Kumpulan Singkatan Sindiran PPKM Lucu dan Gokil, tapi Bikin Perih Hati Juga Sih
Perjalanan Panjang Kapan Menikah [PPKM]. Dok. Gurupenyemangat.com |
Aduh! Rasanya Guru Penyemangat belum puas nih cari-cari singkatan dari PPKM. Apa? Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat?
Udah tau ah, udah tau semua kayaknya para netizen kita. Bahkan, PPKM yang berarti Pak Presiden Kapan Mundur saja pernah trending di Twitter beberapa hari yang lalu.
Padahal kan niat pemerintah awalnya adalah baik nan bijaksana, bukan? Tapi, ya, ketika negara Singapura mulai berdampingan dengan Covid-19 seraya menganggapnya sebagai virus biasa, kasus corona di Indonesia mulai menggila.
Maka dari itulah kemudian diterapkan Perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] darurat dan mikro. Nyatanya, tidak hanya fokus di Jawa-Bali saja, melainkan juga nyaris di seluruh provinsi di Indonesia.
Aih, kadang kita juga jenuh dengan situasi yang pelik ini. Kemarin Gurupenyemangat.com juga sudah menghadirkan singkatan bucin dan lucu tentang PPKM. Tapi sekarang mau tambah lagi, deh, yang versi sindiran. Agar semua terhibur. Simak aja ya.
1. Pernah Pinjam uang Kemudian Menghilang [PPKM]
Pernah Pinjam Uang Kemudian Menghilang [PPKM]. Dok. Gurupenyemangat.com |
Nah! Yang ini memang harus disindir habis-habisan. Utang, Bro. Dibawa mati! Gara-gara uang, sahabat jadi musuh, keakraban jadi kesenjangan, keramahan jadi enggan bertegur sapa.
Maka dari itu, mulai sekarang siapkanlah tabungan banyak-banyak. Atau?
Jangan sembarangan meminjamkan atau meminta pinjaman uang. Jika tak penting-penting amat, gakusah lah. Apalagi cuma demi gengsi.
2. Pernah Pacaran Ketikung Menikah [PPKM]
Gimana ya rasanya ketika dirimu sedang asyik-asyik pacaran, tetiba besoknya si Yayank langsung ngasih undangan nikah.
Kalo aku? Biasa aja dong, kan itu bukan pacarku. Eh. Udah kayak kisah di ftv aja, ya. Sebelas dua belas sama sinetron azab. Hehehe. Makanya jangan lama-lama pacaran.
3. Pacar Pertama Kamu Modar [PPKM]
Aduhai, kayaknya ini singkatan dari seseorang yang sedang benci-bencinya dengan pacar pertama. Bahwa cinta perdana agak sulit untuk dilupa, bukan?
Karena di hari itu dirimu pertama kali mengenal yang namanya cinta, suka, rasa, dan bahagia dalam hati. Ciyeee. Sabar, Bro. Tidak segila itu pula. Maafkan dirinya, tataplah masa depan.
4. Para Pedagang Kembali Menangis [PPKM]
Benar. Imbas markonah, eh, maksudku corona. Jangankan PPKM, sejak PSBB saja banyak pedagang yang keringatnya makin tebal gegara bercampur dengan tangisan air mata.
Sedih akutuh! Soalnya aku juga ada bisnis dagang. Sekarang makin sepi. Doakan please, semoga pandemi segera menyingkir dari muka bumi.
5. Pemberhentian Pembatasan Keuangan Mas suami [PPKM]
Hehehe. Rasanya perlu dibatasi kalo yang ini. Mama alias Bunda rasanya bisa lebih bijak deh dalam mengelola keuangan keluarga. Jangan untuk arisan sosialita aja, ya.
6. Pemberlakuan Penguatan Kegiatan Masyarakat [PPKM]
Semestinya memang begitu, bahwa kegiatan masyarakat itu susah untuk dibatasi. Ya, tidak semata-mata soal uang dan penghasilan lho. Silaturahmi, musyawarah, serta gotong-royong kan perlu terus digaungkan?
7. Perut Perih Kurang Makan [PPKM]
Awas! Makannya yang teratur, ya. Terserah entah dirimu diperhatikan oleh si dia atau tidak, kamu harus terus makan dan terus sehat. Dirimu yang lebih tahu tentang keadaan jasmani dan rohani.
Orang lain peduli apa. Terkadang mereka perhatian hanya karena ada maunya. Misalnya? Pinjam uang, atau minta contekan. Eh
8. Pulang-Pulang Kena Marah [PPKM]
Makanya jangan pulang tengah malam! Makanya kalau pergi pamit dulu! Makanya, dan maka-makanya. Banyak sekali aturan ketika dirimu sudah dewasa, apalagi sudah berkeluarga.
Jadi, please dah jangan banyak ulah.
9. Puing-Puing Kenangan Masa Lalu [PPKM]
Hahaha, sehancur itukah hatimu, Say? Semoga tidak, ya. Puing-puing masa lalu biarkanlah berserakan. Tak perlu kau susun lagi karena yang dulunya hancur akan sulit diperbaiki. Laksana kaca, retak dan pecahnya beling tidak akan bisa dikembalikan seperti semula.
10. Pengen Perhatiin Kamu Mulu [PPKM]
Halah! Memangnya aku secantik itukah? Apa gara-gara aku kebanyakan pake skincare? Memangnya kamu sanggup beliin aku skincare tiap bulan?
Waduh, kalo begini aku mundur, deh. Aku cari calon yayank yang tidak sibuk dandan wajah, tapi sibuk memperbaiki diri dan memperbaiki hati. Cihuy.. Ada gak, ya….
11. Pernah Perhatian Kamunya Meninggalkan [PPKM]
Pernah Perhatian Kamunya Meninggalkan [PPKM]. Dok. Gurupenyemangat.com |
Pernah, sih. Biasanya peristiwa semacam ini bertahan beberapa minggu hingga 2 bulanan. Entah karena mood-mood-tan entah karena hal lain. Memang ternyata hati manusia itu sering terbolak-balik.
Kadang begini, besok begitu. Sukanya hari ini bisa menjadi benci esok hari. Hemm. Solusinya? Tempatkan rasa suka kepada manusia sewajarnya saja. Kalau sudah tidak wajar?
Ya menikah. Karena pernikahan itu adalah: Perangkap Perasaan yang Paling Santun Atas Kebebasan
12. Partai Pemberantasan Kenangan Mantan [PPKM]
Mengapa harus partai? Rasanya si netizen yang memberikan singkatan ini susah sekali move on, deh. Iya sih. Semakin sering menyendiri, maka kegiatan move on makin sulit.
Gabung deh sama temen, buatlah partai dan grup yang kreatif. Jangan malah bikin grup TikTok untuk jogat-joget! Memangnya kamu mau uratmu putus? Enggak malu lagi gitu?
13. Pagi-Pagi Ketemu Mantan [PPKM]
Biasalah. Namanya juga mantan. Pagi-pagi ketemu musuh aja belum tentu langsung berkelahi, kan? Palingan juga menghindar. Masa iya kalo pagi-pagi ketemu mantan bisa langsung balikan?
Hahaha ngarep loe!
14. Pengen Pulang Karena Mantan [PPKM]
Nah, kalo yang satu ini boleh, deh. Kalo mantan mengajak dirimu untuk melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru yang lebih serius lalu kamu juga masih cinta, apa salahnya?
15. Pernah Putus Karena Masalah sepele [PPKM]
Iyasih, mungkin si dia sudah kehabisan topik bahasan namun masih sangat butuh perhatian. Ujung-ujungnya? Masalah sepele deh yang dibahas! Jika salah satunya baperan, ya bisa saja putus. Namannya juga cinta beruang, eh, cinta monyet.
16. Pura-Pura Kangen Mama [PPKM]
O ya, Papa gakboleh loh pura-pura kangen. Harus kangen sungguhan! Siapa yang betah hidup satu rumah yang beratapkan kedustaan. Pernah dengar lagunya Angkasa Band, kan?
Jangan ada dusta di antara kita. Semua terserah pada Papa, karena Mama begini adanya.
17. Pandangan Pertama Ketika Masuk sekolah [PPKM]
Wah, belum juga belajar di kelas, sudah langsung jatuh cinta sama kakak kelas saja, nih? Awas, loh!
Penampilan yang oke tidak selamanya menjamin isi hati dan perilaku diri. Bijaklah menempatkan cinta, agar dirimu tak terlampau kecewa.
18. Pernah Putus Karena Matre [PPKM]
Jangan mau dimanfaatin, ini penting! Entah itu pria, entah itu wanita, jangan terlampau dalam mencintai hingga segala yang dipunya ingin kau berikan. Uang tak selamanya dijadikan tanda cinta.
Buktinya? Masih banyak tuh mereka yang hidupnya sederhana tapi cintanya mewah.
19. Pacar Perhatian Kemudian Modus [PPKM]
Please! Sayang sih sayang, cinta sih cinta. Tapi… Jangan mau dimodusin yang aneh-aneh. Traktir pulsa, traktir makan? Okelah, masih biasa. Kalo traktir yang lain? Jangan deh. Amit-amit. Mending cari yang lain.
20. Perjalanan Panjang Kapan Menikah [PPKM]
Jangan terlampau lama menjalin hubungan tanpa status yang sah di atas buku nikah.hubungan itu sungguh mengkhawatirkan karena dekat dengan zina, dekat dengan putus cinta, juga dekat dengan si dia karena sewaktu-waktu bisa saja langsung diambil orang.
Laporan gih dengan calon mertua. Ungkapkan rencanamu, niat baikmu, dan keseriusan tulusmu. Ciyeee. Mumpung pandemi, nikah enggak akan mahal-mahal banget kok!
***
Yaudah. Gitu aja ya. Rasanya singkatan PPKM sudah banyak, tapi sengaja kuhadirkan berbagai sindiran karena nyatanya segala sesuatu tidak bisa semuanya diungkapkan secara langsung.
Salam.
Lanjut Baca:
2 komentar untuk "Kumpulan Singkatan Sindiran PPKM Lucu dan Gokil, tapi Bikin Perih Hati Juga Sih"
Ahsiyyap, Bu. Sudah diperbaiki. Matur tengkyu :-)
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)