Fabel: Si Monyet yang Mungil
Fabel: Si Monyet yang Mungil
Oleh Fahmi Nurdian Syah
Ilustrasi Si Monyet yang Mungil. Gambar dari Pixabay |
Monyet itu selalu membawa karung yang ukurannya lebih besar dari ukuran tubuhnya. Karung itu ia gunakan untuk mengisi makanan dengan penuh.
Di suatu pagi yang cerah, Monyet ke pasar untuk membeli sekantong pisang. Dia mengambil kantong yang biasa ia pakai.
Setelah membelinya, Monyet membawa pulang sekantong yang penuh dengan pisang.
Ia tidak menyadari bahwa kantong yang dibawanya robek di bagian bawah sehingga pisang yang dibelinya jatuh satu per satu di sepanjang jalan.
Tak lama kemudian, sampailah Monyet itu di rumah. Ia terkejut setelah melihat kantong yang ia bawa. Hanya tersisa dua buah pisang di dalam kantongnya. .
“Pisangku! Di mana pisang-pisangku?" teriaknya kebingungan.
“Oh tidak, semua pisang yang ku beli dengan susah payah."
Monyet itu merasa sedih, air matanya pun tak terbendung. Dia habiskan setengah tabunganya untuk membeli pisang itu. Sekarang semua hilang.
“Aku tahu, Penjual itu pasti menipuku. Dia pasti menggunakan sihir untuk mengambil kembali pisang-pisang yang telah beli," ucap Si Monyet dengan yakin.
Dengan wajah yang marah, Monyet bergegas melangkahkan kakinya kembali menuju pasar. Ketika Monyet sampai di pasar, hari sudah sore. Beberapa toko di pasar itu sudah ada yang tutup. Salah satunya adalah toko pisang yang ia beli.
Monyet semakin marah. Pemilik toko ini pasti sengaja menutup tokonya setelah Monyet pergi. Dengan perasaan yang semakin buruk, Monyet pulang ke rumahnya.
Boleh Baca: Nona Kelinci yang Senang Berbagi
Di sepanjang jalan, setiap Monyet bertemu dengan seseorang, maka Ia akan menyempatkan diri untuk menceritakan kepada orang itu tentang pemilik toko pisang yang telah membohonginya.
Dan kabar mengenai pemilik toko pisang yang tidak jujur pun menyebar dengan cepat.
Karena kabar itu, Akibatnya tidak satu seorang pun yang mampir untuk membeli pisang di toko tersebut. Hari terus berganti hingga satu bulan lamanya, toko pisang tidak pernah mendapatkan pembeli, sampai akhirnya sang Bangau pemilik toko mendengar kabar.
Bangau akhirnya tahu penyebab tokonya menjadi sepi. Maka ia melapor kepada Serigala si polisi hutan. Kemudian Serigala dan bangau mendatangi rumah Monyet.
“Oh bagus, Kamu akhirnya datang untuk ganti rugi?” kata Monyet begitu melihat Bangau di depan rumahnya.
“Ganti rugi apa? Aku datang untuk meminta ganti rugi darimu Monyet," kata Bangau.
“Tenanglah, Bangau. Monyet. Sebaiknya kita bicarakan baik-baik.” Kata Serigala menengahi.
“Jadi, Monyet kenapa kamu sebarkan kebohongan jika aku menipu pelangganku sehingga tidak ada satu pun orang mau membeli di tokoku dan membuatku menjadi rugi," ucap Si Bangau minta penjelasan.
“Aku tidak sebarkan kebohongan. Memang kamu menipuku," jawab Monyet.
“Aku tidak pernah menipu siapapun.” Ucap Bangau lagi.
“Baiklah. Monyet, coba jelaskan apa yang terjadi kepadamu?.” Serigala menengahi.
“Aku membeli sekantong penuh pisang di tokomu. Begitu sampai di rumah hanya satu pisang yang tersisa. Bukankah itu karna kamu menggunakan sihir?” Monyet menjelaskan.
“Tidak!” sanggah Bangau.
“Monyet, bisakah aku melihat kantong yang kamu gunakan untuk membeli pisang?” Tanya Serigala.
Monyet mengangguk dan segera mengambil kantongnya. Lalu menyerahkannya pada serigala. Serigala memerhatikan kantong itu. Ia menemukan lubang di bagian bawah kantong.
“Jadi, inilah yang menyebabkan hilangnya pisangmu. Pisang-pisang itu pasti jatuh di sepanjang jalan. Bukan Bangau yang menipumu," jelas Serigala.
“Oh, Astaga, maafkan aku Bangau, aku telah membuatmu merugi karena kebodohanku," kata Monyet menyesal.
Monyet akhirnya menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada Bangau, tapi Serigala mengatakan bahwa Monyet tetap tidak bisa lepas dari tanggung jawab.
Ia harus mengganti kerugian yang dialami Bangau karena berita bohong yang telah ia sebarkan.
~ Selesai ~
Boleh Baca: Fabel Beruang Hitam dan Beruang Putih
Pesan moral dari cerita pendek di atas adalah sebelum menyalahkan orang lain alangkah baiknya koreksi dirimu terlebih dahulu.
Semoga bermanfaat ya
Salam
Posting Komentar untuk "Fabel: Si Monyet yang Mungil"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)