Wajib Dicoba! Begini Strategi Jualan ala Nabi Muhammad SAW
Kalau sudah berkisah tentang jualan, rasanya kita bakal ingat dengan pedagang maupun pebisnis, kan?
Nah, kita sama-sama tahu bahwa pedagang adalah salah satu pekerjaan yang mulia di muka bumi ini. Bahkan, Nabi Muhammad SAW semasa kecilnya juga bekerja dan berjuang menebar kebaikan dengan cara berjualan.
Begini Strategi Jualan ala Nabi Muhammad. Foto: Isa KARAKUS dari Pixabay |
Alhasil, berjualan adalah salah satu perwujudan menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Tapi! Tentu harus dibarengi dengan kejujuran dalam timbangan, kehalalan pada barang jualan, serta benar-benar merupakan usaha dari keringat sendiri.
Hanya saja, walaupun sudah berusaha sedemikian kerasnya masih ada sebagian pedagang yang merasa pendapatannya kurang.
Promosi sudah dilakukan, cara dan tahapan promosi jualan juga sudah tersedia, jujur sudah digaungkan, tapi masih saja untungnya sedikit sekali.
Syahdan, apa yang salah?
Sejatinya, kejujuran adalah strategi utama dalam berjualan. Kapanpun dan di manapun, orang yang jujur selalu dilimpahkan kebaikan oleh Allah dan kebaikan itu pula yang akan mengantarkan mereka ke surga.
Tapi, kalau memang ingin untung jualan lebih banyak, maka boleh kita gunakan strategi jualan ala Nabi Muhammad SAW seperti yang disampaikan oleh Ir. Adiwarman Azwar. Beliau menceritakan percakapan antara sahabat pedagang Madinah dengan Rasulullah.
Pedagang:
“Ya Rasulullah, kami dalam berjualan sudah jujur tapi untungnya masih kecil. Sedangkan orang Yahudi untungnya besar. Padahal barang yang dijual sama saja.”
Nabi menjawab:
“Lah, kok bisa begitu? Kok bisa Yahudi untungnya besar?”
Para Pedagang menjawab:
“Kami mengikuti caramu Ya Rasul. Kami kalau jual barang 1 kg ya 1 kg. Kalau 1 meter ya 1 meter. Sedangkan orang Yahudi jualannya suka curang dan tidak jujur dalam menakar timbangan. Makanya penghasilan mereka tambah besar.”
Nabi menjawab lagi:
“Nah, strategi jualan kalian salah! Besok-besok, kalau kalian jualan coba lebihkan sedikit. Jika itu 1 kg, maka lebihkan sedikit. Jikalau 1 meter, juga lebihkan sedikit.”
Atas saran tersebut, akhirnya para sahabat yang merupakan pedagang tadi mulai menerapkan strategi ala Nabi.
Dan ternyata? Para pembeli yang sebelumnya ramai mengunjungi pasar Yahudi, sekarang berpindah ke pasarnya orang Madinah.
Bermula dari curcol mulut ke mulut tentang melebihkan timbangan, akhirnya para pembeli tertarik memborong jualannya orang Madinah (Islam) karena ukuran 1 kg-nya lebih berat daripada ukuran 1 kg di pasar Yahudi.
Nah, noted! Inilah rahasia strategi pertama ala Nabi.
Strategi kedua? Secara tidak langsung, setiap kali para pedagang melebihkan timbangan jualannya, setiap itu pula mereka sudah bershodaqoh.
Bukankah bershodaqoh akan menghadirkan barokah dari Allah? Nah, inilah poin penting seperti halnya yang tertuang dalam firman Allah:
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” QS Al-Baqarah ayat 265
Ada segenap rahmat Allah yang bersiap untuk menghampiri orang-orang yang bersedekah secara tulus kepada-Nya, termasuklah dalam melebihkan timbangan saat berjualan.
Selama tertanam karakter kejujuran dan keikhlasan, selama itu pula Allah akan melipat-gandakan ganjaran dari besedekah.
Meski begitu, perlu diingat bahwasannya dalam berdagang kita tidak boleh curang. Jujur saja, ancaman orang-orang yang curang dalam mengurangi timbangan begitu mengerikan. Seperti yang tertuang dalam Firman Allah Surah Al-Muthafifin ayat 1-17:
- Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang;
- (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi;
- Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi;
- Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan;
- Pada suatu hari yang besar;
- (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam;
- Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin;
- Tahukah kamu apakah sijjin itu;
- (Ialah) kitab yang bertulis;
- Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan;
- (Yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan;
- Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa;
- Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu;
- Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka;
- Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka;
- Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka;
- Kemudian, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan"!
Nauzubillah! Mari kita sama-sama berusaha memperbaiki diri. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang tertulis dalam kitab Sijjin.
Sebagai menutup, mari pula kita berusaha dan bekerja dengan cara yang halal, Semoga kita selalu berada dalam naungan iman dan Islam hingga ajal menjemput.
Salam. Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh Ozy V. Alandika
Baca juga:
2 komentar untuk "Wajib Dicoba! Begini Strategi Jualan ala Nabi Muhammad SAW"
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)