SPPKB: Pengertian, Langkah-langkah, dan Contoh Penerapannya dalam Pembelajaran
Pernah dengar SPPKB? Singkatannya adalah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir.
Nah, SPPKB adalah seperangkat strategi pembelajaran yang bersandar pada titik tumpu berpikir ala telaah fakta atau pengalaman anak untuk melakukan problem solving alias memecahkan masalah.
Barangkali terdengar cukup berat ya penerapannya?
Tenang. Tidak seberat itu, kok.
Implementasi SPPKB tidak semata-mata meminta siswa untuk mencatat, berpikir keras, kemudian menghafal, melainkan juga keterlibatan aktif mereka dalam pembelajaran.
SPPKB Pengertian, Langkah-langkah, dan Contoh Penerapannya dalam Pembelajaran. Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay |
Sederhananya begini; kita sebagai guru diminta untuk mengarahkan siswa menelaah sebuah masalah berdasarkan fakta dan pengalaman.
Artinya, ketika ada masalah yang tertuang dalam teori pembelajaran, guru bertugas untuk menuntun alam pikir siswa supaya mau mengaitkan masalah ala teori dengan pengalaman yang ada di sekitar siswa.
Dengan demikian, harapan dari SPPKB adalah penemuan sekaligus perengkuhan makna di sebalik teori yang telah dipelajari.
Nah, dalam pelaksanaannya, Strategi Pembelajaran Peningkatan Berpikir perlu menempuh enam tahapan alias langkah-langkah yang terdiri dari:
- Tahan Orientasi (Guru dan siswa berkenalan dengan masalah yang bakal diselami)
- Tahap Pelacakan (Guru bersama siswa melakukan pendekatan terhadap masalah dari sisi data, fakta, maupun pengalaman)
- Tahap konfrontasi (Guru bersama siswa melirik konflik alias pertentangan dari masalah berdasarkan fakta di lapangan dengan teori pembelajaran yang ada)
- Tahap Inkuiri (Siswa diajak untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi untuk kemudian dianalisis dan ditelaah berdasarkan fakta dan pengalaman)
- Tahap akomodasi (Siswa mulai mencari titik hubung alias keterkaitan antara masalah dan fakta/pengalaman. Nantinya akan ditemukan mana sisi yang bertentangan sehingga bisa dicari jalan penyelesai masalah).
- Tahap Transfer (Guru bersama siswa mulai mencari titik terang terhadap penyelesaian masalah. Nantinya didapatlah kesimpulan sebagai hasil dari perenungan teori, fakta, dan pengalaman).
Wah, cukup detail, kan langkah-langkah SPPKB?
Begitulah. Strategi pembelajaran ini bakal melibatkan proses dialogis alias tanya-jawab secara terus-menerus untuk melatih daya pikir dan analisis siswa.
Dengan demikian, ada proses mental yang perlu ditekankan bahwa peserta didik tidak boleh pasif.
Jika siswa enggan perhatian, maka proses peningkatan kemampuan berpikir akan stagnan, yang kemudian berimbas pada susahnya kita menyimpulkan pokok permasalahan.
Bagaimana caranya meningkatkan perhatian siswa agar SPPKB sukses? Guru cukup memilah dan memilih pendekatan pembelajaran yang pas untuk mendukung strategi pembelajaran.
Baiknya, kita langsung lihat simulasi belajar alias contoh penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir berikut ini ya:
Contoh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Jenjang SMP
Contoh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB). Pixabay |
Hari ini adalah hari Senin jam 11 siang. Tibalah saatnya bagi siswa SMP kelas VII untuk belajar Pendidikan Agama Islam.
Hanya telat satu menit, guru Pendidikan Agama Islam yaitu Bapak Ozy telah tiba di lokal 13 lantai III.
Ini merupakan sesuatu yang wajar jika Pak Ozy telat satu menit, di karenakan beliau harus berjalan ke lantai III dengan membawa In Focus.
Penampilannya yang serba rapi dan wangi sepertinya akan menjadi pusat perhatian siswa sebentar lagi.
Tanpa berlama-lama Pak Ozy langsung membuka pelajaran.
Pak Ozy: Assalamualaikum Wr. Wb . . . . .?
Siswa: Walaikumussalam Wr. Wb . . . . . .
Pak Ozy: Siapa yang bersedia bantu Bapak menghapus tulisan di papan tulis?
Siswa: Saya Pak,
(Alan segera mengambil penghapus di atas meja dan menghapus semua tulisan di papan tulis dengan bersih. Sembari Alan membersihkan papan tulis, Pak Ozy mulai menyalakan In-Focus dan mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan dengan cepat. Ini agar pembelajaran dapat segera di mulai).
Pak Ozy: Nah, baik, sekarang semuanya perhatikan ke depan yaa? Kita hari ini akan belajar tentang Dakwah Rasulullah. Oh iya, ingat kan harii ni tanggal berapa?
Siswa: Tanggal 12 Januari Pak
Pak Ozy: Ok, 12 di bagi 4 berapa?
Siswa: 3 Pak.
Pak Ozy: (Seraya melihat absen) Absen ke 3, Dika. Nah, tolong baca slide di depan
Siswa: Haha, hayolah Dika, baca sana. . . . . . . (siswa pun tertawa sejenak)
Dika: Ssst, jangan ribut. Dakwah yang Rasulullah lakukan ada dua , yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(Dika terus membaca seraya teman-temannya mendengarkan. Kira-kira ada 2 paragraf)
Pak Ozy: Ok, cukup. Nah, sekarang kalian sudah tahu bahwa ada dua jenis dakwah yang dilakukan Rasul pada masanya. Yang pertama tadi apa?
Siswa: Dakwah secara sembunyi-sembunyi Pak
Pak Ozy: Sekarang, Bapak punya uang Rp. 10.000. Siapa yang mau maju kedepan?
Siswi: (Nesha yang duduk di bangku depan segera bergegas maju ke depan) saya . .
Pak Ozy: Nah (Pak Ozy memberikan uang kepada Nesha), sekarang kamu berdiri di belakang Bapak dan sembunyikan uangnya.
Siswa lain: Aih nah, coba aku saja yang maju tadi. Rugi aku . . . . . . (dengan nada kesal)
(Nesha lalu menyembunyikan uang tadi. Sepertinya ia menyembunyikannya langsung di dompetnya. Namun pak Ozy tidak tahu di mana Nesha menyimpan uang itu)
Nesha: Nah, sudah Pak . . (katanya sambil tersenyum)
Pak Ozy: Sekarang apakah Bapak tahu di mana uangnya?
Siswa: Tidaklah Pak, kan bapak tidak melihat dia menyimpannya dimana . . .
Pak Ozy: Hahaha, jadi untuk apa Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
Siswa: Agar tidak ketahuan Pak
Pak Ozy: Tapikan dakwah itu adalah menyampaikan ajaran agama kan? Kenapa harus sembunyi-sembunyi?
(Siswa tertegun diam mendengar pertanyaan guru yang keren ini. sepertinya belum ada siswa yang bisa menjawab pertanyaan ini)
Ok, sekarang begini. Bapak tadi baru saja dapat hadiah Mobil Avanza. Nah, siapa orang terdekat yang harus Bapak kasih tau?
Siswa: Isteri Bapak . . . . .
Siswa Lain: Husst . . . . Bapak itu belum menikah, masih lajang
Pak Ozy: Masa Bapak yang masih muda dan keren ini sudah punya isteri? Hehe. Hayo di kasih tahu sama siapa coba?
Siswa: Sama orang tua Bapak, dan keluarga Bapak . . .
Pak Ozy: Iya, tapi kalo misalnya Bapak teriak-teriak di jalanan karena dapat mobil Avanza tadi, apa yang akan terjadi . . . . . ?
Siswa: Bapak di bilang orang gila nanti lah . . . .
Pak Ozy: Nah, sekarang Rasululullah oleh Allah di beri hadiah apa?
(Siswa tetap saja masih kebingungan)
Haha, kok tidak tahu. Ya ya, Rasullullah oleh Allah di beri wahyu apa?
Siswa: Al-Qur’an Pak
Pak Ozy: Iya betul, terus kalo Rasul dapat hadiah Al-Qur’an, apakah Rasul langsung kasih tahu semua orang dengan teriak-teriak?
Siswa: Tidak Pak, nanti Rasul di bilang gila nanti. Di kasih tahu dengan keluarganya dahulu donk Pak.
Pak Ozy: Jadi, mengapa Rasulullah berdakwah dengan sembunyi-sembunyi?
Siswa: Agar tidak di bilang orang yang gila Pak?
Pak Ozy: Yang lain?
(Siswa masih diam. Pak Ozy mencoba mengembangkan lagi pemikiran siswa)
Haha, Pusing kalian ya?
Siswa: Iya Pak, tapi nggak juga . . . Lanjut Pak . . Lanjut
Pak Ozy: Ok. Tadi kan Rasul dapat hadiah dari Allah berupa Al-Qur’an yang isinya itu akan disampaikan kepada umatnya. Sekarang, kalo Rasul langsung berteriak di jalanan menyampaikan bahwa Al-Qur’an itu, percaya tidak orang-orang?
Siswa: Tidak Pak . . .
Pak Ozy: Jadi, Rasul menyampaikan kepada siapa dahulu?
Siswa: Oh . . . kepada keluarganya Rasul Pak
Pak Ozy: Nah, jadi mengapa Rasulullah berdakwah dengan sembunyi-sembunyi?
(siswa tampaknya berpikir keras, namun tetap semangat)
Siswa: Agar keluarganya dahulu yang percaya Pak
Pak Ozy: Nah, itu yang Bapak tunggu dari tadi. Sepertinya Bapak sudah keliling dunia cerita kepada kalian ini.
Siswa: Haha, mana mungkin Pak, dari tadi Bapak kan cuma beputar di dalam kelas
(sebagian besar siswa tertawa mendengar guyonan ini)
Pak Ozy: Jadi, (sambil melihat Nesha di sampingnya) oh iya Nesha silahkan duduk
(Nesha pun kembali ke tempatnya)
: Eh, tunggu, uang Bapak tadi kembalikan donk . . . hehehe
Nesha: Kan tadi Bapak memberikan pada saya . . .
(Nesha tersenyum dan mengembalikan uang tadi kepada Bapak)
Pak Ozy: Hehe, Bapak belum isi pulsa ini. Repot nanti. Nah, sekarang kalian tahu kan kalo kita memupuk tanaman itu biasanya pupuknya diletakkan di bagian mana?
Siswa: Di bagian bawah Pak, pada akarnya . . .
Pak Ozy: Kok tahu, Bapak kalian petani ya . . . .?
Siswa: Iyaa Pak, saya sering memupuk tanaman
Pak Ozy: Pantas saja tangan kamu bulat-bulat seperti pupuk kambing . . . hahahaha
(Semua siswa tersentak tertawa, dan tampaknya tak ada ketegangan pada saat ini)
Nah, jadi Rasul itu mau memupuk dengan berdakwah dimulai dari mana? Kan tidak mungkin Rasul punya akar . . .
Siswa: Dari orang yang paling dekat dengan Beliau Pak . .
Pak Ozy: Nah, coba jelaskan lagi . . .
Siswa: Dari keluarganya Pak, nah kalo keluarganya sudah tahu nanti keluarganyalah yang akan menyampaikan kepada teman-temannya.
Pak Ozy: Lalu, kenapa kok Rasul tidak langsung berdakwah dengan teman-teman darik eluarganya dan umatnya saja. Kan tidak repot?
Siswa: (sambil berpikir keras sepertinya) Karena Beliau takut dan nanti tidak ada yang percaya dengannya Pak.
Pak Ozy: Nah, sekarang selain syeitan, siapa yang memusuhi umat Islam?
Siswa: Orang Kristen mungkin Pak?
Pak Ozy: Nah orang Kristen itu kan bukan Islam, jadi disebut apa?
Siswa: Orang kafir Pak
Pak Ozy: Bukan orang-orangan sawah?
(Pak Ozy membuat lelucon lagi dan ada siswa yang tertawa terbahak-bahak karenanya )
Siswa: Hahaha, bukan Pak, orang kafir Pak
Pak Ozy: So, alasan Rasul berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi jadinya apa?
Siswa: Karena Rasul takut dengan orang kafir dan tidak di percaya dengan orang-orang Pak. (Jawab siswa dengan nada keyakinan)
Pak Ozy: Nah, benar. Sip sip Sip . . . sekarang catat di buku kalian masing-masing ya
(Seluruh siswa pun mencatat pemahaman mereka tadi. Sepertinya siswa sudah memahami dan mengetahui alasan tentang dakwah Rasul secara sembunyi-sembunyi)
Sudah di catat anak-anak?
Siswa: Sudah Pak, . . . . . . . . . . . .. Belum Pak (hanya satu siswa yang belum selesai)
Pak Ozy: Ya, kita lanjut yaa . . .
Siswa: Tunggu Pak, sebentar . . .
Pak Ozy: Ayo, cepatlah . . . Bapak sebentar lagi mau ke Bandara ini. ketinggalan pesawat nanti. (dengan nada serius)
Siswa: Walah, mau kemana sih Bapak naik pesawat. Berapa hari Pak?
Pak Ozy: Mau pergi ke “dakwah Rasul secara terang-terangan” ,, satu minggu . .hehe
Siswa: Ahh,, kiraian kemana Pak, Pak
Pak Ozy: Yayaya, sudah yaa .. . Sekarang kan Rasul sudah berdakwah secara sembunyi-sembunyi tuh. Keluarganya sudah tahu dan sudah percaya. Sekarang Bapak punya 4 permen ini. siapa diantara kalian 4 orang yang mau?
(Pak Ozy segera mengeluarkan permen dari saku bajunya. Semua siswa berebutan mau maju dan mengambil permen. Namun ada beberapa siswa yang tidak mau mengambilnya karena takut di perintah yang sulit oleh Pak Ozy. Dan ternyata yang mendapat permen ada Lina, Alan, Dika, dan Vebry)
Baik, sekarang (sambil mengeluarkan sort card dari saku tasnya dan segera memberikannya kepada 4 siswa tadi) kalian buka amplop ini. namun isinya jangan langsung di baca keras-keras. Cukup dihafalkan di disini saja. Ok ok
(keempat siswa tadi menghafal satu kalimat yang isinya “ayo kita sholat lima waktu, biar nanti masuk surga”)
Siswa: Sudahh Pak, kami sudah hafal
Pak Ozy: Baik, sekarang Lina kasih tahu kepada teman-teman pada barisan bangku 1. Alan kasih tahu teman-teman di bangku 2, Dika pada bangku 3, dan Vebry pada bangku ke 4. Gak usah bisik-bisik ya, agar semua teman-teman tahu.
Siswa: Ok Pak
(Siswa segera bergegas menuju bangku tempat mereka akan berdakwah. Dan beberapa menit kemudian mereka sepertinya sudah hafal)
Pak Ozy: Sudah selesai? Sudah hafal? Silahkan duduk kembali
Siswa: Sudah Pak . . .. . . (Jawab siswa serentak)
Pak Ozy: Nah, sekarang apa yang tadi di dakwahkan oleh teman-teman kalian?
Siswa: Ayo kita sholat lima waktu, biar nanti masuk surga.. (jawab mereka serentak)
Pak Ozy: Allright, betul. Yang dilakukan teman-teman kalian tadi itu secara sembunyi atau secara terang-terangan?
Siswa: Secara terang-terangan Pak . . . .
Pak Ozy: Jadi, mengapa Rasul berdakwah secara terang-terangan?
Siswa: Agar semua orang tahu Pak. Karena teman Rasul sudah banyak Pak, . . agar semua orang mau ikut Pak
Pak Ozy: Ya, jawaban kalian benar semua. Karena sudah banyak keluarga Rasul yang tahu, mengerti, dan percaya dengan Al-Qur’an tadi, maka Rasul mulai berdakwah secara terang-terangan. Sudah mengerti kan? Ada pertanyaan?
(Tampaknya siswa sudah mengangguk-ngangguk tanda mengerti dengan materi ini)
Siswa: Sudah Pak, mengerti . . . .
(kring-kring. . . .. Lonceng pun berbunyi, tandanya waktu telah habis dan siswa pun akan segera pulang. Pak Ozy segera menutup pembelajaran dan memberitahukan materi yang akan dipelajari pada minggu depan).
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>SEKIAN<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Apa dasar dan alasan kita sehingga skenario uraian cerita di atas bisa disebut sebagai implementasi dari Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)?
SPPKB dan Pendekatan Pembelajarannya. Foto: Pixabay.com |
Hal ini dapat kita lihat dari proses dialogis runut yang terjadi antara guru dan siswa. Kiranya dapat pembaca lihat pada cerita di atas bahwa ada tahapan-tahapan yang menjurus kepada peningkatan pemikiran siswa.
Semakin tinggi tahap-tahap dialogis yang guru arahkan, semakin tinggi pula tingkat pemikiran siswanya.
Pemikiran siswa dituntun oleh guru dari yang paling sederhana dan masih konkrit, karena masih ada di sekitar mereka (pengalaman). Apa lagi dapat mereka lihat secara langsung example dari tahap pemikirannya.
Setelah siswa sudah berhasil masuk ke dalam tahap pemikiran yang terendah, guru menuntun mereka lagi dengan dialog interaktif agar mereka para siswa bisa menyelami tahap pemikiran berikutnya.
Dan begitu seterusnya hingga mereka melakukan pemikiran abstrak sesuai dengan tujuan materi yang di harapkan guru dan RPP.
Setelah mereka dapat mencapai itu, mereka otomatis akan menemukan jawaban dari pertanyaan guru yang memang berkaitan sekali dengan inti pelajaran.
Mengenai pendekatannya, di sini penulis menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses, Pendekatan Individual, dan Pendekatan Pengalaman.
Pendekatan Keterampilan Proses yang penulis tekankan pada SPPKB di atas adalah proses peningkatan pemikiran siswanya.
Guru berusaha untuk lebih menghargai proses daripada sekedar hasil yang instan.
Dengan cara tersebut, diharapkan siswa bakal terlatih untuk meningkatkan proses kegiatan berpikirnya. Setidaknya, siswa telah menaikkan level kemampuan berpikirnya.
Ini akan berguna tentunya bagi perkembangan kognitif siswa tersebut pada tahap pendidikan yang lebih tinggi kedepannya nanti.
Pendekatan Individual yang penulis maksud dalam Strategi Pembelajaran di atas adalah mendekati siswa secara individual/personal dalam proses belajar.
Contohnya seperti cerita di atas, guru menggunakan siswa secara individual sebagai perantara untuk menuntun peningkatan pemikiran siswa.
Ini memang harus dilakukan di dalam pembelajaran, sederhananya adalah agar siswa bisa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, sekaligus mengundang perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
Pendekatan Pengalaman yang di terapkan penulis dalam cerita di atas contohnya, beberapa siswa di minta untuk berdakwah secara terang-terangan kepada teman-temannya.
Meskipun hanya sekedar praktik yang sederhana, namun ini merupakan pengalaman pembelajaran bagi siswa.
Jika siswa hanya berfantasi membayangkan dirinya menjadi Da’i atau pendakwah, tentu itu hanyalah sekilas angin lewat saja. Beberapa waktu kemudian ia malah akan lupa.
Namun, jika ia ikut melakukannya dan mempraktikkannya meskipun secara sederhana, maka kegiatan itu akan teringat dalam periode waktu yang panjang.
Menurut penulis, dalam penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir yang menjadi pengaruh vitalnya adalah guru. Kenapa kok demikian?
Hal ini dikarenakan penerapan strategi pembelajaran ini menggunakan pola dialog kepada pembelajar alias siswa.
Maka, guru di sini di tuntut untuk cepat tanggap dan berwawasan luas, serta bisa mengkondisikan pemikiran siswa agar bisa meningkat sesuai tahap-tahap pembelajaran.
Guru juga mesti bisa memberi contoh dari hal-hal yang sederhana yang dimengerti oleh siswa.
Selain itu, kiranya guru juga mesti menanamkan humor didalam pembelajaran, agar tidak terkesan membosankan.
Sebagai tambahan, pada cerita SPPKB di atas, penulis menggunakan beberapa metode yang sangat mendukung jalannya
Strategi dan Pendekatan ini, seperti Metode Visual, Metode Simulasi, Metode Numbered, Metode Sort Card, metode Reward, Metode Hafalan, dan Metode Penugasan.
Metode Ceramah tidak terpakai di sini karena guru lebih dominan menjadi penuntun dan fasilitator siswa dalam pembelajaran.
Guru tidak menjelaskan secara detail materi pembelajaran, melainkan hanya mengkondisikan agar siswanya bisa menempuh proses dialogis hingga tahap akhir, yaitu siswa menemukan jawaban dari pertanyaan guru yang merupakan gagasan pokok dari materi yang diajarkannya.
Jadi, bagaimana? Apakah para guru siap menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir di era PJJ situasi pandemi seperti saat sekarang ini?
Bolehlah, ya. Untuk variasi mengajar.
Salam.
Baca juga:
Posting Komentar untuk "SPPKB: Pengertian, Langkah-langkah, dan Contoh Penerapannya dalam Pembelajaran"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)