Fabel Anak Tentang Belajar Mandiri
Sobat Guru Penyemangat, apakah Sobat sudah menyadari bahwa perilaku menjadi pribadi yang mandiri itu sangat penting?
Tentu saja, kan. Hanya bergantung kepada orang lain itu sungguh akan merugikan diri sendiri. Bahkan diterangkan oleh Ibnu Taimiyah bahwa bahkan bayangan pun akan meninggalkan kita di saat gelap telah datang.
Dengan demikian, sedari kecil kita perlu bahkan harus belajar untuk mandiri, kan?
Nah pada kesempatan ini Gurupenyemangat.com bakal menghadirkan fabel anak tentang pentingnya belajar mandiri.
Mari disimak ya:
Fabel: Anak Gajah yang Belajar Mandiri
Oleh Devani Imario Putri
Fabel Anak Tentang Belajar Mandiri. Dok. Canva/Gurupenyemangat.com |
Pada suatu pagi di sebuah pedalaman hutan ada seekor anak gajah bernama Gaga bersama keluarganya sedang mandi di sebuah air terjun yang begitu segar dan asri.
Mereka membersihkan tubuh dari debu dan lumpur yang menempel.
Ibu Gajah dengan belalainya yang panjang menyedot air dan menyemprotkan ke arah Gaga untuk membantu mendinginkan tubuhnya sementara Gaga berendam dan menikmati keindahan air terjun.
“Gaga, kita sudah selesai mandi, ayo, kita keluar dari air!” Ajak Ibu gajah membantu Gaga berdiri dan berjalan hingga ke tepian daratan.
“Iya, Bu. Ayah di mana?” Tanya Gaga setelah mengibaskan-kibaskan telinga lebarnya.
“Ayah sedang mencari makanan, kamu tunggu di sini dulu, Ibu akan menyusul Ayah!” Perintah Ibu Gaga sambil meninggalkan Gaga sendirian.
“Tidak mau, Gaga ingin ikut, jangan tinggalkan Gaga sendirian” Rengek Gaga lalu berlari di belakang ibunya
“Iya, sudah baiklah, terus ikuti Ibu, jangan sampai kamu nanti tersesat, ya!”
Mereka berdua memasuki hutan dan ternyata ada sebuah pohon tumbang yang menutupi jalan.
Ibu Gaga pun berusaha mengangkat batang pohon itu dengan belalainya dan menyingkirkan ke tempat lain agar jalanan kembali aman.
“Wah, Ibu kuat sekali!” Puji Gaga karena takjub dengan kekuatan Ibunya yang sedari tadi hanya melihat dari belakang.
“Gaga jika sudah tumbuh besar juga harus kuat, ya! seperti Ayah dan Ibu, makanya harus mau makan agar bisa kuat!”
“Iya, Bu. Gaga akan jadi gajah paling kuat di hutan ini” Gaga berseru sambil meloncat-loncat penuh semangat yang membuat Ibu tertawa senang.
Gaga dan Ibunya akhirnya bertemu dengan Ayah yang sedang memetik buah di pohon yang tinggi dan menaruhnya di tanah.
Ibu pun ikut membantu dan Gaga dengan cermat memperhatikan orang tuanya yang berusaha mencari makanan untuk dirinya. Setelah terkumpul buah yang cukup, mereka makan bersama.
Gaga membuka mulutnya lebar-lebar ketika disuapi oleh ibunya dengan lahap. Setelah kenyang, mereka pun pulang.
Keesokan harinya, Ibu Gaga merasa tidak enak badan dan butuh banyak istirahat. Gaga yang melihat ibunya jatuh sakit pun merasa kasihan.
Boleh Baca: Fabel Gotong Royong, Ketika Kemarau Menyusahkan Hewan Rawa
“Ibu, apakah Ibu kecapekan?” Gaga bertanya dengan nada mau menangis sambil menyentuh belalai ibunya yang masih tertidur pulas.
“Gaga, Ibu masih perlu istirahat, kasihan Ibu,” Ayah Gaga mengusap puncak kepala Gaga.
“Gaga, sekarang sudah waktunya untuk mandi, kamu pergi dengan Ayah, ya!” Ucap Ibu Gaga dengan lemas.
“Tapi, bagaimana, Yah? Ibu?” Jawab Gaga dengan ragu-ragu. Ia tidak bisa jika disuruh mandi sendiri.
“Gaga, harus belajar mandiri, ya. Gaga ingin jadi gajah yang kuat, kan? setelah mandi, kita akan cari obat untuk Ibu agar bisa lekas sembuh ” Ayah Gaga menyemangati sambil berpose dengan belalainya yang gagah.
Gaga kembali teringat kemarin ia pernah berkata pada ibunya untuk menjadi gajah terkuat di hutan.
“Iya, Yah! benar! Gaga gajah kuat! Gaga akan menyembuhkan Ibu...”
Ayah dan Ibu Gaga pun tersenyum. Gaga langsung bergegas ke air terjun dan mulai belajar untuk mandi sendiri. Ia berusaha menyirami tubuhnya dengan semprotan air dari belalainya meski sempat tersedak.
Selesai mandi, seperti biasanya akan dilanjutkan dengan mencari makan. Gaga begitu bersemangat membantu ayahnya mencari makanan dan membawakannya kepada ibunya.
Meski sedikit kewalahan karena berkali-kali buah itu menggelinding, tapi dengan penuh sayang Gaga menyuapi sang ibu.
Ia juga sekaligus belajar makan sendiri dengan menggunakan belalainya untuk memegang buah.
“Ibu, cepat sembuh, ya, setelah ini aku dan Ayah akan mencari obat untuk Ibu.” Gaga mencoba menenangkan Ibunya.
“Terima kasih, Gaga. Gaga anak yang baik. Ibu... Uhuk! Ibu senang sekali! uhk!” Ibu Gaga berucap di sela-sela sakitnya hingga bersin dan terbatuk-batuk.
Ayah dan Gaga akhirnya berangkat dan mereka memasuki hutan hingga sampailah pada bukit yang dihiasi banyak tanaman merambat.
Ayah Gaga memberitahu bahwa inilah obat untuk ibu. Gaga langsung ikut membantu mengambil tanaman itu dengan susah payah hingga tiba-tiba kakinya digigit serangga.
“Aduh, sakit! kakiku!” Gaga mengentak-entakkan kakinya ke tanah lalu menggaruk gatal.
“Gaga, kenapa?” Tanya Ayah Gaga khawatir.
“Kakiku digigit semut, tapi tidak apa-apa, Yah. Gaga harus kuat!”
Gaga berucap dengan suara gemetar dengan mata serta hidung yang sedikit berair. Baru kali ini, Ayah Gaga melihat anaknya yang tidak cengeng dan manja.
“Wah, Gaga memang benar-benar hebat! Gaga sudah jadi gajah terkuat demi Ibu! Sudah cukup obatnya, ayo kita pulang! Ibu pasti akan cepat sembuh” Ayah Gaga menepuk-nepuk kepala Gaga dengan gemas.
“Benarkah, Yah? ayo, cepat kita pulang! Ibu juga sudah lama menunggu kita!”
Mata Gaga berbinar-binar penuh harap agar Ibunya sehat kembali. Gaga pun langsung mengajak Ayahnya untuk mempercepat langkah untuk segera bertemu Ibunya.
Begitu tiba, Gaga langsung membantu Ibunya untuk memakan tanaman obat yang sudah disiapkan Ayahnya. Gaga pun antusias bercerita banyak hal tentang penjelajahan si hutan saat mencari obat.
Setelah beberapa hari berlalu, Ibu Gaga akhirnya sembuh dan bisa bermain bersama kembali.
Namun, Gaga terus berusaha belajar menjadi anak yang mandiri karena ia sangat takut dan tidak mau ibunya akan kecapekan dan jatuh sakit lagi.*
Lanjut Baca: Fabel Putri Mutiara dan Keindahan Alam Laut
Posting Komentar untuk "Fabel Anak Tentang Belajar Mandiri"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)