Cerpen Tentang Jangan Menilai Orang dari Masa Lalunya, Singkat dan Inspiratif
Ada apa dengan masa lalu si dia, apakah seburuk itu sikapnya?
Beberapa orang barangkali berpikir bahwa masa lalu mewakili masa depan, padahal kenyataannya tidaklah begitu.
Setiap insan yang hidup di dunia ini berhak untuk berubah. Jangankan manusia, bahkan Allah pun tiada peduli dengan masa lalu seorang hamba terutama ketika hamba tersebut sudah bertobat di masa sekarang.
Maka darinya, penting bagi kita untuk memaafkan masa lalu seseorang dan mencoba menerima setiap butir kebaikan yang ia lakukan di masa sekarang.
Nah, di sini Gurupenyemangat.com telah mendapat kiriman cerpen tentang jangan menilai orang dari masa lalunya yang singkat dan inspiratif.
Langsung disimak saja, ya:
Cerpen: Maya Gadis Berambut Pirang
Oleh: Fahmi Nurdian Syah
Cerpen Tentang Jangan Menilai Orang dari Masa Lalunya, Singkat dan Inspiratif. Dok. Gurupenyemangat.com |
Namanya Maya, seorang gadis berambut pirang yang pemarah. Memiliki Alis yang tebal, sorot matanya begitu tajam.
Mukanya yang masam membuat setiap orang yang berhadapan dengannya langsung bergidik ketakutan. Tak sedikit di antara mereka yang menjauh bahkan mengejek Maya karena sikapnya yang acuh tak acuh.
Di balik sikapnya itu semua, Maya merupakan seorang gadis yang pintar, dia sangat suka membaca buku demi memperluas pengetahuannya. Akan tetapi Maya sedikit pun enggan berbagi ilmunya kepada orang lain.
Karena itulah mengapa Maya kurang disukai. Gadis itu sering menghabiskan waktu dengan duduk di bawah pohon yang rindang sembari mengedarkan pandangannya memperhatikan anak seusianya bermain.
Hingga suatu hari, saat berada di sekolah. Maya ditunjuk untuk menjadi ketua kelas oleh gurunya, hal ini sontak menuai reaksi yang beragam.
Boleh Baca: Cerpen Tentang Pendidikan Karakter
Banyak di antara teman-temannya yang tidak setuju. Melihat situasi yang begitu menghina, sorot mata Maya membulat tajam seisi kelas. Ngeri, sampai ada seorang anak yang histeris.
Keadaan kelas menjadi gemuruh, mereka berbicara lirih tentang sikap Maya. Gadis itu tahu, temannya melontarkan kata-kata yang mencemooh kepadanya.
Bagaikan jerami yang ditusuk ratusan anak panah, kata kata tersebut menusuk hati Maya, mukanya merah padam dengan tangan yang mengepal.
Setelah kejadian itu, Maya menjadi seorang yang tidak percaya diri, sikapnya semakin acuh tak acuh membuat teman-temannya semakin menjauh.
Maya bertanya-tanya pada diri sendiri. Kenapa guru memilihnya sebagai ketua kelas? Maya ingin sekali mengetahui alasannya, namun karena tak berani untuk melontarkan akhirnya pertanyaan itu hanya bisa ia tanyakan di dalam benaknya.
Pada malam harinya Maya memutuskan untuk tidur lebih awal. Ia ingin tenang dan melupakan semua hal yang sudah terjadi. Maya terlelap, hingga ia berada di suatu tempat yang tak ia kenali.
Tak jauh dari tempat berdiri, terdapat seekor singa yang besar berambut pirang, dengan giginya yang runcing bagaikan pedang excalibur, ia berjalan dengan ekor panjang yang menjalar. Sang singa menatap Maya dengan buas.
Boleh Baca: Cerita Pendek Tentang Perilaku Adil
Maya histeris, menutupi wajah dengan tangannya. Singa itu mendekat, ia menghembuskan napas bergemuruh. “Apa yang membuatmu kemari wahai gadis berambut pirang?” sang Singa bicara lirih.
Maya mengangkat wajahnya, ia menatap singa tersebut lekat-lekat. Alih-alih mengompol ketakutan, Maya menyentuh rambut sang singa, rambutnya pirang, mukanya garang, alisnya tebal.
Maya berpikir, sang singa begitu mirip dengannya, ia pun kemudian bertanya. “singa, kenapa kau disebut raja simba? Padahal mukamu garang."
Lengang sejenak sampai akhirnya sang singa bersuara. Ia berkata bahwa muka yang garang sama sekali tidak mempengaruhi apa yang ingin ia lakukan. Maya memasang muka kebingungan, ia tidak paham.
Sang singa kembali melanjutkan kata-katanya. Maya mendengarkan secara seksama, ia menyambar setiap kata-kata yang dilontarkan, “jika kau menjadi pemimpin, jangan kau mudah terpengaruh dengan pujian ataupun hujatan orang lain, lebih baik kau pikirkan cara menyelesaikan masalah” gumam Sang Singa.
Matahari yang silau menyadarkan Maya, wajahnya berseri-seri. Mimpi yang ia alami perlahan membuat Maya mulai mengubah sikapnya. Ia belajar untuk menghargai, peduli sesama, dan bertanggung jawab.
Semua yang Maya lakukan butuh proses, seperti di minggu pertamanya, sikap Maya yang berubah membuat temannya merasa heran dan belum sepenuhnya diterima.
Gadis itu tetap mencoba untuk tersenyum setiap kali ada orang yang berada di dekatnya. Meskipun sedang dibicarakan, Maya tetap menebarkan senyum hangat kepada mereka.
Maya juga mulai untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya, sebisa mungkin ia membantu teman-temannya yang kesusahan memahami pelajaran.
Maya tahu kapan harus bersikap tegas layaknya sang Singa, Maya juga tahu kapan harus bersikap lembut. Maya belajar bertanggung jawab layaknya ketua kelas.
Lambat laun, orang-orang mulai menerima sikapnya. Tidak ada lagi Maya si rambut pirang yang pemarah, tidak ada lagi Maya dengan sikap yang acuh tak acuh, Maya sudah menjadi lebih percaya diri dan lebih terbuka.
Sejak itulah Ia dijuluki sebagai gadis berambut pirang yang ramah.
~ SELESAI ~
Nah demikianlah tadi secarik cerpen singkat yang bisa Gurupenyemangat.com sajikan. Pesan moral dari cerita pendek di atas adalah jangan menilai seseorang dari sikapnya yang dulu, tapi nilailah dari sikapnya yang sekarang.
Kok gitu? Karena sejatinya setiap orang bisa mengubah sikapnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Salam.
Lanjut Baca: Kata-kata Mutiara Masa Lalu Biarlah Berlalu, Mari Lupakan Kelam dan Lebih Serius Menatap Masa Depan
2 komentar untuk "Cerpen Tentang Jangan Menilai Orang dari Masa Lalunya, Singkat dan Inspiratif"
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)