Cerpen Tahun Baru: Riangmu Adalah Sedihnya
Cerpen Tahun Baru. Dok. Gurupenyemangat.com |
Hai Sobat Guru Penyemangat, ternyata tahun 2022 telah tiba, ya?
Begitulah adanya. Waktu berlalu begitu cepat sehingga tanpa disadari kita sudah berada di tahun yang baru.
Tapi, apakah perlu menyikapi pergantian tahun dengan cerita dan kisah yang begitu riang?
Semestinya tidak perlu begitu riang, ya, karena bisa jadi keriangan kita menyakiti hati orang lain.
Nah, di sini Gurupenyemangat.com telah menyiapkan contoh cerpen bertema tahun baru yang menginspirasi.
Contoh cerpen tahun baru berikut berkisah tentang pentingnya kita dalam menyikapi pergantian tahun. Ya, bukan sekadar kembang api dan jagung bakar.
Mari disimak ya:
Cerpen: Riangmu Adalah Sedihnya
Oleh Ozy V. Alandika
“Bro, jadi kan nanti malam kita bakar-bakar jagung? Aku sudah siapkan kembang api lho?”
“Oke, Bro. Jadi kok. Nanti seusai Magrib datang ke rumahku, ya. Btw, berapa iurannya?”
“Rp50.000, Bro.”
“Okelah kalau begitu, nanti aku singgah ke rumah Toni sembari mengajaknya supaya ikut acara kita.”
Langit masih cerah dan hari terpampang begitu terik. Hari ini adalah Jumat, Jumat terakhir di tahun 2021.
Ya, tepatnya adalah 31 Desember 2021.
Esok adalah tanggal 1 Januari 2022 alias tahun baru. Maka dari itulah Deri dan Putra bersiap-siap untuk mengadakan pesta yang meriah.
Tidak lupa, Putra ingin mengajak Toni untuk ikut bergabung dengan acaranya. Iuran Rp50.000 rasanya tidak terlalu berat bagi Toni. Terlebih lagi dia walaupun remaja sudah punya penghasilan sendiri. Tepatnya dari hasil kirim tulisan ke koran daerah.
Sebenarnya Putra ingin menutupi iuran yang dibebankan kepada Toni, tapi nanti kalau ketahuan Deri, dia tidak enak. Nanti Deri kira bahwa Putra pilih kasih.
*
Zuhur sudah berlalu, tapi remaja itu belum segera tidur siang. Dirinya masih sibuk menyiapkan kayu kering untuk dibawa ke ladang aren.
Benar.
Ayah Toni adalah seorang petani gula aren yang saban harinya memasak nira di ladang. Ladangnya tidak begitu jauh. Kira-kira 700 meter dari rumah. Meski begitu, kayu umpan api perlu diangkat menggunakan sepeda motor.
Ilustrasi Kayu Bakar. Gambar oleh Welcome to all and thank you for your visit ! ツ dari Pixabay |
“Siang, Bro. Lagi sibuk kayaknya, nih?”
“Wah, ada Putra. Kebetulan sekali ini. Enggak sih, Bro. Aku sedang menyiapkan kayu johar untuk diantar ke ladang. Ya, paling-paling dua kali angkut juga selesai kok.”
“Oalah, aku bantu deh.”
Putra biarpun adalah anak orang kaya, dirinya tetap tidak segan membantu. Apalah artinya cuma mengangkut kayu bakar, tidak serta-merta menurunkan derajatnya.
Boleh Baca: Cerpen Tentang Si Miskin
“O ya, Bro. Berhubung besok tahun baru, nanti malam kamu ikut ke rumahku, ya. Kebetulan kita bakal ada acara bakar jagung dan bistik.” Tanya Putra sembari mengangkat beberapa kayu kering.
“Wah, mantap tuh. Boleh deh. Nanti aku minta izin dulu kepada Ayah. Kita enggak begadang, kan? Aku takut nanti kena demam pula. Tanggal 3 Januari kita kan sudah masuk sekolah.”
“Oke deh. Nanti aku bantu izinin deh. Aman kok, Bro. Sekitar jam 10 malam kita tidur kok.”
“Nah, tjakep itu. Jadi nanti ketika tahun baru 2022 sudah tiba kita bisa jalan-jalan, kan. Atau pun membantu pekerjaan orang tua.”
“Tapi, Bro. Nanti bantu iuran, ya.”
“Berapa?”
“Rp50.000, Bro. Soalnya kita juga mau beli kembang api yang panjang dan bisa menembak langit itu lho.”
“Waduh. Mahal amat, Bro. Aku rasa, sebaiknya kita tidak perlu membeli kembang api deh. Rp50.000, aku pikir cukup bagi kita untuk membeli nasi bungkus dan dibagikan kepada 5 orang warga alias tetangga yang membutuhkan.”
“Lha, tapi kan, Bro. Kamu kan pernah bilang kepadaku bahwa memberi itu sebaiknya kepada saudara terlebih dahulu. Soalnya saudara ada pula yang miskin tapi mereka tak meminta-minta.”
Putra sejenak merenung, tapi dia sudah langsung bergegas menyanggah anjuran Toni. Namanya juga tahun baru, kan. Kapan lagi memeriahkan pergantian tahun dengan keceriaan.
Toh, main kembang api juga dilakukan setahun sekali.
“Bro. Kalau menurut pendapatku ini ya, pendapat Toni lho. Aku kira sebaiknya kita tidak perlu terlalu riang menyambut tahun baru 2022. Toh, pergantian tahun sering kali hanya sekadar angka, kan?”
“Maksudnya, Bro?”
“Okelah kamu bilang bahwa kita bakal bakar-bakar jagung, bistik, atau memeriahkannya dengan kembang api. Tapi, sadarkah kita bahwa di sebalik kegembiraan dan cahaya kembang api itu ada orang lain yang sedang sedih dan terluka hatinya?”
“Maksudnya siapa sih, Bro?” tanya Putra penasaran
“Itulah orang-orang miskin dan mereka yang fakir. Mereka yang setiap harinya bekerja demi sesuap nasi. Aku pikir dia sepuluh kali lipat lebih hebat dari kita, Bro.”
“Lho, kok kamu anggap mereka yang tidak berpunya lebih hebat, Bro?”
“Iya, karena mereka sedikit pun tidak peduli dengan tahun baru, dengan pestanya, atau dengan pernak-pernik kegembiraan lainnya. Mereka malah tetap semangat berjuang dan berusaha mencari peluang kerja agar tak lagi meminta-minta. Sedangkan kita?”
“Sedangkan kita bagaimana, Bro?”
“Kita malah sibuk berpesta dan menghabiskan uang orang tua untuk kegiatan yang kurang berguna. Kupikir, membeli kembang api yang hingga ratusan ribu itu bisa kita alihkan kepada sesuatu yang bermanfaat seperti membantu warung yang bangunannya sudah peot, atau wakaf peradaban lainnya.”
Putra pun terdiam. Ia pun tersadar bahwa pergantian tahun perlu disikapi dengan bijaksana dan tidak perlu terlalu riang.
Kenyataannya, di sebalik senyum yang ditebar hari ini masih banyak kesedihan dan kedukaan yang dialami oleh orang lain yang sebenarnya sangat membutuhkan.
Boleh Baca: Cerpen Tentang Sedekahnya Lelaki Berjubah
Adapun uang yang tadinya dikumpulkan bakal digunakan untuk berbagi tepatnya di awal tahun baru 2022.
Mereka tetap menggelar kegiatan bakar jagung dan bistik di rumah Putra dengan sederhana sembari berbagi kisah dan pengalaman hidup.
***
Nah, demikianlah tadi seutas cerpen singkat bertema tahun baru yang bisa Guru Penyemangat sajikan.
Bersandar dari kisah di atas, kita bisa memetik hikmah dan pelajaran bahwa kepedulian terhadap sesama itu semestinya perlu ditingkatkan.
Selain itu, kita pula jangan terlalu mementingkan kebahagiaan diri sendiri di tengah kecukupan. Karena di sebalik kegirangan itu masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Salam.
Posting Komentar untuk "Cerpen Tahun Baru: Riangmu Adalah Sedihnya"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)