Guru, Berikut 3 Instrumen Utama Asesmen Nasional yang Perlu Kita Ketahui
Sejak akhir tahun 2020, rencana penghapusan Ujian Nasional semakin digencarkan. Puncaknya adalah di tengah tahun ini. Ketika masyarakat Indonesia sedang berjuang mengusir pandemi covid-19 dari negeri, akhirnya Ujian Nasional ditiadakan.
Pada dasarnya, penghapusan UN dilakukan demi melindungi anak-anak bangsa dari virus corona.
Tapi, siapa sangka UN akan ditiadakan lebih cepat dari rencana. Rencananya penggantian UN sejatinya baru akan digulir tahun 2021. Kenyataannya? 2021 kita akan melaksanakan Asesmen Nasional.
Yup, meski awalnya dijadwalkan pada bulan Maret, tapi karena kondisi dan ketidaksiapan sarana dan prasarana, AN akhirnya digelar pada periode Agustus-September 2021.
Lalu, apa itu Asesmen Nasional?
3 Instrumen Asesmen Nasional 2021. Gambar diolah dari Dokumen Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud |
Menilik dari buku saku AKM terbitan Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Kemendikbud), diterangkan bahwa Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu masing-masing sekolah, madrasah, serta program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.
Adapun fokus penilaian dalam Asesmen Nasional adalah kompetensi literasi, numerasi, karakter siswa, hingga kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan.
Nantinya, hasil penilaian bersifat menyeluruh sehingga tidak mengukur nilai siswa secara individu.
Lalu, bedanya dengan Ujian Nasional?
Hebatnya, Asesmen Nasional tidaklah menentukan kelulusan siswa. lulus atau tidaknya peserta didik di setiap jenjang satuan pendidikan tetap menjadi kewenangan satuan itu sendiri.
Asesmen Nasional sifatnya lebih mengarah kepada evaluasi sistem dari pembelajaran.
Maka dari itu, pelaksanaan Evaluasi tingkat nasional ini tidak akan dilaksanakan di akhir semester, melainkan dilakukan di tengah-tengah semester demi perbaikan kualitas proses pembelajaran.
Bahkan, Mas Mendikbud Nadiem Makarim sempat menuangkan mindset bahwa pelaksanaan Asesmen Nasional beda jauh dengan Ujian Nasional sehingga para pelaku pendidikan di lapangan tak perlu bersemak hati.
Mas Nadiem seperti yang tertuang di laman resmi Kemdikbud mengungkapkan bahwa, sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua bahwa Asesmen Nasional untuk tahun 2021 tidak memerlukan persiapan-persiapan khusus.
Selain itu, Mas Mendikbud juga menerangkan bahwa persiapan tambahan juga tak diperlukan karena nantinya akan menjadi beban psikologis tersendiri. Jadi, kita tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus demi Asesmen Nasional.
Lalu, apa saja instrumen Asesmen Nasional yang akan dilaksanakan tahun depan?
Setidaknya ada 3 instrumen utama yang menjadi perhatian khusus dalam penilaian proses pembelajaran ini.
Pertama, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Instrumen Penilaian AKM. Dok. Buku Saku Pusat Asesmen dan Pembelajaran/Kemendikbud |
Sekilas, AKM tidak berbeda jauh dengan UN. AKM adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Standarnya? Butir-butir soal yang menjadi standardisasi AKM adalah soal setingkat PISA (Programme for International Student Assessment).
Adapun dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).
Baik pada literasi membaca maupun numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari,serta keterampilan memilah serta mengolah informasi.
Butir-butir soal yang dihadirkan oleh AKM menuntut seorang siswa untuk ber-critical thinking dan berpikir secara problem solving. Alhasil, nantinya akan terukur kompetensi siswa secara mendalam, tidak hanya sekadar hafal materi saja.
Adapun Bentuk soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian. Soal-soal ini akan dikerjakan oleh siswa kelas V SD, VIII SMP, dan XI SMA/sederajat.
Tapi, tidak semua siswa yang akan mengikutinya. Tahun depan, siswa akan dipilih secara acak oleh Kemendikbud sehingga lebih meningkatkan kevalidan evaluasi.
Kedua, Survei Karakter
Survei Karakter Asesmen Nasional. Foto: Diolah dari Pixabay |
Pada dasarnya, survei karakter adalah salah satu upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Syahril menerangkan bahwa pendidikan karakter meliputi perwujudan Nilai Pancasila.
Mulai dari berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, cinta tanah air–persatuan Indonesia, kerakyatan-demokrasi, dan keadilan sosial, semua itu merupakan nilai-nilai yang tumbuh kembang di dalam sistem pendidikan Indonesia.
Alhasil, kompetensi emosional yang tersorot sekaligus diharapkan secara global nantinya meliputi peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkebhinekaan, global, bergotong-royong, bernalar kritis, mandiri, dan kreatif.
Sejatinya, Survei Karakter adalah salah satu bentuk kemajuan evaluasi pembelajaran bila sejenak kita bandingkan dengan UN. Terang saja, selama ini fokus evaluasi secara nasional barulah membahas tentang hasil secara kognitif saja.
Meskipun dalam Kurikulum 2013 sudah termaktub kolom nilai spiritual dan nilai sosial siswa, namun mindset tentang tinggi-rendahnya nilai pengetahuan dan keterampilan yang ada di rapor belum sepenuhnya berubah. Dalam artian, nilai berupa angka tersebut masih jadi patokan hasil belajar.
Maka dari itulah penilaian karakter siswa dalam proses belajar menjadi penting dan krusial. Hal ini bertujuan untuk membasmi tindakan perundungan di sekolah, serta meningkatkan adab hingga norma-norma yang berlaku di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
Ketiga, Survei Lingkungan Belajar
Survei Lingkungan Belajar. Foto: Diolah dari Pixabay |
Selain itu, sangat penting bagi pemerintah dan dinas pendidikan daerah untuk lebih jauh menyorot aspek fasilitas pendukung pembelajaran di tiap-tiap satuan pendidikan. Soalnya, kelengkapan fasilitas pendukung juga akan sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas belajar.
Sederhananya, dapat kita lihat dari PJJ yang masih berlangsung hingga hari ini. Salah satu tantangan besar pemerintah saat ini adalah kesenjangan fasilitas pendukung pembelajaran dari segi sinyal, ketersediaan buku ajar hingga kesiapan sarana dan prasarana kesehatan di sekolah.
Hal ini menjadi penting karena sekolah juga perlu lebih concern dan siap jika suatu hari harus menjalani proses belajar di tengah bencana. Biasanya, hal ini kita kenal dengan nama mitigasi bencana.
Nantinya, instrumen yang disodorkan dalam Survei Lingkungan Belajar akan berbeda tergantung pada siapa respondennya. Soalnya, kenyamanan siswa dalam belajar juga perlu seirama dengan kenyamanan guru dalam mengajar.
Semoga Bermanfaat.
Salam
Posting Komentar untuk "Guru, Berikut 3 Instrumen Utama Asesmen Nasional yang Perlu Kita Ketahui"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)