Suka Duka Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-19 Bagi Siswa, Guru, dan Orang Tua
Suka Duka Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-19. Diolah oleh Gurupenyemangat.com dari Canva |
Hai, Sobat Guru Penyemangat, bagaimana rasanya belajar di rumah selama pandemi Covid-19? Sudah pasti ada setumpuk keluh kesah dan keseruan tersendiri, ya.
Belajar di rumah itu seru bagi sebagian siswa, namun ada banyak pula suka duka yang tergaung selama pandemi Covid-19.
Tidak hanya siswa, guru maupun orang tua pula merasa demikian. Di era pandemi, kegiatan belajar tidaklah mudah digelar secara maksimal karena terkadang kita kalah oleh keadaan.
Keadaan di mana sekolah berada di daerah susah sinyal, keadaan ketika kuota internet habis, hingga beratnya tantang membimbing siswa bagi para orang tua.
Maka dari itu, di sini Gurupenyemangat.com bakal menyajikan segenap suka duka belajar di rumah selama pandemi Covid-19 yang dialami dan dirasakan oleh siswa, guru, hingga orang tua.
Langsung disimak saja, ya:
Suka Duka Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-19 Bagi Siswa
Suka Duka Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-19 Bagi Siswa. Diolah oleh Gurupenyemangat.com dari Canva |
Kita bahas sukanya, atau dukanya terlebih dahulu? Yang seru-seru saja kali ya. Hehehe
Ada keseruan tersendiri ketika siswa belajar dari rumah baik secara online maupun dengan sistem PJJ.
Salah satu keseruan yang dimaksud adalah; siswa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah tanpa perlu berangkat ke sekolah.
Lho, memangnya seru?
Tentu saja. Di rumah, siswa bisa melakukan lebih banyak kegiatan secara acak. Sebut saja seperti menonton televisi, streaming YouTube, hingga tidur siang.
Tapi, ya, semua keseruan tersebut bisa didapat jikalau siswa mau dan mampu mengerjakan tugas tepat waktu sih.
Selain itu, kesukaan belajar di rumah lainnya yang menyenangkan yaitu; siswa dapat mengaplikasikan berbagai media pembelajaran berbasis digital untuk pertama kalinya.
Boleh Baca: Kumpulan Karangan Tentang Belajar di Rumah Selama Pandemi
Yuup. Siapa di antara kalian yang sering gonta-ganti background layar Zoom dan iseng bermain Google Meet bersama teman dari rumah? Pasti banyak, kan?
Hehehe. Sudah pasti segala sesuatu yang baru bakal membuat siswa penasaran dan ingin menyelam lebih jauh.
Syahdan, bagaimana dengan duka belajar di rumah selama pandemi Covid-19? Wah, mungkin cukup banyak, ya.
Hal pertama yang dirasa menyulitkan siswa adalah banyaknya tugas selama corona. Bukan tanpa alasan; Guru mungkin beranggapan bahwa dengan tugas yang banyak siswa akan rajin belajar.
Tapi?
Yang terjadi malah sebaliknya. Ada lho Guru Penyemangat temukan beberapa siswa yang benar-benar enggan mengerjakan tugas sama sekali selama pandemi gara-gara terlalu banyak!
Semoga kalian tidak termasuk salah satunya, ya.
Pada dasarnya siswa itu belumlah mampu belajar secara mandiri. Dengan banyaknya tugas, mereka malah jenuh dan tertekan dari aspek psikososial.
Lebih dari itu, hal lain yang membuat siswa kurang bergairah belajar dari rumah ialah permasalahan sinyal internet, kuota, dan ketersediaan gadget.
Yup, sengaja diriku satukan permasalahan tersebut karena memang merupakan kendala satu paket yang menyebabkan sulitnya belajar daring.
Tidak di kota besar, dan tidak pula di kota kecil, permasalahannya sama karena kualitas persinyalan di Bumi Pertiwi belumlah merata.
Di kota besar, ada daerah-daerah tertentu yang sulit mendapat akses sinyal sehingga siswa terpaksa harus memanjat pohon dan tebing untuk belajar daring.
Di kota kecil dan daerah pelosok? Lebih parah lagi! Sampai-sampai ada yang mencuri ponsel demi bisa belajar. Miris, kan? Hemm.
Begitulah sebenarnya suka duka belajar di rumah selama pandemi Covid-19 bagi para siswa. Keseruannya ada, tapi tantangan juga semakin kompleks.
Suka Duka Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-19 Bagi Guru dan Orang Tua
Suka Duka Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-19 Bagi Guru dan Orang Tua. Diolah oleh Gurupenyemangat.com dari Canva |
Tidak hanya siswa, diriku yakin bahwa Guru dan orang tua di rumah juga memiliki segudang suka duka saat kegiatan belajar-mengajar dari rumah.
Bukan tanpa alasan.
Selama pandemi corona, guru boleh dibilang sebagai aktor yang paling sibuk dalam menunjang eksistensi pembelajaran.
Entah itu pembelajaran daring maupun pembelajaran jarak jauh, gurulah yang menjadi penanggung jawab untuk menyukseskannya.
Sebagai seorang guru, yang cukup menyenangkan bagiku selama mengajar dari rumah ialah bisa menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.
Ya, tambah lagi jarak rumah ke sekolah tempatku mengajar cukup jauh sehingga adanya Grup WhatsApp, YouTube, Messenger, Zoom, hingga Google Meet sangat membantu.
Selain itu, selama anak-anak belajar di rumah, rasa-rasanya waktu mengajar formal lebih singkat dan siswa dituntut untuk lebih mandiri belajar dengan didampingi orang tua.
Senangnya guru itu apa?
Guru senang karena orang tua di rumah bisa merasakan betapa sulitnya mengajar siswa. Jadi, sekarang orang tua tidak lagi semena-mena dan terlalu bergantung kepada sekolah. Wkwk
Tapi, nyatanya mengajar online dari rumah tidaklah seseru itu kok.
Banyak pula tantangan dan hambatan mengajar daring mulai dari siswa yang malas mengerjakan tugas, siswa yang sulit fokus saat belajar daring, siswa yang telat, hingga siswa yang sengaja absen.
Hemm.
Boleh Baca: Ragam Kendala Belajar di Rumah Selama Pandemi
Satu hal yang penting namun hilang selama belajar di era pandemi yaitu; siswa tidak lagi mendapat sentuhan secara psikososial dari guru.
Tambah lagi jika gurunya guru baru dan siswanya baru saja naik jenjang kelas. Susah, kan? Padahal di dunia nyata siswa sangat butuh dengan ilmu sosial, sopan santun, tata krama, dan akhlak.
Jika dihitung lebih detail, rasa-rasanya agak sebanding antara suka dengan duka guru dalam proses belajar-mengajar dari rumah selama pandemi Covid-19.
Hatta, bagaimana dengan orang tua? Apakah mereka malah lebih bahagia di era pandemi?
Hehe. Sulit rasanya untuk tersenyum karena corona telah mengguncang segala aspek kehidupan.
Kesukaan orang tua yang pertama mungkin mereka agak lega karena tidak lagi mengeluarkan uang jajan harian kepada anak-anaknya.
Tapi lebih daripada itu?
Jika anaknya banyak, kemudian masing-masing darinya belajar daring, maka dompet orang tua serasa diguncang gempa dan terus ditodong untuk dibelikan kuota internet. Hemm
Belum selesai sampai di sana, orang tua pula merasa lebih sibuk semenjak anak belajar di rumah. Mereka wajib melakukan pendampingan alias membimbing sang buah hati untuk belajar.
Jika tidak begitu, maka anak-anak akan semakin sering rebahan, malas mandi, malas bangun pagi, bahkan mood-mood-an dalam membantu pekerjaan orang tua.
Hemm. Jika kita pikir-pikir lagi, banyaklah keluh kesah daripada kesenangan mendampingi anak belajar di rumah, ya?
Boleh Baca: Keluh Kesah Pembelajaran Daring
Maka dari itulah, Pembelajaran Tatap Muka benar-benar merupakan sistem yang tiada bisa dikesampingkan.
Negeri ini mungkin punya niat besar untuk mengejar digitalisasi pendidikan, tapi kisah di lapangan tidaklah semudah itu.
Mutu dan kualitas pendidikan tidak sebercanda rencana yang bisa ditandatangani dengan mudah saat rapat kerja.
Walau demikian, bukan berarti kita sebagai siswa, guru, dan orang tua boleh terus mengeluh. Perjuangan harus terus dilanjutkan karena pendidikan adalah hak tiap-tiap anak bangsa.
Selalu ada suka dan duka belajar di rumah, tapi anggap saja hal tersebut sebagai tantangan agar diri ini bisa lebih tangguh serta lebih baik di hari kemarin.
Terakhir, semoga pandemi segera pergi agar kita bisa bertemu kembali di pembelajaran tatap muka.
Salam.
Posting Komentar untuk "Suka Duka Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-19 Bagi Siswa, Guru, dan Orang Tua"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)