Fabel: Hippo yang Tak Tahu Diri
Fabel Hippo yang Tak Tahu Diri. Dok. Gurupenyemangat.com |
Hai, Sobat Guru Penyemangat. Apakah kamu pernah melihat kuda nil?
Jika dirimu sudah lama tak melihat hewan air yang satu ini, rasanya dirasa menarik bagimu untuk membaca kisah tentangnya.
Berikut Guru Penyemangat hadirkan secarik fabel dengan kuda nil bernama Hippo yang tak tahu diri beserta pesan moralnya.
Mari disimak ya:
Fabel: Hippo yang Tak Tahu Diri
Oleh Fahmi Nurdian Syah
Pada suatu hari di dekat sungai hiduplah seekor kuda Nil yang besar. Ia biasa dipanggil dengan sebutan Hippo.
Hippo memiliki warna kulit yang gelap dengan rahang yang begitu lebar. Setiap hari yang ada di dalam pikiran Hippo adalah makan, makan dan makan.
Hanya dengan mengisi perutnya yang besar itulah yang dapat membuat hidupnya menjadi senang.
Di suatu hari yang terik, setelah menyantap sarapan dengan lahap dan membuat perutnya kenyang, Kuda Nil itu pergi ke sungai.
Sesampainya di sana ia melihat arus sungai yang sangat deras. Ia pun memutuskan untuk mandi.
Namun sebelum mandi, Ia mengambil sebuah pelampung yang ada di dekatnya, padahal Hippo tak tahu pemiliknya, tetapi dia tidak memedulikannya.
Ketika hendak memakai pelampung itu, ia terjebak karena badannya yang sangat gemuk.
"A-aduh. Tolong, tolong, tolong," teriak Hippo dengan keras.
Dari kejauhan Buaya dan ular yang sedang berjalan santai sembari menikmati makanan yang mereka bawa mendengar teriakan Hippo yang menggema.
"Hai Buaya, kau dengar tak suara teriakan itu?" tanya Ular kepada Buaya.
"Iya dengar," jawab Buaya.
"Sepertinya suara itu berasal dari sungai," ucap Ular menggunakan nalurinya.
"Memang, sepertinya ucapanmu benar." Ular dan Buaya berjalan menuju ke sumber suara.
Tak perlu waktu lama bagi Ular dan Buaya untuk menuju ke sungai. Mereka pun melihat keberadaan seekor Kuda Nil yang terjebak dengan sebuah pelampung. Ternyata suara Kuda Nil lah yang telah mereka dengar dari kejauhan.
Ular dan Buaya pun menaruh makanannya dan bergegas membantu Kuda Nil untuk melepaskan pelampung itu.
Ular dan Buaya berusaha dengan sangat keras untuk melapaskannya, dan tak lama kemudian usaha tersebut membuahkan hasil. Pelampung itu bisa dikeluarkan dari tubuh Kuda Nil.
Kuda Nil itu tak mengeluarkan kata terima kasih dari mulutnya. Sorot matanya hanya terfokus pada makanan yang ditaruh Ular dan Buaya.
Kuda Nil berlari mengambil makanan tersebut kemudian menjauh dari keberadaan Ular dan Buaya.
Melihat tingkah laku Kuda Nil, Ular dan Buaya pun sangat kesal.
Ilustrasi Buaya dan Kuda Nil. Dok. Gurupenyemangat.com |
"Dasar hewan tak tahu diri," ucap Buaya meluapkan kekesalannya.
"Bagaimana kalau kita beri pelajaran saja? supaya tahu diri itu Kuda Nil," ujar Ular yang sama kesal.
"Aku setuju, tapi aku gak punya ide."
"Tenang, nanti aku kasih tahu," ucap Ular sembari senyum tipis yang seperti sudah mempunyai sebuah rencana.
Boleh Baca: Fabel dengan Tema Gotong Royong
Satu bulan sebelum Ular dan Buaya melancarkan niatnya untuk memberikan pelajaran kepada Kuda Nil, mereka melakukan pengamatan di dekat sungai dengan bersembunyi di balik pohon yang besar.
Dengan mengamati setiap hari, mereka hanya melihat keberadaan Kuda Nil di sungai ketika hari Minggu saja.
Setelah mengetahui hal tersebut, mereka pun akhirnya memutuskan untuk memberi pelajaran kepada Kuda Nil di hari Minggu.
"Tidak sia-sia satu bulan kita melakukan seperti ini," ucap Ular.
Seminggu kemudian, di hari Minggu yang masih petang, Buaya dan Ular sudah berada di dekat sungai. Mereka memanggang roti yang sangat enak dengan ukuran yang besar.
Matahari telah bersinar, Buaya dan Ular telah rampung dalam memanggang roti yang mereka siapkan. Sekarang mereka hanya menunggu kedatangan Kuda Nil.
Ketika Ular dan Buaya sedang mengamati air sungai yang jernih, tak jauh darinya terlihat keberadaan Kuda Nil yang berjalan.
Aroma roti panggang yang sedap sampai ke endusan hidung Kuda Nil. Dia pun melangkahkan kakinya dengan cepat menuju asal aroma tersebut.
Hippo kaget, setelah melihat keberadaan Ular dan Buaya yang ada di dekat Roti tersebut.
Ia masih ingat dengan tingkahnya yang mengambil makanan mereka, namun seperti tak tahu diri Hippo menghampiri Ular dan Buaya.
Boleh Baca: Fabel Tentang Kerajaan Tikus dan Ular
"Hai Ular dan Buaya, bolehkah aku meminta rotimu itu?" tanya Hippo dengan air liur yang menetes dari mulutnya.
"Hai Kuda Nil, asal kau tahu? roti ini memang kami buat untukmu," jawab Ular.
"Wah, baik sekali kamu," ucap Hippo mencoba mengambil roti itu.
"tapi ada syaratnya," ucap buaya menghalanginya.
"Apa syaratnya?" ucap Hippo yang sudah tak sabar.
"Syaratnya cukup mudah. Tangkapkan kami sepuluh ekor Katak saja di sekitar sungai ini," jawab Ular.
Tanpa menjawab, Hippo langsung berlari mencari keberadaan katak. Ia menyusuri tepi sungai tapi tak melihat seekor katak yang meloncat.
Kemudian Hippo memutuskan untuk mencari ke dalam sungai namun hasilnya sama ia tak melihat keberadaan seekor katak.
Ternyata, sebelum hari ini, Ular dan Buaya telah memberi tahu kepada seluruh katak untuk pergi dari area sungai jika tidak mau ditangkap sama Kuda Nil.
Hippo tak menyerah, ia mengulangi tempat yang sama yang sebelumnya telah ia telusuri.
Sampai Hippo merasa capek dan lapar. Sisa-sisa tenaga itu ia gunakan untuk menghampiri Ular dan Buaya.
"Bagaimana sudah memenuhi syaratnya?" tanya Ular.
"Aku tak mendapatkan satu ekor pun," jawab Hippo.
"Berarti kamu tidak bisa memakan roti ini," ucap Buaya puas.
"Ta-pi aku lapar setelah berlari ke sana-kemari, bolehkah aku minta satu saja," ujar Hippo dengan wajah sedu.
"Baiklah, tapi kamu harus berjanji untuk tidak mengambil benda atau makanan yang bukan milikmu, kamu harus bilang dulu kepada yang punya," pinta Ular.
"Baiklah aku berjanji untuk tidak melakukannya lagi, dan bilang kepada yang punya."
Setelah itu, Hippo pun makan roti panggang dan mengucapkan terima kasih kepada Ular dan Buaya. Dan tak ada lagi Hippo yang dulu, ia telah mengubah sikapnya.
~ Selesai ~
Nah, demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat mengenail fabel tentang Hippo yang tak tahu diri.
Dari kisah di atas, bisa dipetik pesan moral bahwasannya kita tidak boleh mengambil barang, benda atau makanan orang lain tanpa seizin pemiliknya.
Bukankah mengambil tanpa izin itu sama dengan mencuri? Nah.
Semoga bermanfaat, ya.
Salam.
Posting Komentar untuk "Fabel: Hippo yang Tak Tahu Diri"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)