Contoh Pendapat Mahasiswa Tentang Kuliah Online Selama Pandemi, Apakah Efektif?
Contoh Pendapat Mahasiswa Tentang Kuliah Online Selama Pandemi, Apakah Efektif. Dok. Gurupenyemangat.com |
Pro dan kontra tentang kuliah online itu sudah biasa. Selama pandemi, kita tidak bisa sekadar berbicara efektivitas melainkan juga perlu berkisah tentang efisiensi dan keamanan.
Terang saja, untuk apa kita memaksakan pembelajaran tatap muka yang secara teori memiliki derajat efektivitas tinggi tapi dari segi keamanan dan kesehatan cukup mengkhawatirkan?
Maka dari itulah, muncul berbagai pendapat mahasiswa tentang kuliah online selama pandemi. Ada yang berkisah efektif, ada pula yang berkeluh kesah.
Dalam kesempatan ini, Gurupenyemangat.com akan menyajikan beberapa contoh pendapat mahasiswa tentang kuliah online, baik itu yang dirasakan, dilihat, maupun berdasarkan cerita teman-teman dan murid.
Langsung disimak saja, ya:
Pendapat Mahasiswa Tentang Kuliah Online Selama Pandemi
Pendapat Mahasiswa Tentang Kuliah Online. Dok. Gurupenyemangat.com |
Online atau pun offline, mahasiswa tetap memiliki hak untuk bersuara dan berargumentasi. Termasuklah dalam urusan mengkritisi eksistensi kuliah online selama pandemi.
Pendapat Mahasiswa A
Menurut mahasiswa A, selama kuliah online dirinya benar-benar belum pernah sama sekali memijaki halaman/lapangan kampus.
Dirinya sekarang tinggal di Provinsi Bengkulu, sedangkan kampusnya berada di Jakarta. Sekarang sudah memasuki semester kedua, namun sekali pun ia belum pernah kuliah tatap muka.
Walau begitu, kuliah online menurut pendapatnya cukup efektif karena mahasiswa pada akhirnya dituntut untuk mandiri, mau mencari, dan mau belajar lebih.
Hanya saja, sesekali ia cukup kesal karena tidak dapat mengikuti perkuliahan daring secara utuh gara-gara gangguan sinyal internet yang kurang stabil saat dosen melakukan presentasi di Zoom.
Pendapat Mahasiswa B
Mahasiswa B berkisah bahwa sejatinya kuliah online itu lebih enak daripada kuliah tatap muka. Kok bisa?
Karena sepengalamannya, tugas-tugas selama kuliah online menjadi lebih sedikit bila dibandingkan dengan tugas yang diberikan dosen selama perkuliahan tatap muka.
Barangkali mahasiswa yang satu ini sedang diajar oleh dosen yang pengertian sehingga tidak memberatkan. Hehehe
Pendapat Mahasiswa C
Mahasiswa C berpendapat bahwa tidak ada perbedaan berarti antara kuliah online maupun kuliah offline bila ditilik dari segi efektivitas.
Meski begitu, dirinya malah khawatir bila kelamaan melangsungkan kuliah online nanti akan kesulitan untuk membayar uang indekos.
Terang saja, berbagai indekos di dekat universitas menerapkan sistem kontrak minimal 1 tahun.
Kalau mahasiswa bisa bayar kos-kosan perbulan kan enak, tapi ini satu tahun. Bayangkan saja bila satu tahun kuliah online terus digelar. Mahasiswa membayar uang indekos, tapi tidak tinggal di sana.
Pendapat Mahasiswa D Tentang Kekurangan Kuliah Online
Menurut mahasiswa D, kekurangan terbesar dari kuliah online yaitu minimnya interaksi dan sosialiasi.
Akibatnya, tidak jarang mahasiswa yang pasif selama kuliah online cara berbicaranya semakin kaku gara-gara terlalu lama berdiam di rumah.
Dengan demikian, bila terus melaksanakan kuliah online, sifat individualis seseorang bisa semakin merona.
Pendapat Mahasiswa E Tentang Kelebihan Kuliah Online
Kuliah online itu memiliki dampak positif, salah satunya ialah meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam melakukan presentasi, mengutarakan pendapat, hingga upgrade skill baru.
Contohnya saja seperti membuat presentasi menarik, belajar lebih jauh dan lebih mendalam saat memanfaatkan berbagai platform kuliah online, hingga mendapat skill baru saat menjadi moderator virtual.
Tentunya, berbagai pengalaman tersebut belum tentu bisa didapatkan saat kita melaksanakan kuliah tatap muka, bukan?
Pendapat Mahasiswa F Mengenai Kendala Kuliah Online
Selama menjalani kuliah online, mahasiswa F berpendapat bahwa dirinya bersama teman-teman sekampung merasa kesulitan dari segi layanan sinyal internet.
Padahal kuliah digelar secara daring menggunakan Google Meet dan Zoom Meeting, tapi di kampung mereka sinyal internet yang seadanya sering kali tidak mampu untuk memutar video online.
Atas jaringan yang lelet tersebut, kegiatan kuliah online bukan hanya sekadar menjadi tidak fokus melainkan juga semakin sulit untuk meraih ilmu yang disampaikan oleh dosen.
Pendapat Mahasiswa G Tentang Sulitnya Bimbingan Saat Kuliah Online
Bagi mahasiswa semester rendah maupun mereka yang baru masuk kuliah, mungkin perkuliahan daring tidaklah menjadi soal.
Tapi, berbeda kisahnya dengan mahasiswa G yang merasakan berbagai kesulitan untuk melakukan bimbingan skripsi dan penelitian saat kuliah online.
Sejak awal bimbingan dimulai, dirinya sudah beberapa kali harus mengganti judul karena tempat penelitiannya pula sekarang menerapkan sistem daring.
Lebih dari itu, bimbingan dosen yang awalnya bisa dilaksanakan secara tatap muka dan temu langsung, sekarang berganti menjadi bimbingan online.
Sekilas mungkin hal ini lebih irit dari segi waktu dan biaya, namun dari segi pemahaman tentang apa kemauan dan arahan dosen menjadi tantangan tersendiri bagi seorang mahasiswa semester akhir.
Pendapat Mahasiswa H yang Sudah Merindukan Perkuliahan Tatap Muka
Sudah hampir dua semester mahasiswa H melaksanakan perkuliahan online, dan sekarang dirinya sudah rindu untuk belajar di dalam ruangan di kampus.
Bukan tanpa alasan. Berdiskusi maupun berdebat di ruang virtual itu dirasa kurang seru karena sering terputus oleh sinyal internet dan waktunya pula singkat.
Maka dari itulah, sudah menjadi keseruan tersendiri bila mahasiswa bisa belajar di ruang kuliah secara offline.
Pendapat Mahasiswa I Tentang Kurang Adilnya Penilaian Dosen Selama Kuliah Online
Barangkali beberapa mahasiswa cukup merasakan dampak yang satu ini. Menurut mahasiswa I, selama kuliah online penilaian yang dilaksanakan dosen menjadi semu dan hasilnya terasa kurang adil.
Bagaimana mau adil, terkadang beberapa mahasiswa yang datang telat hanya sekadar mengisi daftar link presensi, tapi nilai semester mereka cukup bagus.
Sedangkan mahasiswa yang aktif mengikuti perkuliahan daring sejak awal, nilainya malah biasa-biasa saja.
Ada dugaan, bisa jadi si dosen asal memberi nilai. Toh, karena kuliah daring, belum tentu dosen mengingat mana-mana saja mahasiswanya, kan? Pada akhirnya proses penilaian menjadi kurang adil.
*
Demikianlah sajian Guru Penyemangat tentang berbagai pendapat mahasiswa tentang kuliah online selama pandemi.
Sejatinya baik itu kuliah online maupun offline keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dengan demikian, yang perlu dilakukan oleh mahasiswa, dosen, staff, hingga kampus ialah memaksimalkan sistem yang ada dan tetap berusaha melakukan yang terbaik.
Salam.
Lanjut Baca: 15 Contoh Kritik dan Saran Kuliah Online untuk Mahasiswa, Dosen, dan Universitas
Posting Komentar untuk "Contoh Pendapat Mahasiswa Tentang Kuliah Online Selama Pandemi, Apakah Efektif?"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)