikan contoh kata sambutan kegiatan santunan anak yatim di bulan Muharram yang singkat dan penuh makna.
Mari disimak ya:
Sambutan Santunan Anak Yatim di Bulan Muharram
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin. Assalatu wassalamu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi wasohbihi wa mawwalah. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
Yang terhormat, Bapak/Ibu Pengasuh Yayasan Panti Asuhan….
Yang saya hormati, Ustad/Ustadzah Yayasan Panti Asuhan….
Serta santriawan dan santriwati yang berbahagia;
Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kita nikmat, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan hingganya kita bisa berkumpul bersama seraya menyapa bulan Muharram Tahun Baru Islam 1445 Hijriah.
Sholawat berhiaskan salam tiada bosan kita kirimkan kepada Nabi Teladan Umat, Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan rajinnya bersholawat, hati kita akan semakin lembut dan mendapat syafaat beliau di Hari Kiamat nanti.
Hadirin yang berbahagia;
Alhamdulillah saat ini kita masih diberi kesempatan umur untuk menyapa Tahun Baru Islam dan singgah di bulan awal, bulan yang suci, bulan yang penuh rahmat, Muharram 1445 Hijriah.
Ada banyak keistimewaan di bulan Muharram, dan dari masing-masing keistimewaan tersebut bisa menjadi ladang amal bagi kita semua.
Pada bulan Muharram, kita bisa melaksanakan puasa Tasu’a, juga puasa Asyura yang pahalanya dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Bahkan demi memanfaatkan momentum syahrullah ini, kita pun disunnahkan untuk memperbanyak puasa, seperti puasa sunnah Senin Kamis dan Ayyamul Bidh.
Namun amalan kebaikan bukanlah hanya puasa saja. Memasuki Tahun Baru Islam, barangkali beberapa dari kita pernah dengar dengan istilah Idul Yatama yang artinya lebarannya Anak Yatim.
Idul Yatama masyhur diperingati setiap tanggal 10 Muharram sebagaimana yang tertuang dalam kitab Tanbih al-Ghafilin bi-Ahaditsi sayyidi al-Anbbiya wa al-Mursalin yang ditulis oleh Imam Abu Laits Nasr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim al-Fatih al-Samarqandiy, atau yang lebih akrab disapa dengan Imam Abu Laits As-Samarqandy.
Beliau adalah ulama asal Samarkand, Uzbekistan yang mendapat gelar Al-Faqih. Di dalam kitab karangan beliau, tertuang sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“Barangsiapa mengusap kepala anak yatim, pada hari ‘asyura (10 Muharram), maka Allah akan angkat derajat sebanyak rambut anak yatim yang terusap olehnya.”
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT;
Tidak hanya dalah kitab Tanbih al-Ghafilin, dalam kitab Nihayatu al-Zain, Imam Nawawi menyebut ada 12 amalan yang dilakukan oleh ulama’ pada hari ‘asyura, salah satunya mengusap kepala anak yatim.
Apakah mengusap kepala anak yatim ini sama halnya dengan mengusap kepala saat kita berwudhu? Tentu saja tidak ya. Imam Ibnu Hajar Al-Haitami menerangkan bahwa mengusap kepala anak yatim adalah kalimat kiasan yang berarti menyayangi, mengayomi, serta mencintai anak-anak yatim.
Pada bulan Muharram yang agung ini, kita sebagai umat muslim yang cerdas tentu perlu melakukan muhasabah diri, refleksi diri, evaluasi diri supaya di Tahun Baru Islam 1445 Hijriah ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Meski demikian, tindak lanjut dari muhasabah diri sebaiknya bukan sekadar kata-kata, kan? Iya, jangan sampai kita banyak memosting atau menulis resolusi, namun satu pun dari resolusi tersebut tak kunjung menemui aksi.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT;
Salah satu resolusi yang utama dan perlu kita biasakan adalah semangat berbagi. Di hari ini, berbagi tidak lagi perlu menunggu kaya. Berbagi pula tidak perlu menunggu agar kita dewasa, tidak perlu menunggu naik jabatan, dan tidak pula perlu lulus PNS dulu baru kemudian berbagi.
Kadang kita merasa malu dengan santiawan dan santriwati. Kadang ketika mereka punya uang jajan Rp5.000 misalnya, 2.000-3.000-nya mereka gunakan untuk berinfak, atau berbagi di jalan Allah.
Bila kita hitung secara matematis, ternyata infak mereka besar, kan? Ya, jika generasi muda Islam ini berinfak Rp3.000 sedangkan uangnya adalah Rp5.000, berarti ia telah berinfak sebesar 60% dari harta yang mereka punya.
Bukankah itu sangat besar?
Nah, sekarang coba kita bandingkan dengan para pejabat atau karyawan yang gajinya Rp5.000.000 per bulan. Ketika mereka berbagi atau berinfak sebesar Rp50.000, nilai tersebut kita anggap sudah besar, kan?
Padahal kalau kita bagi dengan gaji mereka yang 5 juta tadi, artinya infaknya cuma 1% dari gaji. 1% infak pejabat berbanding 60% infak anak santri, ternyata jauh lebih besar santri, kan? Semestinya kalau 60% gaji, para pejabat yang gajinya 5 juta tadi perlu berbagi sebanyak Rp3 juta.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT;
Hitung-hitungan tadi hanyalah permisalan yang bisa kita maknai, bahwa berbagi itu bukan tentang nilainya melainkan tentang keikhlasan dan ketulusan hati para pemberinya. Dari sana barangkali kita bisa merenung, jangan-jangan kita sudah merasa banyak berbagi, tapi sebenarnya sesuatu yang kita bagi itu nilainya masih sangat kecil. Hemm.
Maka dari itulah, pada momentum Muharram di Tahun Baru Islam 1445 Hijriah ini kita patut bersyukur karena bisa berkumpul bersama dengan anak-anak yatim, calon pemimpin umat di masa depan, calon dokter, calon tentara, calon Hafiz Qur’an, dan juga calon ulama masa depan.
Demikianlah sambutan yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang mulia ini. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah.
Saya akhiri;
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
***
Boleh Baca: Contoh Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim 10 Muharram Tinggal Edit
Demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang sambutan acara santunan anak yatim di bulan Muharram yang bisa menjadi referensi kita bersama.
Semoga bermanfaat ya
Salam.
Boleh Baca: Contoh Sambutan Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah
Posting Komentar untuk "Contoh Sambutan Santunan Anak Yatim di Bulan Muharram Singkat dan Penuh Makna"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)