Contoh Pidato Singkat Tentang Hidup Rukun dan Damai
Sobat Guru Penyemangat, bangsa kita adalah bangsa yang besar, kaya, dan sangat majemuk. Hal ini karena masyarakat terdiri atas ragam suku bangsa, budaya, agama, hingga adat-istiadat.
Meski begitu, keragaman tidak selalu menghadirkan dampak positif karena kadangkala timbul banyak konflik sosial, perselisihan, hingga pertengkaran yang berujung perpecahan bangsa.
Maka dari itulah, diperlukan adanya sosialisasi dan penguatan terhadap pentingnya kerukunan antar umat beragama dan suku bangsa.
Berikut disajikan contoh pidato singkat tentang hidup rukun dan damai demi menggapai kerukunan antar umat beragama dan suku bangsa.
Mari disimak ya:
Pidato Singkat Tentang Hidup Rukun dan Damai
Contoh Pidato Singkat Tentang Hidup Rukun dan Damai. Dok. GuruPenyemangat.com |
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Para hadirin sekalian yang saya hormati
Bapak dan Ibu yang saya hormati
dan warga masyarakat yang saya cintai
Salam sejahtera bagi kita semua!
Pertama, marilah kita haturkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada yang mulia baginda Nabi Muhammad SAW karena telah menunjukkan suri tauladan yang baik bagi kehidupan dunia maupun akhirat. Semoga dalam acara ini, kita bisa berkumpul untuk berbagi ilmu sekaligus mempererat tali silaturahmi dengan tertib dan lancar. Aamiin.
Para hadirin yang saya cintai,
Dalam catatan sejarah dunia telah konkret menunjukkan jika bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, budaya dan bahasa dengan kekhasan masing-masing.
Keanekaragaman Indonesia membuat perbedaan menjadi suatu keunikan atau malah sebaliknya rawan akan perpecahan dalam hubungan sosial masyarakat karena perbedaan latar belakang budaya, suku, agama, atau politik yang berpotensi merusak kerukunan dalam bingkai persatuan.
Dalam QS. Al Hujurat ayat 13 pun tertulis;
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Alih-alih kita saling kenal mengenal, jika kita merujuk data tim terpadu penanganan konflik sosial tingkat nasional yang mencatat pada 2018-2019 terjadi 71 konflik sosial di berbagai provinsi. Sebagian besar dilatarbelakangi persoalan politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Selain itu, Data Statistik Potensi Desa (Podes) 2018 menunjukkan hampir 3.150 desa atau 3,75% dari total 84.000 desa di Indonesia rawan konflik sosial yang berujung perkelahian massal.
Kita perlu pahami bahwa konflik sosial dalam masyarakat ditandai adanya sikap saling mengancam, menekan, saling menghancurkan, hingga pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan.
Dalam bentuk yang ekstrem, konflik itu bisa sampai ke sikap pembinasaan orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai saingannya.
Berkaca dari kilas balik sejarah yang merekam jejak kelam konflik yang terjadi di Indonesia seperti konflik suku Sampit, konflik Nusa Tenggara Barat, dan konflik Papua, ataupun di dunia pada saat perang antar negara yang telah terbukti merenggut banyak nyawa manusia.
Tidak hanya itu, konflik sosial juga berdampak pada kestabilan suatu masyarakat dari segi ekonomi, politik, pendidikan, bahkan agama.
Boleh Baca: Contoh Pidato Tentang Kenakalan Remaja Beserta Solusinya
Para hadirin sekalian yang dirahmati Allah,
Ketika konflik berkecamuk, ada sebagian orang yang tidak mau ikut campur, ada yang semakin memprovokasi, ada juga yang mau menempuh jalan damai.
Sebagai warga negara yang baik sebaiknya kita memilih untuk menyelesaikan konflik secara damai dengan tujuan menjaga kerukunan bersama.
Sementara itu, sebagai lembaga negara berupaya mendorong kerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para relawan dalam misi perdamaian lainnya untuk memelihara nilai-nilai kearifan lokal, menyelesaikan konflik sosial, dan mewujudkan kembali keserasian sosial.
Salah satu gerakan dalam menciptakan kerukunan dibentuk Kemensos yang menghadirkan Pelopor Perdamaian yaitu Pordam.
Inilah bukti bahwa ada harapan yang tidak kunjung padam dari masyarakat untuk senantiasa mewujudkan Indonesia bebas dari konflik sejak tanggal 21 September 2010 yang merekrut relawan Pordam di seluruh wilayah Indonesia.
Konflik sosial pada zaman sekarang memang hampir tidak bisa kita hindari, akan tetapi jika kita mampu menyikapi konflik dengan menyatukan kekuatan dari segala perbedaan dalam bangsa sendiri .
Hal ini dapat kita gali cita-citanya dari sejarah berdirinya bangsa kita sebagaimana ungkapan Bapak Mohammad Yamin yang menyatakan bahwa;
Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri.
Bahkan Rasulullah SAW dalam HR Muslim menyebut jika kita menjaga kerukunan dan tidak terpecah-belah merupakan hal yang dicintai Allah SWT karena;
"Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah, serta memberi nasihat kebaikan kepada orang-orang yang Allah jadikan pemimpinmu."
Demikian pidato yang bisa saya sampaikan. Saya tutup dengan memohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada salah ucapan dan tindakan. Semoga pidato yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua. Mari jaga kerukunan, ciptakan kedamaian.
Saya akhiri,
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Lanjut Baca: Contoh Pidato Tentang Narkoba, Mari Perangi Narkoba!
Posting Komentar untuk "Contoh Pidato Singkat Tentang Hidup Rukun dan Damai"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)