Puisi Tentang Penyesalan Seorang Hamba kepada Tuhan
Dunia yang samar ini terkadang penuh dengan tipu daya. Seorang hamba mudah terperanjat, lalu tertipu, dan kemudian menjadi sangat rimpuh di hadapan Tuhan.
Sesal selalu datang ketika segenap hawa nafsu menyebar ke seluruh mata angin. Sungguh! Nafsu hampir tiada yang baik dan seorang hamba bisa saja terperosok dalam buih-buih dosa.
Tapi...
Tuhanku Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Sesal walau beribu, selama hayat masih diizinkan untuk dikandung badan, selama itu pula penyesalan seorang hamba jadi berguna.
Berikut, Gurupenyemangat.com hadirkan puisi tentang penyesalan seorang hamba kepada Tuhan-Nya
Penyesalan Seorang Hamba kepada Tuhan. Ilustrasi: Gurupenyemangat.com |
Puisi 1: Penyesalan
Aku tahu
Awan akan mendung
Jika mentari menghilang
Hujan akan turun
Jika tiba masanya
Aku tahu
Bunga mekar di batang
Batang bertumpu pada akar
Akar akan layu
Mati tumbang dan lenyap
Aku tahu
Ilalang bergoyang
Menari ditiup buaian
Tanpa ada ketentuan
Aku tahu
Bumi ini berputar
Waktu tak kembali
Mengundang persoalan
Memicu penyesalan
Perbuatan salah
Khilafku membawanya
Melupakan suata hal
Tentang kehidupan
Menjadi pedoman mengatur langkah
Wahai Kasihku
Mengetahui diriku
Menemani jiwaku
Memahami hidupku
Rapuh tak berdaya
Wahai kasihku
Hamba-Mu ini lemah
Bangga akan dosa
Menunjukkan kebodohan
Menipu diriku sendiri
Wahai Tuhanku
Engkau susun langkahku
Namun hamba lalai
Terperangkap dalam jebakan
Terkunci bersama bayangan
Wahai Tuhanku
Pintumu selalu terbuka
Untuk sang pendosa
Engkau tuntun hati ini
Namun hamba ingkar
Lupa akan kekuatan-Mu
Meninggalkan cinta-Mu
Demi tipu daya
Dunia
Karya: Mawar Sartika (27)
Puisi 2: Hamba-Mu
Kala sang mentari
Menyinari bumi
Hilang sudah kelam
Kala sang rembulan
Menampakkan wujudnya
Hujan bertaburan bintang
Suatu saat
Waktu terus berputar
Masa tidak kembali
Senada dengan rasa
Sewarna dengan hidup
Tersadar atau terhanyut
Tua telah gugur
Tunas telah tumbuh
Membawa pesan lama
Duka terus tumbuh
Seiring dengan langkah
Tercipta aarah membara
Tangisan mengalir deras
Kecewa akan kenyataan
Sinar telah redup
Kelam setia menemani
Hanya kekuatan-Mu
Hamba bertahan
Saat sunyi datang
Tumbuhlah rindu
Pada Sang Kasih
Terasa hadir
Dekat dalam genggaman
Namun jiwa dan hati
Telah melangkah jauh
Begitu teganya diriku
Membiarkan rindu menyakiti
Memisahkan belahan jiwa
Tenggelam dalam amarah
Terlarut dalam buain
Tanpa sadar kesetian
Hanya pada Engkau siang berlalu
Malam tiba
Kebesaran dan hangatnya
Segar dalam ingatan
Wahai Tuhanku
Engkaulah kekuatanku
Menjalankan hidup
Engkau penjaga hati yang rapuh
Penuh dengan kehampaan
Membebaskan jiwa
Dari belenggu rindu
Karya: Mawar Sartika (28)
Puisi 3: Ya Rabbi
Dari goresan tinta hambamu
Ya Rabbi
Kau berikan ku nikmat
Tapi tak pernah ku rasakan
Kau berikan ku karunia
Tapi tak pernah ku syukuri
Ya Rabbi
Kau berikan ketenangan
Pada jiwa-jiwa yang rapuh
Kau berikan petunjuk
Pada jiwa-jiwa yang terseret
Kau berikan kebahagiaan
Pada jiwa-jiwa yang mensyukuri
Wahai Tuhanku
Kau tempat bersandar
Kau tempat berteduh
Kau tempat mengadu
Hatiku yang rungsing
Ya Rabbi
Dosa-dosaku tak terbilang
Melebihi tingginya gunung
Melebihi luasnya samudra
Ya Rabbi
Maafkan hati ini
Maafkan jiwa ini
Yang terlupa mencintai-Mu
Yang terlupa mengingat-Mu
Wahai Tuhanku
Kau tak teribaratkan
Kau tak terlukiskan
Kau tak tertandingi
Wahai Tuhanku
Bukakanlah pintu maaf-Mu
Bukakanlah pintu rahmat-Mu
Bukakanlah pintu hidayah-Mu
Himpunkanlah padaku dan dirinya
Hapuskanlah semua dosaku
Agar ku bisa
Menggapai cinta dan surgamu
Karya: Mawar Sartika (29)
Baca juga:
- Puisi Tentang Setangkai Mawar dan Manusia Ilalang yang Bimbang
- Puisi Tentang Kenangan Dia dan Senja
- Puisi Tentang Manusia Baik dan Manusia Rakus
Posting Komentar untuk "Puisi Tentang Penyesalan Seorang Hamba kepada Tuhan"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)