Kumpulan Puisi Januari, Ketika Hujan dan Kelabu Masih Menghantui
Kumpulan Puisi Tentang Bulan Januari. Dok. Gurupenyemangat.com |
Hai, Sobat Guru Penyemangat, bagaimana kabarmu di bulan Januari tahun 2024 ini? Apakah masih dikau bawa sesal dan gundah di tahun kemarin?
Mungkin saja, ya. Yang namanya penyesalan belum tentu bisa terlupa dalam sekejap pikir. Bahkan pada bulan pertama kalender masehi pula begitu.
Meski Desember telah berlalu, tapi terkadang Januari masih hujan juga. Sepinya pagi ditemani oleh rintik-rintik sendu, dan penantian terhadap senja malah dikandaskan oleh suasana kelabu.
Tapi biarlah. Januari mestinya dihiasi dengan harapan-harapan yang baru. Toh, semua itu sudah ditulis dalam resolusimu di tahun 2024, kan?
Maka darinya, berikut Gurupenyemangat.com telah menyiapkan kumpulan puisi yang berkisah tentang suka duka di bulan Januari.
Kumpulan puisi tentang bulan Januari berikut menyajikan bait-bait hujan hingga kelabu di tengah untai harapan yang baru.
Oke mari kita simak, ya:
Puisi Bulan Januari
Puisi: Selamat datang Januari
Oleh Ozy V. Alandika
Puisi Selamat Datang Bulan Januari. Dok. Gurupenyemangat.com |
Selamat datang Januari
Peluhku di purnama kemarin sesungguhnya belum kering
Wajah masih murung
Dan aku belum mampu membendung sedih
Napas ini masih terasak terenyuh
Masih berbau jagung bakar dan bistik di tengah malam
Bersama percikan kembang api
Yang mati kilaunya saat aku mengemban harap
Januari datang secepat ini
Padahal aku belum bersiap
Masih sering kumenjenguk peti hati di kuburan sendiri
Memayung doa
Berpamitan
Lalu jatuh bersama himpitan langkah kaki yang tersandung pilu
Selamat datang Januari
Aku yakin kita akan kembali bercerita bersama-sama
Tentang rasa dan harsa yang patah
Tentang dia yang tertawa di atas sedihnya diorama
Juga tentang aku dengan masa depan yang entah
Januari tiba
Aku masih bukan apa-apa
Aku bukan siapa-siapa
Aku di sini sungguh tak mengapa
*
Boleh Baca: Kumpulan Puisi Bulan Desember dan Akhir Tahun
Puisi: Halaman satu
Oleh Ozy V. Alandika
Catatanku baru saja penuh
Entah apa yang kutulis
Kebanyakan adalah rindu
Tentang senyummu waktu itu
Tentang pedulimu kepadaku
Dan tentang harapku yang terserampang
Sebelum aku dan dikau menjadi kita
Entah apa yang kutulis
Coret-coretan masih tentang senyummu yang manis
Datangnya dia yang anarkis
Juga tentang hatiku yang saban hari teriris
Apalah artinya Juni
Setengah tahun serasa seperempatnya
Apalah artinya Desember
Setahun penuh serasa setengahnya
Kini catatanku sudah penuh
Rasanya tidak perlu lagi kutulis kisah tentangmu
Buang-buang waktu
Kini aku ingin menulis kisahku
Kisah saat aku bersama ramai dan sepi
Dimulai dari Januari
Memulai dari halaman satu
*
Puisi: Harapan Baru
Oleh Ozy V. Alandika
Harapku masih entah
Entahlah
Entah aku teruskan
Atau kutinggalkan
Seketika dua belas bulan habis
Aku masih menyisakan tangis
Semua gara-gara egois
Diri sibuk berharap
Tak berhenti mengharapkan
Lalu menitip harapan
Dan akhirnya datang kegagalan
Kini Januari telah datang
Harapanku masih ada untuk mendatang
Harapan yang baru
Bukan sekadar untuk menatap langit biru
Tapi menebar kebaikan ke segala penjuru
*
Boleh Baca: Kumpulan Puisi Tentang Impian dan Harapan Diri
Puisi Hujan di Bulan Januari
Puisi: Januari
Oleh Joko Punirbo
Januari yang lusuh datang padaku
Dengan wajah putih kelabu.
“Beri aku tampak perlindungan.”
Musim begitu rusuh.
Bahaya mengancam dari segala jurusan.”
Hujan yang basah kuyup tubuhnya
kuungsikan ke dalam botol bersama kilat
guruh dan ledakan-ledakan petirnya.
Angin yang menggigil kedinginan
kusembunyikan di dalam gelas
bersama desah, desau, dan desirnya.
Semoga sekalian kata dan makna
yang kuziarahi bertahun-tahun lamanya
ikhlas menerima cobaan yang tiada putusnya
sebab memang begitu jauh
jarak perjalanan di antara mereka.
Semoga sekalian luka dan sembilu
yang tak henti-henti meruyaknya
tidak saling sayat dan sakiti hati
justru karena demikian dalam percintaan
di antara keduanya.
Januari yang lusuh datang padaku
seperti doa yang rela bersekutu
dengan sekalian kata dan ucapan
yang sering gagap dan gagu.
*
Puisi: Januari yang Basah
Oleh Ozy V. Alandika
Puisi Hujan di Bulan Januari. Dok. Gurupenyemangat.com |
Sudah Januari tapi masih basah
Hatiku juga tengah resah
Dudukku masih sendiri dalam ingin
Menutup telinga atas ciut-ciut dingin
Sudah Januari tapi masih hujan juga
Berlumut sudah duhai si anak tangga
Kaki ini jadi melangkahkan banyak duga
Padahal aku ingin bertemu jingga
Jingga yang manis itu sudah lama tidak kukunjungi
Rinduku sudah serindu-rindu ini
Basahnya hujan sudah menghanyutkan wangi
Hanya tinggal mendung yang setia menemani
Begitulah kau Januari
Rintik-rintikmu jatuh ke ruang tamu saban hari
Padahal aku ingin keluar dan berlari
Menepuk setiap lidah dan mulut orang-orang yang iri
Januari yang basah
Rasanya gundah ini harus kujemur sendiri
Agar bukan temaram yang berdikari
Saat waktu mengajak kita untuk berpisah
*
Boleh Baca: Puisi Tentang Malam dan Pemimpi Kecil
Puisi: Januari Kelabu
Januari telah datang di antara hitam dan putih
Mengerdilkan pikirku untuk mengira
Apakah itu bekas air mata atau tawa bahagia
Apakah itu riang atau malah suara rintih
Sejadi-jadinya sukaku tak mampu menyeka duka
Entah mengapa hari-hariku jauh dari cempaka
Padahal aku sudah berusaha
Bukan seperti dia yang suka mencari muka
Sungguh Januari yang kelabu
Di tahun yang baru semangatku tampak menggebu
Cerahnya hanya sekejap, lalu berganti menuju abu-abu
Terang hanya kembali ketika aku bercerita kepada ibu
Mungkin aku harus segera pergi menempuh hidup yang berliku
Dengan meninggalkan sesal dan gagalku
Dengan membawa harap-harap ingin di sisa waktu
Dan menerima seutuhnya kabar baik dan buruk hidupku
*
***
Nah, demikianlah tadi beberapa utas puisi yang berkisah tentang Januari khususnya dalam menyambut bulan yang baru di tahun 2021 ini.
Semoga menginspirasi, ya.
Salam.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Puisi Januari, Ketika Hujan dan Kelabu Masih Menghantui"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)