Kumpulan Puisi Bulan Desember yang Menyentuh Hati, Mari Sambut Akhir Tahun dengan Sejuta Inspirasi
Kumpulan Puisi Bulan Desember yang Menyentuh Hati. Dok. Gurupenyemangat.com |
Selamat Datang, Desember!
Duh, tiada terasa bulan keduabelas di tahun ini telah tiba, ya. Padahal ketika aku lihat senja, senja masih sama dengan sebelumnya. Dia jarang muncul, karena bulan-bulan lalu begitu basah.
Tiba di bulan Desember, artinya kita hanya tinggal menunggu detik-detik perpisahan. Sekarang sudah akhir tahun, sudah saatnya diri mengoreksi catatan-catatan impian dan merangkum kegagalan.
Duh, sudah seperti banyak gagalnya, kan ya? Ya iya, sih. Gurupenyemangat.com pun banyak gagal kok. Tapi tiadalah mengapa, asalkan syukur selalu terucap dalam kata.
Pada kesempatan kali ini Guru Penyemangat ingin menghadirkan kumpulan puisi bertema bulan Desember.
Kumpulan puisi akhir tahun ini berkisah tentang bulan Desember ceria, syukur dan hujan, serta bait-bait kelabu yang menyentuh hati.
Oke, langsung disimak saja, ya:
Puisi Tentang Bulan Desember Ceria
Puisi 1: Selamat Datang Desember
Karya: Ozy V. Alandika
Puisi Tentang Bulan Desember Ceria. Dok. Gurupenyemangat.com |
Selamat datang Desember
Aku baru saja bangun
Belum rela menarik selimut
Hari ini masih dingin seperti biasanya
Masih mencium semerbak sunyi
Berteman dengan almanak kusam
Tertawa kepada cermin
Menyapu kisut dan kedut
Mengurut pundak
Menggemburkan nadi yang kemarin gersang oleh masuk angin
Selamat datang Desember
Aku masih menunggu terangnya purnama terakhir di tahun masehi
Ditemani kerlap-kerlip kejora
Kembang api warna-warni
Juga asap kendaraan yang mengepul
Sungguh jalanan yang sesak
Semua orang ingin menyambut tamu agung
Tapi lupa dengan tamu lama
Mereka yang sudah duduk sendiri di sebelas purnama terakhir
Menatap kalender usang
Memindahkan tanggalnya sendiri
Mencoret hari-hari berubah cuti
Belum ingin menghapus mimpi dan berhenti berjuang
Selamat datang Desember
Bulan yang basah dan berangin
Bulan penuh keluh kesah dan harapan atas ingin
Ceriaku sudah bertumbuh
Malasku sudah berlabuh
Maka izinkan aku bangun lebih cepat daripada azan Subuh
Boleh Baca: Puisi Tentang Bunga yang Kadang Memesona dan Melukai
Puisi 2: Senyumku di Akhir Tahun
Karya: Ozy V. Alandika
Desember telah tiba
Tapi hatimu masih iba
Gara-gara dia kau sakit hati
Dia yang ingkar janji
Kau yang berasa hampir mati
Sakit;
Seperti tertusuk tulang iga
Menggores sampai sanubari
Sudahlah tidak apa-apa
Kini akhir tahun sudah menyapa
Tidak ada gunanya berkeluh kesah
Wajahmu hanya akan semakin basah
Hatimu semakin resah
Keadaan bikin pasrah
Padahal hari lalu cukuplah jadi kisah
Aku saja sudah belajar tersenyum
Meski tak semanis bayi umur enam minggu
Tapi aku belajar tulus
Berbesar hati menerima impian yang tandus
Ingin kutanam lagi
Harapan yang penuh memori
Mewarnai kembali gubuk-gubuk usang
Agar semakin pantas untuk kutinggali
Sekarang giliranmu
Maukah kau tersenyum sejak hari ini?
Boleh Baca: Puisi Tentang Sendu Malam Jelang Musim Semi
Puisi 3: Syukur di Bulan Desember
Karya: Ozy V. Alandika
Doa dan Syukur di Bulan Desember. Dok. Gurupenyemangat.com |
Januari sudah lama pergi
Meninggalkan awal tahun
Bersama manisnya mimpi-mimpi
Aku terlalu riang
Hingga lupa bersyukur
Februari sudah lama kutinggalkan
Hari yang singkat
Bahkan purnama memerah tidak sempat kulihat
Aku terlalu sibuk hingga merasa kesempatan sudah tampat
Akhirnya aku lupa bersyukur
Terlewat
Maret aku sudah tidak ingat lagi
Waktu yang sibuk
Hingga aku baru bisa tidur setelah dini hari
Lagi-lagi aku lupa
Lupa aku lagi-lagi
Tidak teringat bersyukur
April aku masih sibuk
Sibuk menebar impian bersama Ibunda Pertiwi
Padahal cuma kata-kata
Lagi aku melupa syukur
Bulan kelima entah ada kisah apa
Mungkin tentang tidur siangku
Tidur yang dingin
Berselimut kegagalan
Sakit hati
Tangisku lupa meneteskan syukur
Tengah tahun yang singkat
Tidak ada rasanya
Lewat begitu saja
Barangkali hanya ada rasa iba
Dengan sedikit syukur yang tak rela
Ketika Juli menyapa
Aku sibuk berkarya
Mengorek-ngorek rencana
Meratap gagal yang lebih dari separuhnya
Sesalku lagi-lagi tidak mengajak syukur
Agustus tiba
Ragaku bergelora
Teriak merdeka
Tapi hatiku sendiri terjajah
Lupa bersyukur
Hingga akhirnya sulit untuk menerima
September pun masih sedih
Ragaku berlinang basah
Waktu dipenuhi rasa gelisah
Lupa syukur, lupa belajar untuk pasrah
Kisah Oktober?
Sama seperti November
Rasanya waktu begitu cepat berlalu
Seakan aku belum cukup tidur
Padahal tidurku yang tak teratur
Tak lagi ingat dengan syukur
Kini Desember telah menyapa
Dengan bentuk senyum yang tak selaras dengan rupa
Banyak orang ceria
Tapi sebenarnya dusta
Aku sudah lelah berbelok hati
Sakit rasanya untuk gagal lagi
Sudahlah;
Mimpi tinggallah mimpi
Tapi kesempatan syukurku belum tentu datang lagi
Aku bahagia di bulan Desember atas sehat
Aku bahagia di bulan Desember atas selamat
Maka izinkan aku untuk menjadi orang yang hebat
Boleh Baca: Puisi Tentang Pemuda, Cinta, dan Rindu
Puisi Tentang Hujan Bulan Desember yang Sedih dan Menyentuh Hati
Puisi 4: Hujan Bulan Desember
Karya: Ozy V. Alandika
Puisi Tentang Hujan Bulan Desember yang Sedih dan Menyentuh Hati. Dok. Gurupenyemangat.com |
Sudah akhir tahun tapi masih hujan juga
Rintik-rintik dingin terkesiar mengabar lara
Hatiku lagi-lagi hampa
Sejuknya senja
Sudah tak lagi terasa
Desember kali ini masih hujan
Aku kebasahan oleh renung-renung remang
Khawatir diri
Bagaimana tentang hari esok
Bagaimana dengan hari kemarin
Pening kepalaku memikir bayang
Awan Desember masih tersusun selia
Berkabut tebal
Dengan gemuruh yang sesekali memberontak
Serasa dirinya marah
Ingin membiarkan langit biru menampakan rupa
Menyilakan surya untuk duduk di semenjana
Apakah esok Desember masih akan hujan?
Rasanya jenggala sudah terlalu subur
Sedangkan cerahku semakin terkubur
Sudah saatnya;
Aku ingin menggapai terang
Terang yang bukan temaram
Tapi terang yang benderang
Bersama sinar yang memancar juang
Boleh Baca: Sajak dan Puisi Tentang Hujan di Bulan November
Puisi 5: Desember Kelabu
Karya: Ozy V. Alandika
Irama langkahku terhenti di penghujung tahun
Napas ini mulai terengah
Banyak impian
Sayang dia pergi dengan jengah
Aku tersadar
Hati ini semakin kosong
Tak ada warna
Tak ada teman
Tak ada sahabat
Sibukku fana
Senyumku gelap
Sedikit pun tak terlirik oleh gemerlap
Ternyata Desember ini kelabu
Harap hampanya menyayat kalbu
Mengurung senyumku dalam belenggu
Serasa ada bangku kosong yang menyuruhku duduk berselimut debu
Desember kelabu
Aku terharu dengan sedihku
Sedih karena tak tampak lagi langit biru
Hingga kini
Aku masih terengah
Aku masih ingin menghabiskan sisa napas untuk menggeru
Boleh Baca: Sajak Tentang Bulan Desember dan Akhir Tahun, Penuh Harapan dan Doa
Puisi 6: Selamat Tinggal Desember
Puisi Selamat Tinggal Desember. Dok. Gurupenyemangat.com |
Selamat tinggal Desember
Datangmu begitu cepat
Singgahmu begitu singkat
Tidak menungguku sempat
Hingga akhirnya kita tak pernah dekat
Padahal aku rindu
Ingin menghabiskan tahun ini sedikit lebih lama lagi
Berpisah sejenak dengan elegi
Menjauhkan diri dari sepi
Selamat tinggal Desember
Bulan penuh rintik-rintik dan tetes hujan
Peramai sepi
Penyepi mereka yang ramai
Mungkin kali ini aku akan lebih sedikit melihat senja
Senja semakin murung
Terkurung dalam larung
Enggan keluar walau semanis apa kutawarkan renjana
Selamat tinggal bulan Desember
Aku pamit
Terima kasih atas waktu yang sempit
Sungguh rasanya sangat sedikit
Tapi hanya syukur yang mestinya aku ungkit
Sekali lagi;
Selamat tinggal Desember
Aku akan pergi
Belajar untuk meninggalkan hari ini
Demi esok yang lebih baik lagi
***
Boleh Baca: Puisi untuk Senja, Awal Tahun, dan Fajar
Nah, demikianlah tadi segenap untai puisi tentang bulan Desember yang menyentuh hati, ceria, bahkan sedih sebagai bekal menyambut akhir tahun.
Karena sudah tinggal menghitung hari, sebaiknya kita persiapkan diri ini, ya. Bersiap untuk melupakan segenap sesal, dan bersiap untuk menyambut hari yang baru. Dunia mungkin telah berubah, namun dirimu yang baik jangan sampai berubah ya.
Salam.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Puisi Bulan Desember yang Menyentuh Hati, Mari Sambut Akhir Tahun dengan Sejuta Inspirasi"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)