Cerpen: Tuhan Tidak Dilihat Mata
Ingatkah Sobat dengan kisah Nabi Musa AS yang ingin melihat wujud Allah?
Ya, kisah tersebut tertuang dalam Al-Qur'an dan sekaligus menjadi penegas bahwa Nabi Musa AS benar-benar merindukan Allah.
Allah pun berfirman; "Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihat-Ku."
Meski begitu, Nabi Musa AS tetap ingi melihat Allah secara langsung. Seketika itu di atas batu yang ada di Gunung Sinai beliau pun duduk seraya menanti wujud Allah.
Alhasil Allah akan menampakkan cahaya-Nya dengan mengumpulkan segenap malaikat yang ada di tujuh lapis langit.
Pada saat itu pula, semua makhluk yang berada di bumi pun bergetar seraya bersujud kepada Allah. Gunung pun hancur dan Nabi Musa AS pun akhirnya pingsan.
Kenyataannya, Tuhan tidak bisa dilihat oleh mata, bahkan seorang Nabi sekali pun. Pelajaran seperti ini penting untuk kita ajarkan kepada anak-anak sejak dini agar mereka bisa memetik hikmahnya.
Nah, pada kesempatan ini Gurupenyemangat.com bakal menyajikan cerpen tentang bagaimana seorang ibu menerangkan hikmah sholat sebagai sarana "melihat" Tuhan.
Mari disimak ya:
Cerpen: Tuhan Tidak Dilihat Mata
Oleh: Muhammad Nur Faizi
Cerpen Tuhan Tidak Dilihat Mata. Dok. Gurupenyemangat.com |
Ruang makan menjadi tempat diskusi yang menyenangkan. Keakraban terbangun saat semua menyantap nasi beserta lauk pauk secara bersama-sama.
“Mah, kenapa Allah nggak nunjukin wujudnya aja supaya kita gampang percaya?” celetuk Anwar di tengah makan malam.
“Itu cara Tuhan menunjukkan keadilan-Nya, War,” balas mamah sambil tersenyum lebar.
“Loh kok bisa Mah, bukannya Allah malah jahat, ya. Jelas-jelas kita udah capek ibadah siang malam. Masa cuma nunjukin wujudnya aja nggak mau,” jawab Anwar.
Mamah tertawa girang melihat jawaban Anwar. Tapi tawa mamah rupanya membuat Anwar kesal.
“Kok tertawa sih mah!” jawab Anwar ketus.
“Mamah tertawa karena senang, War. Mamah bangga dengan rasa penasaranmu yang tinggi soal agama. Sekarang mamah tanya, misal sholat 5 waktu tidak diwajibkan, apa kamu akan tetap istiqomah melaksanakannya?” tanya mamah.
“Belum tentu sih, Mah, soalnya Anwar kadang malas saat mau sholat. Apalagi saat sholat shubuh, rasanya ngantuk banget Mah.”
“Nah, itu tandanya kamu masih menganggap sholat sebagai beban. Kamu belum bisa merasakan bagaimana nikmatnya sholat. Padahal saat sholat itu kita bisa bertemu Allah. Masa Anwar bertemu Allah nggak bahagia,” jawab mamah sambil terkekeh.
“Iya juga ya, Mah. Berarti sholat yang Anwar lakuin selama ini tidak berguna dong?” Anwar semakin bingung.
Ibu menghabiskan seluruh santapan di piringnya. Kemudian piring itu dipinggirkan dan mencuci tangan dalam kobokan. Ibu menghela nafas sebentar untuk menjawab pertanyaan Anwar.
“Bukan begitu War. Allah itu senang melihat manusia berusaha. Walaupun hari ini ibadah kita belum sempurna, tapi Allah melihat itu sebagai latihan agar ibadah di lain hari bisa lebih baik lagi. Seperti kamu naik sepeda dulu, kamu jatuh berulang kali tapi bangkit lagi. Coba bayangkan, jika kamu nganggap saat jatuh dari sepeda berarti kamu nggak akan bisa naik sepeda selama-lamanya. Pasti saat ini kamu nggak akan bisa pakai sepeda bagus itu” kata mamah.
Boleh Baca: Cerpen Memimpikan Tuhan
“Nanti jika kamu sudah bisa merasakan nikmatnya sholat, pasti kamu akan menganggap sholat seperti makan ini. Kalau nggak sholat pasti mati. Lebih tinggi lagi, kamu akan menganggap sholat sebagai suatu kesenangan. Kamu akan semangat sekali melakukan sholat. Bahkan kalau Anwar lagi main, pasti akan ditinggalin demi melaksanakan sholat itu” lanjut mamah.
“Masa sholat yang begitu beratnya bisa ngalahin mainku mah” tanya Anwar penasaran.
“Bisa banget dong War. Bukannya Anwar sudah pernah diceritain shahabat yang terkena banyak panah, dan hanya mau dicabut panahnya saat sholat. Bayangin aja panah segitu banyaknya tidak terasa sama sekali saat dicabut. Nah, kira-kira sendiri aja gimana nikmatnya sholat War” kata ibu menjelaskan panjang lebar.
“Kok Anwar jadi penasaran banget mah sama nikmat sholat,”
“Nah mamah suka semangat Anwar. Nanti kalau sholat Anwar sudah mencapai tingkat kesenangan, pasti Anwar bisa melihat Allah itu gimana” mamah menjawab dengan semangat.
“Waduh gimana tuh Mah cara lihat Allah?” tanya Anwar.
“Inget War, Allah menciptakan hati agar manusia bisa selalu terhubung dengan diri-Nya. Allah tidak akan bisa dilihat dengan mata biasa,” tegas mamah.
“Loh kok mempersulit gitu, Mah?”
“Bukan mempersulit War, nanti kalau Allah bisa dilihat dengan mata, nasibnya orang buta gimana dong? Kan dia jadi tidak bisa merasakan nikmat Allah. Makanya Allah menciptakan hati, yang kemanfaatannya dimiliki semua manusia. Disini War yang mamah maksud dengan keadilan Allah. Anwar yang semangat ya sholatnya, biar hidupnya makin nikmat” kata mamah.
“Siap Mah,” jawab Anwar dengan penuh semangat.
Mamah mengumpulkan piring kotor dan segera berjalan ke arah dapur untuk mencucinya.*
Lanjut Baca: Cerpen Ingin Dirindukan Penduduk Langit
Posting Komentar untuk "Cerpen: Tuhan Tidak Dilihat Mata"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)