Ciri-ciri dan Bahaya Orang Munafik bagi Kemaslahatan Umat
Ciri-ciri dan Bahaya Orang Munafik. Foto diolah dari Pixabay |
Salah satu penyakit rohani yang sangat berbahaya ialah munafik atau nifaq. Kemunafikan dan orang yang memiliki sifat itu disebut munafik, asal makna “nifaq” ialah menampilkan yang baik sedang hatinya tidak begitu.
Munafik dalam arti populer ialah orang yang suka berpura-pura, lain di mulut lain di hati.
Kata An-nifaq dalam bahasa Arab berasal dari akar kata naafaqa-yunaafiqu-nifaaqan.
Kata ini diambil dari kata naafiqaa, yang berarti salah satu lubang tikus, jika dicari melalui satu lubang, maka tikus itu akan lari dan keluar melalui lubang yang lain.
Ada yang mengatakan an-nifaq berasal dari an-nafaq, yaitu lubang bawah tanah untuk bersembunyi, hal ini karena tersembunyinya kekufuran yang dimilikinya.
Sedangkan kata An-nifaq secara istilah syara’ berarti menutupi kekufuran dan memperlihatkan keimanan.
Dengan kata lain, orang munafik itu ucapannya berbeda dengan perbuatannya, lahirnya tidak sama dengan batinnya, yang nampak darinya bertentangan dengan apa yang disembunyikan dalam hatinya.
Dalam Al-Qur’an dilukiskan sikap-sikap dan identitas orang-orang munafik :
“Dan sebahagian dari pada manusia ada yang berkata : kami telah beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian, padahal mereka sebenarnya bukanlah orang-orangyang beriman. Dihati mereka ada penyakit,dan adalah bagi mereka sisksaan yang pedih karena mereka telah berdusta”. (QS. Al-Baqarah 9-10).
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok. Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka. (QS.Al-Baqarah 14).
Ciri-Ciri atau Sifat Orang Munafik
Sifat atau ciri-ciri orang munafik disebut didalam Al-Qur’an, yaitu:
Berbuat kerusakan di muka bumi, sesuai dengan firman Allah QS Al-Baqarah ayat 12:
"Ingatlah, Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.”
Membuat was-was (bimbang) dan selalu manis dalam bertutur kata, sesuai dengan firman Allah QS Al-An’am ayat 112:
“Sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).”
Menipu dan mengecoh sesuai dengan firman Allah QS Al-Baqarah ayat 9:
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.”
Mengejek dan tidak punya pendirian, sesuai dengan firman Allah QS Al-Baqarah ayat 14:
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok."
Malas, riya’ dalam ibadah dan lalai berdzikir kepada Allah Ta’ala.
Hal ini menunjukkan lemahnya tekad dan cita-cita, sesuai dengan firman Allah QS An-Nisaa ayat 142:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”
Ciri-ciri orang munafik lainnya seperti tidak mensyukuri atas karunia panca indera, mereka selalu mengawasi dan mengintai orang-orang beriman dan bersekongkol untuk menghabat mereka dalam setiap kali ada kesempatan, tidak mau tunduk kepada syari’at Islam.
Agak sukar juga mengetahui orang-orang munafik itu karena kepandaiannya menyembunyikan isi hatinya (lihat surat At-Taubah Ayat 101), namun ada tanda-tanda yang mengungkapkannya, sebagaimana diterangkan Rasulullah SAW :
“Tanda-tanda orang munafiq ada 3: dusta apabila berbicara, menyalahi apabila dia berjanji dan khianat apabila dia dia dipercayai.”(Riwayat Bukhari dan Muslim).
Ibnu Abi Mulaika bekata : “saya menemui 30 orang sahabat Nabi SAW. Yang amat menghawatirkan munafiq dalam dirinya. Dan dari Ali atau Hudzaifa r.a berkata : hati itu ada 4 macam. 1. Hati yang selalu dipancari oleh cahaya, itulah Qalbu Mu’min. 2. Qalbu yang tertutup itulah qalbu kafir. 3. Qalbu yang terbalik, itulah qalbu munafiq. 4. Qalbu yang padanya dua unsur, satu unsur cenderung kepada iman, dan satu unsur cenderung pada munafik, mereka itulah yang mencampurkan amal baik dan buruk.
Bahayanya Orang-Orang Munafik
Adapun bahaya yang ditimbulkan munafik itu ada banyak, baik diri pribadi yang bersangkutan maupun terhadap masyarakat luas. Jika kedustaan dan sikap bermuka dua telah membudaya, maka cepat atau lambat kepalsuan itu akan terbuka juga.
Suatu keadaan yang mempersempit ruang pegaulan si munafiq itu. Pihak yang merasa dirugika akan memutuskan hubungan dengan dia dan orang banyak akan mengucilkannya.
Demikian juga sikap menyalahi janji dan khianat terhadap amanah yang dititpkan kepadanya, berakibat buruk bagi diri si munafik itu sendiri.
Dalam sikap mengadu domba (devide at ampera), menghasut, membikin-bikin kerusuhan, meninggalkan perpecaha, menyebarkan fitnah, membuat profokasi dan berita bohong, yaitu diperankannya secara sembunyi-sembunyi, lempar batu sembunyi tangan, menggunting dalam lipatan dan menohok dari belakang jelas membahayakan jelas menimbulkan kerusakan.
Mengenai hal diatas Allah SWT berfirman:
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras. dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan, dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.Ungkapan ini adalah ibarat dari orang-orang yang berusaha menggoncangkan iman orang-orang mukmin dan selalu Mengadakan pengacauan.”(QS. Al-Baqarah 204-206)
Ada ahli tafsir yang menafsirkan al-hartsa dan an-nasla (tanam-tanaman dan binatang ternak) dalam ayat tersebut dengan “wanita” dan “keturunan.”
Dengan demikian orang munafik yang perkataan yang manis dan merayu itu, setelah pergi dia merusak kehormatan perempuan-perempuan yang dengan itu rusak pula keturunan.
Hal buruk yang akan terjadi sebagai akibat dari sifat munafik yaitu:
- Hubungan antar bangsa mundur sedikit demi sedikit. Persatuan dan kesatuan bangsa tidak harmonis lagi. Ini dapat menyebabkan segolongan umat menuduh umat yang lainnya.
- Akhlak bangsa menjadi rusak. Budi pekerti luhur berganti menjadi kebejatan moral. Tata tertib hukum tidak lagi diindahkan oleh seluruh lapisan umat. Perbuatan anarki merajalela dan tindakan kesewenang-wenangan terjadi diseluruh wilayah negeri.
Apabila poin 1 dan 2 diatas telah tampak gejala-gejalanya, taraf terakhir ialah kemusnahan dan kebinasahan umat. Mereka menjadi bangsa yang mati, terhapus dari kehidupan bangsa-bangsa di dunia.
Bahkan tidak mustahil bila bangsa lain akan menguasai mereka, bukan dari segi kemerdekaan tanah air, tetapi dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Apabila sudah terjadi demikian, bangsa itu sudah punah dan tidak berharga lagi dimata dunia.
Jadi, sebaiknya kita menghindar dari kemunafikan dan segala yang menyebabkan kemunafikan itu. Orang-orang yang munafik perlu kita jauhi agar tidak tertular kemunafikan.
Mendekati kemunafikan hanya akan menambah dosa bagi kita sebagai umat Islam. Karena munafik itu besar dosanya, di dalam munafik bisa terkandung fitnah, ghibah, hasad, dengki, dan lain sebagainya.
Semoga bermanfaat.
Taman Baca:
Muhammad Musa Nasr, Munafik Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2004
Hamzah Ya’qub, Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mukmin, (Jakarta: CV Atisa, 1994)
Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Membentuk Akhlak, (Bandung: pustaka Setia, 2001)
Posting Komentar untuk "Ciri-ciri dan Bahaya Orang Munafik bagi Kemaslahatan Umat"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)