Download Teks Ceramah Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Durasi 7-10 Menit
Di setiap kegiatan keislaman, lomba ceramah di sekolah seperti dai cilik, pildacil, hingga pidato tidak pernah ketinggalan.
Bagaimana tidak, ceramah singkat serta pildacil adalah jalan untuk mengasah semangat, mental, serta kecintaan anak terhadap ilmu agama.
Nah, dalam kesempatan kali ini, gurupenyemangat.com bakal menghadirkan teks ceramah berbakti kepada orang tua dengan durasi tampil sekitar 7-10 menit.
Teks ceramah ini cocok untuk pidato berbakti kepada orangtua maupun persiapan lomba dai/daiyyah maupun pildacil. Berikut sajiannya:
Ceramah Berbakti Kepada Kedua Orang Tua. Ilustrasi oleh Free-Photos dari Pixabay |
Alhamdulillahilladzii hadz-dzaronaa min daaril-ghuruur. Wa amaronaa bil-isti'dadi liyaumil-ba'tsi wan-nusyuur. Ahmaduhu wa huwal-ghafuurus-syakuur. Amaro bibirril-waalidain, wa hadz-dzara 'anil-'uquuq.
Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad, wa 'ala ali Sayyidina Muhammad. Amma Ba’du.
Bapak Ibu Dewan Juri yang saya hormati, Bapak Ibu dewan guru yang saya hormati, serta teman-teman seperjuangan yang Insya Allah senantiasa dirahmati oleh Allah Subhana Wa Taala.
Segala puji hanya milik Allah yang memperingatkan kita akan dunia yang penuh dengan fitnah, serta memerintahkan kita untuk mempersiapkan diri menyambut hari kebangkitan; aku memuji-Nya dan Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Terpuji, memerintahkan berbakti kepada kedua orangtua, dan melarang dari durhaka.
Segala puji kehadirat Allah yang telah memberikan bergunung-gunung nikmat kepada kita selaku hamba.
Kita diberikan mata yang sehat sehingga bisa melihat indahnya langit ketika siang. Kita diberikan telinga yang baik sehingga bisa mendengar Ayah dan Ibu mengucapkan sayang.
Begitu pula dengan nikmat-nikmat lain yang takbisa kita sebut mulai dari bangun pagi, gosok gigi, sampai tidur lagi di atas ranjang.
Shalawat berbingkaikan salam mari sama-sama kita hadiahkan kepada Nabiyullah Muhammad Shalallahu alaihi wasaalam.
Mudah-mudahan dengan seringnya kita bershalawat, kita akan mendapat syafaat beliau di hari Kiamat nanti. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.
Yok, kita hadiahkan Sholawat...
Shalallahu ala Muhammad.... Shalallahu alaih wasallam.... (2x)
Hadirin, jamaah rahimakumullah... Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan ceramah bertema berbakti kepada kedua orang tua dengan judul Mencintai Kedua Orangtua Karena Allah.
Saya Mau tanya nih:
Siapa yang tadi pagi bangun tidak ngompol di kasur? (Saya...)
Siapa yang tadi pagi bangun lalu langsung nurut sama Ibu pas disuruh mandi air sumur? (Saya...)
Siapa yang tadi bangunnya sangat susah hingga harus digelitik mama? (Bukan saya)
Nah, bersyukurlah kita bila setiap hari selalu mengalami itu semua. Berbahagialah kita karena setiap hari selalu ditemani oleh kedua orangtua. Bergembiralah kita karena setiap detik selalu dicintai papa dan mama.
Mari ucapkan... Alhamdulillah.
Tapi, sekarang, saat ini juga, saat kita membayangkan wajah Ibu dan Ayah, maka sebenarnya sudah sebanyak apa kita membalas cinta mereka?
Ibu, mamak, emak, bunda, ummi, mother, sudah melahirkan kita setelah dulu bersusah payah mengandung hingga 9 bulan, kadang lebih, sekarang semakin tua, semakin renta, semakin keriput, dan begitu ingin untuk kita cintai dengan sepenuh hati setulus jiwa.
Sedangkan Ayah...
Tiap hari mencari nafkah, berjemur di bawah terik matahari yang begitu panas. Demi menanti bibit padi bertunas, demi menunggu panen kopi yang bernas, demi menyekolahkan kita agar menjadi orang yang cerdas.
Lalu,, mengapa Ibu dan Ayah harus dicintai?
Mengapa harus berbakti? Karena hal itu adalah perintah Allah, sebagaimana yang tertuang dalam Kalam-Nya:
Bismillahirrohmanirrohiim.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
(Waqodoo rubbuka allaa takbuduu illaa iyyaahu wabilwaalidaini ihsaanaa.)
“Allah mewajibkan tidak boleh kalian beribadah melainkan hanya kepada Allah dan berbuat baik kepada orang tua.” (Quran Suroh Al-Isro' ayat 23)
Bersandar pada firman Allah, berarti birrul waalidain alias berbakti kepada orangtua adalah wajib, kan?
Bahkan Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah menegaskan bahwa kita sebagai anak mesti mau mendengar ucapan kedua orangtua dengan baik, ikut berdiri ketika mereka berdiri, menuruti perintah mereka, tidak berjalan mendahului mereka, tidak bersuara lebih keras daripada suara mereka, tidak boleh bermuka masam layaknya rasa belimbing muda yang kecut, serta selalu berusaha menyenangkan hati mereka.
Lebih dari itu, Fala takulla huma Uffin, Kita juga dilarang berkata “ah, uh,” kepada Ibu maupun ayah. Mengapa? Karena perkataan tersebut bisa menyakiti hati kedua orang tua.
“Nak, tolong Ibu cuci piring Nak!” Ah. Nantilah Mak, aku mau rebahan.
“Nak, tolong urutkan pundak ayah Nak!” Aih lah. Ayah nih, orang lagi asyik nonton Upin Ipin episode terbaru.
“Nak, ini ada uang 20 Ribu, tolong belikan Emak garam dapur. Kembaliannya untukmu.” Oke siap laksanakan Mak! Lah, lah, lah, giliran ada duit saja kita semangat membantu.
Hadirin wal hadirat, Jamaah yang senantiasa dirahmati oleh Allah.
Sekarang, coba kita renungkan kembali:
Apakah kita selama ini selalu membantu Ibu sambil merengut?
Apakah selama ini kita menolong ayah biar bisa beli dua ekor ikan badut?
Apakah selama ini kita membantu keduanya menjemur kopi basah demi bisa jajan es rumput laut?
Nah, jika begitu, berarti kita mencintai Ibu bukan karena....Allah!
Berarti kita menyayangi ayah bukan karena....Allah!
Berarti kita berbakti kepada kedua orangtua bukan karena... Allah!
Lalu, bagaimanakah caranya berbakti kepada Ibu dan Ayah karena Allah?
Apakah tiap hari kita harus ajak Abah dan Emak ke kebun teh Kabawetan?
Apakah tiap hari kita harus memberi keduanya sekarung rambutan? Atau membelikan mereka durian?
Ternyata, tidak!
Cara mencintai kedua orangtua karena Allah adalah dengan bertulus hati menolong Ibu, ikhlas sepenuh jiwa membantu ayah demi menggapai Ridho Allah Azza Wa Jalla, Ridho Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
“Ridholloh fi Ridho Walidain...Wa Sukhtullohi fi Sukhtil Walidain”.
Ridho Allah terletak pada keridhoan kedua orangtua, dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan kedua orangtua. Hadis Riwayat At-Tirmidzi.
Hadirin, Jamaah rohimakumullah.
Sekali lagi, marilah kita bersama-sama meninggikan bakti kepada kedua orangtua. Senangi mereka, bertulus hati membantu mereka, serta berdoalah terbaik untuk keduanya.
Sebelum berdoa, mari kita tenangkan hati, mari kita berzikir memohon ampun kepada Allah.
“Astagfirullah, robbal baroya...Astagfirullah, minal hotoya” 2x
“Allahumma Fighfirlii Wa Liwaa Lidhayya Warham Humaa Kamaa Rabbayaa Nii
Shaghiroo”
“Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, serta berbelaskasihlah kepada mereka berdua seperti mereka berbelas kasih kepada diriku di waktu aku kecil.” Aamiin ya robbal aalamiin.
Demikianlah secarik dakwah yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi diri dan umat.
Makan jambu jangan langsung ditelan tapi dikunyah. Pelan-pelan jalan di tebing sawah nanti Jatuh.
Akhir kata, Wabillahit-taufiq wal hidayah, Wassalamualaiku Warahmatullah Wabarakatuh.
Teks ceramah versi word bisa diunduh di sini:
<<<Unduh Teks Ceramah>>>
Baca juga:
2 komentar untuk "Download Teks Ceramah Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Durasi 7-10 Menit"
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)