Atur Strategi Finansial Diri Sembari “Melek” Emas untuk Tabungan Masa Depan
Sadar atau tidak sadar, dalam setiap tahun pergerakan persen inflasi cenderung naik. Kalau inflasi meningkat, otomatis pengeluaran kita akan bertambah. Bukan hanya tentang jajan ini dan jajan itu, melainkan harga jajanannya yang naik.
Dengan demikian, gaji alias penghasilan kita juga harus ditambah, kan?
Secara teori mungkin benar. Tapi, belum tentu atasan mau menaikkan upah kita. Alhasil, inilah permasalahan utama sekaligus harapan mengapa upah perlu dinaikkan.
Atur Strategi Finansial Diri Sembari “Melek” Emas. Foto: Michael Steinberg dari Pexels |
Kita hadirkan contoh sederhana. Semisal, bulan ini harga gula pasir adalah Rp.12.000/kg. Gara-gara inflasi dan pergolakan pandemi, bisa saja harga si gula naik menjadi Rp.15.000-20.000/kg, kan?
Begitulah. Peluang kenaikan adalah kencenderungan yang bisa terus terjadi.
Kalaulah kemudian kecenderungan kenaikan ini berimbang dengan penghasilan kita, enak pula.
Semisal, ada petani sayuran yang penghasilannya tiap bulan naik gara-gara harga sayuran juga terus meningkat. Dari sini, si petani bakal cenderung aman walau terguncang oleh fenomena inflasi.
Tapi, bagaimana bila problematika yang terjadi malah sebaliknya?
Harga kebutuhan pokok naik, sedangkan penghasilan kita berkurang di setiap bulannya? Tentu saja akan repot bin kesusahan, kan?
Maka dari itulah, mulai saat ini, kita perlu mengatur strategi finansial diri dan keluarga dengan bijak.
Diperlukan Strategi Finansial yang Bijak
Bagaimana mengatur strategi finansial diri dan keluarga yang mantap? Pertama, hal yang wajib untuk kita lakukan adalah mengelola kebutuhan dan keinginan. Kedengarannya cukup sederhana, kan? Tentu saja, sederhana namun krusial.
Penjelasannya seperti ini.
Misal, dalam waktu satu bulan, kita menghasilkan gaji Rp.1.500.000 dengan rincian kebutuhan pengeluaran Rp.750.000, dan keinginan pengeluaran sebesar Rp.500.000. Sedangkan sisanya, adalah untuk uang pengeluaran tak terduga..
Kalau kita menatap pergolakan pandemi dan kebijakan Upah yang belum tentu bakal naik, maka manajemen finansial ini harus diubah, kan? Tentu saja.
Kalau tidak, kita akan rugi dan terus kekurangan, bahkan sampai mencari-cari utang demi menutup lubang.
Syahdan, apa yang perlu kita manage? Kebutuhan, atau keinginan? Tentu saja keinginan. Kalau rincian dana kebutuhan yang kita kurangi, sama saja dengan kita mengurangi jatah konsumsi maupun jatah kebutuhan pokok lainnya.
Hal ini tentu tidak baik bagi keterlanjutan hubungan rumah tangga. Jangankan rumah tangga, hubungan terhadap diri sendiri saja sudah rawan mengkhawatirkan. Masa iya tak boleh sama sekali jajan? Ahahaha.
Keluarga juga demikian, sih. Masa iya keluarga di rumah tak lagi bisa makan enak walaupun hanya sehari?
Maka dari itu, yang perlu ditekan adalah gaya hidup, alias keinginan. Apa yang kita inginkan, belum tentu kita butuhkan. Terkadnag kita hanya menderita lapar mata dan naksir dengan barang-barang mewah.
Gawat, kan?
Maka dari itulah, akan runyam masalah bila keinginan kita lebih tinggi daripada kebutuhan. Sama saja dengan hura-hura alias membuang-buang uang untuk hal yang tak penting. Alhasil, ingin kita jangan banyak-banyak, ya. Soalnya kebutuhan harian sudah banyak.
Sudah Saatnya Kita “Melek” Emas
Selain mengatur prioritas kebutuhan keuangan di rumah dengan menekan gaya hidup, saya rasa, sudah saatnya hari ini kita mulai “melek” emas.
Emas adalah salah satu jalan yang mantap bagi kita untuk menyelamatkan aset berupa uang.
Barangkali, di luar sana banyak orang memahami bahwa emas adalah jalan untuk investasi. Itu benar, tapi, tidak sepenuhnya benar.
Sebagaimana yang kita ketahui, sejatinya investasi identik dengan keuntungan yang bisa kita peroleh dalam hitungan dan kurun waktu tertentu.
Tapi kalau emas? Emas sebenarnya bernilai investasi sekaligus bernilai keberkahan.
Bukankah ada kalam Nabi yang menerangkan bahwa di akhir zaman tidak ada yang bermanfaat kecuali dinar (emas) dan dirham (perak)? Inilah poin penting sekaligus yang saya maksud dengan keberkahan.
Hadirnya emas di simpanan tabungan kita dapat menjadi keberkahan sekaligus tameng pelindung dalam menghadapi inflasi.
Dari dulu sampai sekarang, harga kambing tetap senilai 2-3 gram emas saja, kan? Begitulah. Tapi dalam nilai rupiah, harga kambing terus membuncah alias mengalami kenaikan.
Hal ini juga berlaku andai kita dan keluarga punya impian tinggi di masa depan. Semisal, beli rumah, beli mobil, dan naik haji.
Demi merengkuh impian tersebut, tidak cukup dengan waktu 1-2 bulan saja, kan? Begitulah. Setidaknya butuh waktu 3-10 tahun untuk mencapainya.
Pertanyaan saya? Apakah mungkin dalam 3-10 tahun ke depan harga rumah, mobil, maupun biaya naik haji masih sama? Tentu saja tidak.
Saban hari harga kebutuhan semakin naik. Harga bahan baku pembuatan rumah, naik. Harga mobil, naik. Bahkan harga mobil-mobilan pun naik. Hemm
Maka dari itulah, jalan yang bijak bagi kita untuk mengabulkan impian di tengah kemerosotan ekonomi adalah dengan mulai menyimpan emas.
Mengapa tidak menabung uang di bank saja? Perhitungannya seperti ini. Semisal, kita ada uang Rp5juta di bank. Kalau kita ambil 3 tahun lagi, berapa nilai tabungan kita? Mungkinkah naik hingga 10 juta? Mungkin saja, tapi dalam angan. Hahaha. Tidak mungkin, Bro. Malahan turun!
Lho, kok turun? Hitung saja.
Uang potongan admin, berapa. Uang potongan pakai kartu ATM, berapa. Kalau kita tetapkan saja ADM di bank tiap bulannya adalah 5ribu, berarti dalam waktu 3 tahun, uang kita yang Rp5juta tadi akan berkurang senilai (5ribu x 36 bulan) Rp.180.000.
Rugi, kan? Ya. Hari ini, uang segitu bisa dapat 18 mangkuk bakso.
Beda kisahnya jika uang Rp5juta tadi kita belikan emas. Anggaplah 5juta itu kita tukar dengan 5gram emas. Kita tabung, dan emasnya kita simpan sendiri. 3 tahun kemudian, akankah emas kita bertambah? Tentu tidak.
Lho, kok tidak? Ya, emas 5 gram ya tetap 5 gram itulah, kan. Tidak mungkin bertambah jadi satu kilogram. Hehehe. Woles, Bro. Berat emas tidak akan bertambah, tapi nilai emas ketika kita uangkan akan bertambah.
Bukankah kecenderungan harga emas itu naik? Tentu saja. Kita bisa perhatikan grafik emas berikut ini:
Grafik pertumbuhan emas. Dok. EOAGOLD.id |
Jikalau kita bandingkan dengan kenaikan harga barang, misalnya kenaikan harga barang berkisar 3-6 % pertahun. Kalau kita beli emas, kita masih dapat untung, kan?
O ya, satu lagi, nih. Biar puas dan lega kita coba bandingkan emas dengan tabungan uang di bank. Berapakah suku bunga ketika kita menabung di bank?
Bahkan, kalau tabungan kita sudah ada Rp500juta, suku bunganya paling-paling berkisar antara 2-2,5 % saja. Kecil, Gan.
Belum lagi dosa riba, nya. Mengerikan! Jangan, deh. Kalau kita ada banyak tabungan, mending belikan emas. Untuk apa kita banyak uang, kalau uang itu adalah uang riba, kan! Hemm. Kasihan diri, prihatin dengan keluarga.
***
Dari tadi cerita emas, memangnya si pencerita sudah mulai menabung emas apa? Oh, ya. Sudah.
Saya sudah memulai menabung emas baru-baru ini. Saya mencoba untuk melek emas sekaligus memporsir gaya hidup. Alasan detailnya, bisa dibaca di (Ragam Alasanku Menabung Emas)
Kebetulan, emas yang saya tabung adalah logam mulia bernama EOAGold. Ini emas murni, asli, 24 karat.
Mengapa saya tidak menabung produk emas lainnya?
Menurut saya, EOA Gold itu baik dan mengandung nilai berkah. Di EOA Gold, tersedia emas ukuran mini 0,1 gram sampai 5 gram. Dan yang lebih hebatnya lagi, founder EOA Gold adalah seorang muslim.
Syahdan, perusahaan EOA Gold sendiri bukanlah perusahaan investasi. Alhasil, ketika kita menjual lagi emas yang telah dibeli, kita tidak akan dikenakan potongan pajak.
Membeli emas EOA Gold ditunjang dengan akadnya yang mudah. Tinggal bayar via transfer ataupun tunai, lalu si emas akan sampai di rumah.
Beli sama siapa, Bro?
Oh, tenang. Anda bisa beli dengan saya. Untuk area Curup, Kepahiang, Lebong dan sekitarnya, Insyaa Allah, emas akan saya antar sendiri ke rumah.
Tenang! Saya akan kasih ilmunya juga. Ilmu menabung logam mulia. Gratis..tis...tis. Salah satu ilmunya, kamu bisa baca di sini (Konsep Menabung Emas ala EOA Gold)
Juragan tertarik? Alhamdulillah. Boleh japri saya di WA. 085764236790. Semoga berkah, ya. Aamiin.
Ditulis oleh Ozy V. Alandika.
Baca juga: Berikut Fakta Tidak Biasa Tentang Emas, Unik Loh!
Posting Komentar untuk "Atur Strategi Finansial Diri Sembari “Melek” Emas untuk Tabungan Masa Depan"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)