6 Cara dan Tahapan Promosi Jualan Secara Online di Media Sosial
Ada segunung cara promosi jualan online yang bertebaran di berbagai media sosial. Ada yang berkisah tentang personal branding, kiat memaksimalkan jangkauan medsos, hingga tips meningkatkan insight.
Hal tersebut semakin menegaskan bahwa sejatinya para pejuang rupiah perlu menempuh cara dan tahap-tahap tertentu agar sukses dalam berbisnis.
Bahkan, tahapan-tahapan itulah yang bakal menjadi tolok ukur tentang eksistensi brand alias barang dagangan kita.
Laris atau sepinya pelanggan datang selain tergantung pada rezeki hari itu, juga ada seberkas peran tentang bagaimana strategi pebisnis dalam menggaungkan promosi.
Alhasil, beruntunglah kita karena hari ini telah hadir wadah online yang disebut media sosial.
Terang saja, kita tidak perlu printing dan share brosur-brosur cetak ke rumah para warga hanya demi memperkenalkan barang dagangan. Cetak brosur itu mahal, Bro. Modal dari mana? Nyatanya tidak semua orang punya begitu banyak modal.
Maka dari itulah, mendingan kita promosi jualan di Facebook, story Whatsapp, Twitter, hingga toko online.
Meski begitu, kita tidak bisa asal-asalan melakukan promosi tanpa strategi. Seelok dan seindah apa pun barang jualan, kalau setiap detik beranda media sosial teman-teman hanya penuh dengan postingan kita, maka mereka akan bosan juga.
Bukannya bagus, hal tersebut bakal mengakibatkan akun dan nama kita menjadi kurang dicinta. Akun online alias medsos kita bisa dianggap spam, sedangkan nama kita akan dicap negatif baik oleh pengikut maupun media online terkait.
Bahaya, kan?
Maka dari itulah, dibutuhkan cara sekaligus tahapan dalam melakukan promosi secara online di media sosial. Teorinya bernama Hierarchy Of Effects Model. Kita kupas satu demi satu, ya:
Cara Promosi Jualan Secara Online di Medsos. Dok. Gurupenyemangat.com |
1. Awareness (Kesadaran)
Tahapan permulaan yang perlu kita kerjakan dalam melakukan promosi jualan di medsos adalah awareness alias kesadaran. Maksudnya? Dan contohnya, bagaimana?
Begini, yang jualan adalah diri kita sendiri dan hari itu pertama kalinya kita posting. Maka, postingan pertama yang kita hadirkan adalah untuk menimbulkan kesadaran kepada segenap teman di medsos sebagai media online.
Cara ini ditujukan agar mereka mengenali produk apa yang kita tawarkan. Sederhananya, mereka akan tahu bahwa kita baru saja memulai jualan produk A, B, C hingga Z.
Nah, mereka belum tentu langsung membeli, kan? Betul.
Bersyukurlah andai ada pelanggan pertama yang langsung mau beli barang jualan kita. Artinya mereka sudah memiliki kesadaran tentang maslahat produk yang kita jual.
2. Knowledge (Pengetahuan, Hasrat Ingin Tahu)
Jikalau barang atau produk jualan yang kita posting secara online adalah produk yang umum dan sudah dikenal (seperti makanan ringan, baju, gamis, dan sejenisnya), maka secara tidak langsung kita sudah berhasil melewati tahap dan cara ini.
Tetapi, jikalau produk jualan yang kita posting adalah barang dengan brand serta kelebihan tertentu yang belum diketahui pelanggan secara khusus, maka postingan pebisnis di setiap harinya memiliki tujuan untuk mengedukasi sekaligus mencerdaskan para calon pembeli.
Mereka mungkin belum akan langsung memesan produk melainkan hanya ingin tahu terlebih dahulu. Entah itu tentang kegunaan dari produk yang kita jual, kelebihan produk dibandingkan dengan brand lain, hingga keuntungan produk bagi mereka. So, kita perlu sabar.
3. Liking (Mulai Menyukai)
Nah, sekarang saatnya kita sudah masuk ke tahap dan cara ketiga, yaitu tahap di mana para calon pelanggan mulai menyukai produk jualan yang kita share di media sosial.
Sekali lagi si penyuka barang jualan belum tentu mau langsung beli loh, ya! Sederhananya, belum tentu mereka punya pitis alias uang ketika kita gencar melakukan promosi.
Jadi, selalu penting bagi kita para pedagang untuk melakukan promosi produk jualan secara rutin di berbagai media online.
Rajin posting produk , tapi sebisa mungkin jangan sampai digelari tukang spam. Kan kita sedang berniaga! Dengan cara itu, lama-kelamaan para calon pelanggan akan menanti postingan kita.
4. Preference (Produk Jualan Kita Mulai Jadi Preferensi)
Memasuki tahap keempat, perlahan produk atau barang jualan yang kita promosikan di medsos bakal dijadikan preferensi oleh para calon pelanggan. Begini, mereka mulai kepo alias penasaran.
Bagi calon pelanggan yang malu-malu kucing, biasanya mereka akan mencari sendiri data barang jualan kita. Bisa melalui mbah google, tanya-tanya pada tetangga, dan kalau rasa kepo-nya makin membuncah, maka mereka bakal japri dan bertanya kepada kita.
Jadi... bersiap-siaplah! Hehehe
Meski begitu, perlu diingat bahwa situasi tahap ini cuma berlaku bagi mereka yang masih rutin promosi di media sosial, ya. Kalau promosinya sesekali atau sebulan sekali, rasanya para calon pembeli yang kepo tadi sudah malas meneruskan rasa penasarannya. Sedih, kan! Hemm
5. Conviction (Situasi Ketika Pelanggan Ingin Menindaklanjuti Keyakinannya)
Setelah calon pelanggan mulai sadar, tahu dengan produk jualan kita, sudah dikomparasikan, serta sudah dijadikan preferensi yang bertelur menjadi keyakinan, mereka bakal menindaklanjuti keyakinan tersebut dengan bertanya kepada kita.
Entah itu lewat fitur percakapan online atau malah mengajak meet up, pokoknya calon pembeli ingin banyak banyak kepada kita. Sebut saja seperi jenis produk, keunggulan, harga, hingga bagaimana cara kalau nanti si calon juga ingin ikut menjalin kerja sama.
Di sinilah detik-detik penentuan bagi kita selaku pemosting produk jualan. Kita harus sabar ketika menjelaskan detail produk jualan. Di sinilah personal branding berlaku. Kita harus lakukan dengan sebaik-baiknya.
Kuncinya? Jujur!
Ya, kejujuran adalah kunci dan sangat penting di sini. Jikalau hanyaupaya untuk meyakinkan pembeli dengan iming-iming tertentu, rasanya ini malah jadi alamat bahaya. Mengapa? Karena suatu hari pelanggan bakal kecewa karena harapannya tak tercapai.
Maka dari itulah, sebagai pebisnis kita perlu terus menjaga kepercayaan pelanggan serta menerangkan kepada mereka tentang detail produk dengan apa adanya.
6. Purchase (Produk Jualan akan Dibeli)
Yes, akhirnya sampai juga kita di tahapan promosi jualan keenam, yaitu proses pembelian produk.
Nah, setelah melalui berbagai tahap sekaligus cara promosi, bersyukurlah kita ketika para calon pelanggan akhirnya mau membeli produk yang kita tawarkan. Istilah serupa yaitu closing (penutup).
Alhamdulillah, ya. Mudah-mudahan tiap-tiap produk yang laku menjadi berkah bin barokah bagi para penjual dan para pembeli. Aamiin.
Sebenarnya tujuan masing-masing pebisnis adalah untuk merengkuh tahap purchase alias pembelian. Meski begitu, ada hal lain yang lebih penting dari sekadar laku.
Kita sering mendengar ada istilah “Tidak Posting Maka Tidak Laku”, kan? Ya, tetapi bukan berarti kalau sudah laku, kita jadi berhenti mengedukasi maslahat sebuah produk.
Mengunggah manfaat, maslahat, ilmu baru, hingga keunggulan barang jualan online di media sosial perlu dilakukan secara rutin.
Begitulah cara kita dalam membangun personal branding serta menaikan value eksistensi produk yang selama ini dijual. Moga-moga berkah. Ya kan?
Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin. Selalu semangat berjualan dan senantiasa mencerdaskan pembeli melalui promosi, ya. Gas...Gaspool!
Salam.
Ditulis oleh Ozy V. Alandika.
Baca juga: Konsep Menabung Logam Mulia ala EOA Gold
Posting Komentar untuk "6 Cara dan Tahapan Promosi Jualan Secara Online di Media Sosial"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)