Kemunculan Nabi Palsu dan Tukang Dusta (Hoax) Sebagai Pertanda Kiamat Sugra
“Dan sesungguhnya akan muncul di tengah umatku 30 orang tukang dusta yang semuanya mengaku menjadi Nabi. Ketahuilah, akulah Nabi terakhir, tidak ada Nabi setelah (kepergian)ku”. HR. Tirmidzi nomor 2315 dalam Al-Fitan. Derajatnya Hasan Shahih
Bismillah, kali ini kita bakal mengulik tentang salah satu pertanda kiamat sugra, yaitu munculnya nabi palsu dan tukang dusta alias tukang hoax.
Hadis riwayat Tirmidzi di atas telah mengantarkan kita untuk berkisah lebih jauh dan lebih dalam tentang kehadiran nabi palsu.
Kemunculan Nabi Palsu dan Tukang Dusta. Ilustrasi: Kronologi.id |
Nash ini tidak bisa dimungkiri, tambah lagi, Rasulullah sendiri yang menegaskan bahwa sejatinya nabi-nabi palsu akan muncul setelah beliau.
Padahal kita tahu, Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir alias penutupnya para Nabi. Maka dari itulah beliau digelari shallallahu alaihi wasallam.
Tertuang dalam QS Al-Ahzab ayat 40:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Selain itu, kalam Allah yang diwahyukan berupa Al-Qur’an juga menjadi bukti shahih kenabian Muhammad.
Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya, dan Al-Qur’an tak akan terganggu kemurniannya hingga hari kiamat yang sesungguhnya tiba.
Namun, sebagai pengiring jalan kiamat besar tentu ada pertanda kiamat kecil. Seperti yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, pertanda itu salah satunya adalah kehadiran nabi palsu.
Tidak buru-buru mengulik kisah zaman milenial sekarang ini, di masa jelang Rasul wafat pun sudah ada nabi palsu yang bernama Musailamah di Yamamah dan Al-Aswad Al-Unsi di Yaman.
Setelah Rasul wafat, menyusul nabi palsu lainnya yaitu Sajjah At-Tamimah dari Bani Tamim dan Thulaihah bin Khuwailid dai Bani Asad.
Kemunculan nabi-nabi palsu ini terus berjalan di setiap abad. Mereka menebar propaganda bahwa dirinya pencinta Ahlul Bait, penuntut balas akan kematian Al-Husain ra, bahkan mengaku dapat wangsit alias wahyu dari malaikat Jibril.
Ketika kita simak sekilas, bagaimana mungkin ada nabi baru selain Nabi Muhammad SAW, kan?
Jelas, nash ini tak dapat kita pungkiri yang sekaligus menegaskan bahwa para nabi palsu itu hanyalah mendapat wangsit dari setan maupun iblis.
Tapi, herannya, kok nabi palsu ini punya pengikut, ya?
Entahlah, kehadiran nabi palsu sungguh membahayakan umat Islam yang masih “setengah-setengah” dalam mendalami agama.
Di Indonesia saja ada cukup banyak manusia yang mengaku sebagai nabi palsu. Ternyata tidak hanya nabi palsu lakil-laki, melainkan juga ada nabi palsu perempuan.
Sebut saja namanya seperti Lia Aminuddin alias Lia Eden, Ahmad Musadeq, Dedi Mulyana alias Eyang Ended, Ahmad Mukti, Sutarmin, hingga Sri Hartati.
Alasan kenabian mereka macam-macam.
Ada yang mengaku dapat wahyu dari Jibril, ada yang dapat wangsit setelah betapa di gunung, ada yang telah bermusyarawah dengan jin di laut, bahkan ada yang mengaku sebagai titisan nabi Isa.
Nauzubillah! Semoga kita terhindar dari kedustaan ini.
Kembali bersandar dengan hadis yang telah penulis sajikan di awal tulisan ini, setidaknya akan ada 30 orang yang mengakui dirinya sebagai nabi palsu.
Dan, di nash lain, nabi palsu ke-30 itu ialah Dajjal, hingga kemudian Dajjal mengakui dirinya sebagai Tuhan.
Terkadang kenyataan ini lucu, dan terkadang kenyataan ini begitu aneh.
Tapi, satu hal yang pasti, yaitu kita harus menguatkan akidah bahwa tidak ada yang namanya nabi baru setelah Rasulullah SAW. Berlindung kita kepada Allah dari berbagai fitnah dan kedustaan ini.
Kemunculan Tukang Dusta (Hoax)
“Akan ada pada akhir zaman nanti para pendusta yang datang dengan membawa berita-berita yang belum pernah kalian dengar, baik oleh kalian sendiri atau orang-orang sebelum kalian. Aku peringatkan kepada kalian tentang mereka ini jangan sampai mereka ini membuat kalian tersesat dan jangan pula kalian termakan oleh fitnahnya.” HR. Muslim nomor 7 dalam Muslim bi Syarh An-Nawawi.
Kemunculan tukang dusta, atau yang saat ini lebih dikenal dengan tukang hoax adalah salah satu fenomena yang mengiringi kiamat sugra.
Berbeda dengan nabi palsu, pendusta alias tukang hoax yang dimaksud di sini tidak selalu mengakui dirinya sebagai nabi palsu.
Tukang hoax akan memploklamirkan berita-berita palsu yang tidak dipahami dan tidak diketahui oleh muslim zaman ini.
Bahkan, karena kepalsuan ini, kebanyakan muslim tidak pernah menemui fakta sebagaimana yang diwariskan oleh ulama-ulama masa lalu.
Namanya juga fitnah, dan si tukang fitnah bersandar pada hadis-hadis palsu, bahkan secara sengaja mereka akan menisbatkannya langsung kepada Nabi, Sahabat hingga tabi’in. Jelas ini alamat bahaya bagi kita para muslim akhir zaman.
Terang saja, kepercayaan yang salah hingga buru-buru taklid buta tanpa ilmu hanya akan membuat kita ikut tenggelam dalam jurang kesesatan. Tapi, semoga tidak, ya!
Dengan banyak belajar dan terus memperbaharui keimanan, semoga kita bisa menyadari yang haq sebagai haq, dan yang dusta sebagai kedustaan.
Sedangkan terhadap hal yang belum kita ketahui, sebaiknya jangan kita justifikasi itu benar atau itu salah secara tergesa-gesa.
Sebagaimana kalam Allah dalam QS Al-Isra ayat 36:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
Takutlah kita kepada Allah, dan mari kita selalu berlindung kepada-Nya dari segala fitnah yang semakin nyata.
Wallahua’lam bissawab.
Taman baca:
Al-Qur’an dan Terjemahnya
Ensiklopedi Akhir Zaman karya Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh dengan judul asli Al-Mausu’ah fi Al-Fitan wa Al-Malahim wa Asyrath As-Sa’ah, Surakarta: Granada Mediatama, 2017.
Posting Komentar untuk "Kemunculan Nabi Palsu dan Tukang Dusta (Hoax) Sebagai Pertanda Kiamat Sugra"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)